Bagian 35 : Curhat

2.8K 434 10
                                    

Nasha tersenyum lebar menatap manisan mangga di hadapannya. Tidak ada angin ataupun hujan, Viora tiba-tiba ke rumahnya dan membawa manisan tersebut tanpa ia suruh. Mengusap perutnya yang sudah berusia tujuh bulan. Mulai menikmati manisan tersebut. Duduk di teras usai melebarkan tikar. Di hadapannya ada Viora yang sedang memainkan ponsel.

"Tumben lo baik?" Terkikik saat Viora mendelik kesal padanya. "Bercanda. Kenapa lo tiba-tiba bikinin gue manisan? Jangan bilang lo mau pinjem duit? Sorry aja nih, bukannya gue gak mau minjemin lo duit, kan bentar lagi gue mau lahiran, jadi duit tabungan gue gak bisa diganggu gugat dulu. Kalau lo mau minjem duit, di Odit aja. Tuh anak duitnya udah tumpah-tumpah."

"Bawel! Gue gak mau pinjem duit. Gue lagi gabut aja."

Nasha kembali terkikik, ia menoleh pada Shara yang telah duduk usai baring meminum susu. Shara meminta manisan tersebut. "Eh jangan, Nak. Ini pedas." Nasha berdesis pelan layaknya orang kepedasan. "Makan cokelat aja, ya?" Lalu menatap Viora. "Vi, mintol dong ambilin cokelat Shara yang ada di dalem kulkas. Yang pembungkusnya terbuka ya? Gue mager berdiri nih."

Nasha cukup terkejut saat Viora tanpa protes berdiri kemudian masuk ke dalam rumah, dan tidak berapa lama keluar membawa cokelat yang telah terbuka juga yang belum terbuka.

"Eh itu punyanya Shara!"

"Ck! Bagi satu doang. Pelit amat lo. Muntahin manisan tadi yang lo makan!"

Nasha mendengus pelan, ia mengelap tangannya lalu memotong cokelat kemudian memberikannya pada Shara agar anaknya itu tenang. Lalu kembali menikmati manisan mangga tersebut.

Saat Viora mendekatkan posisi duduk padanya, membuatnya menatap wanita itu yang sudah melahap habis cokelat yang diambilnya tadi.

"Gue... gue mau minta saran."

"Hah? Gak salah denger nih gue, lo minta saran?" Nasha tertawa saat Viora memukul lengannya membuatnya mendengus kesal seraya mengusap lengannya.

"Gue serius. Lo gak boleh ketawa ataupun nyengir." Nasha mengangguk patuh. Mulai serius menatap Viora.

"Temen Nina... ah ada temen Nina. Temennya ini cewek terus dia punya pacar. Em... pacarnya ini tuh punya masa lalu yang kelam..."

"Mantan napi?"

Ekspresi Viora berubah datar, Nasha menyengir kaku.

"Maksudnya kelam itu, dia punya masa lalu sama beberapa cewek. Sebut aja dia itu playboy. Terus Nina marah karena tau ternyata kelakuan pacarnya ini sama mantan-mantan sebelumnya sampai di luar batas. Wajar gak sih kalau Nina marah?" Viora menggeleng pelan. Meralat. "Lebih tepatnya dia sebenarnya gak boleh marah, kan? tapi dia marah... duh gimana sih jelasinnya." Viora menggaruk kepalanya sendiri karena bingung.

"Tunggu dulu, Vi." Kening Nasha mengkerut. "Tadi awalnya lo mau minta saran. Terus lo cerita kalau temen Nina punya pacar. Tapi kenapa malah lo bilang Nina yang punya pacar playboy. Maksudnya gimana sih? Gue bingung."

Kedua mata Viora berkedut menahan kesal, ia menghela nafas pelan kemudian mengibaskan tangannya. "Gak usah. Gak jadi." Lalu terdiam, mencomot manisan mangga di hadapannya.

Beberapa saat kemudian Nasha memekik membuatnya tersentak. "Ah lo bingung kenapa lo marah karena masa lalunya Saren sama mantan-mantannya, ya?"

"Kok gue sih?!" Viora langsung protes. Memicing tidak suka menatap Nasha yang kini tertawa.

"Kalau aja gue gak hamil, gue pasti udah ngakak sambil guling-guling!"

"Rese banget lo. Udah ah gue kesel sama lo!" Viora hendak beranjak, tapi Nasha menahannya.

Bittersweet Enemies Be LoversWhere stories live. Discover now