Bagian 36 : Pacaran Beneran

3.7K 453 23
                                    

June melongo melihat pizza ukuran large sudah dihabiskan Viora padahal ia tadi masuk ke kamar mandi tidak cukup sampai lima belas menit. Lalu wanita itu meneguk habis minuman soda kaleng.

Kemudian menatapnya dingin.

Nih anak dikasih makan malah natapnya kurang ajar, kalau kalimat tersebut keluar dari mulutnya saat ini juga. Bisa dipastikan kaleng minuman yang ada di tangan Viora melayang ke kepalanya.

Viora bersendawa. Sangat tidak sopan. Tapi June sudah maklum karena sudah biasa dengan tingkah kurang ajar wanita itu.

"Jun, waktu lo patah hati, lo ngapain?" June yang baru duduk di atas karpet menoleh menatap Viora. Lalu tawanya meledak.

"Nah! Kalau aja lo sama gue, lo gak bakal patah hati!" Tanpa Viora menjelaskan, ia pun langsung paham. Viora yang datang marah-marah ke sini lalu memaksanya memesan pizza, kemudian makan seperti orang kesetanan, ditambah pertanyaan wanita itu, June simpulkan jika Viora sedang patah hati.

June kira Viora akan memukulnya atau berteriak agar ia berhenti tertawa dan mengejek. Tapi ternyata wanita itu malah menangis. Memeluk kedua lututnya lalu menenggelamkan kepalanya di sela lututnya.

June terdiam. Dari empat sahabatnya, Viora yang paling kuat dan tidak pernah menunjukkan kesedihannya. Bahkan menangis saja tidak pernah. Saat Viora mendapatkan tindakan kurang ajar dari seniornya tempat kerjanya dulu lalu berhenti bekerja, saat orang tua Viora mengalami kebangkrutan, wanita itu tidak menangis. Hanya marah-marah untuk melampiaskan kesedihannya.

"Butuh pelukan?" Tawar June dengan suara pelan.

Viora menegakkan kepala. Menatap June dengan air mata yang bercucuran. "Kenapa sih gue harus jatuh cinta sama cowok bajingan, Jun?!"

"Karena lo tolol."

"Sialan!"

Keduanya tertawa, Viora menyeka air matanya lalu menghembuskan nafas pelan. "Rasanya sakit banget. Pantes aja Nasha dulu nangis kejer pas patah hati. Jadi gini ya rasanya." Viora meringis pelan. Dulu begitu meremehkan Nasha dan mengatakan temannya itu sangat berlebihan saat patah hati, tapi ternyata tidak seperti itu.

Rasanya benar-benar sakit....

"Emang Saren apain lo? Dia punya cewek lain?"

Viora kembali menatap June. "Lo tau kan kalau hubungan gue sama Saren cuma pura-pura dan waktunya cuma sebulan. Dan gue baper, terus waktunya habis."

"Ck! Dari awal juga gue gak setuju! Lo sih kepala batu, jadi kena batunya, kan? Sakit sendiri kan lo!"

"Jun, gue lagi sakit hati kenapa malah dimarahin sih?!" balas Viora ketus. Membuat June mendengus kesal. Ternyata Viora lebih merepotkan saat patah hati daripada temannya yang lain.

"Butuh hiburan, gak?"

"Gue gak mau ke club!" June mendengus kesal lalu menoyor kepala Viora. "Terus ke mana?"

Ternyata June mengajaknya ke timezone membuat Viora melongo. Tapi kemudian begitu antusias memainkan permainan yang ada di sana. Mulai dari house. Menembak para zombie seakan itu adalah sosok yang membuatnya patah hati. June melongo melihat Viora yang tertawa seraya mematikan para zombie tersebut. Nih anak gak gila, kan? Pikirnya.

Kemudian mereka beralih bermain dance dance revolution. Melawan June yang bergerak kaku tentunya langsung dikalahkan. June mendengus kesal karena Viora mengejeknya.

Permainan ketiga mereka memilih air hockey. Masih ada dua anak kecil yang bermain membuat mereka menunggu, tapi Viora yang tak sabaran menyuruh anak kecil itu berhenti. Bahkan merampas pin hoki membuat dua anak kecil itu merengut kesal. "Lo berdua udah dari tadi mainnya!"

Bittersweet Enemies Be LoversWhere stories live. Discover now