20| solution

247 42 1
                                    

"Jihoon-a lo pulang aja sekarang, biar gue yang disini temenin kakaknya Asahi." Hyunji menyuruh Jihoon untuk kembali ke dorm karena Asahi sudah ditemani oleh sang kakak.

Jihoon melangkahkan kakinya meninggalkan rumah sakit untuk menuju dorm yang sudah beberapa tak ia pulangi.

"Tumben balik? Biasanya Asahi gak mau ditinggal sama elo." Hyunsuk menghampiri Jihoon yang merebahkan badannya di sofa ruang tengah sesaat setelah ia sampai dorm.

"Kakak Asahi dateng dari Jepang." Jihoon menjawab dengan mata terpejam, tubuhnya terasa lelah.

"Hah?! Kok bisa? Kapan?"

"Tadi pagi kakak Asahi sampek di Korea, dia ada perjalanan bisnis gitu, terus pengen ke--" beleum selesai berbicara Jihoon malah tertidur.

"Ke? Jihoon-a? Eh malah tidur belum juga selesai ceritanya,"

"Jihoon-a?" Hyunsuk mencoba membangunkannya.

Dengan sedikit kaget Jihoon kembali bangun, "terus pengen ketemu Asahi, jadi apa boleh buat gue sama Hyunji nuna ter--"

"Udah, udah, lo lagi capek, besok aja lagi ceritanya, pindah ke kamar sana jangan tidur disini nanti badan lo sakit semua kalo tidur disini."

Jihoon mengucek matanya yang terasa sangat berat, ia menyeret kakinya dengan paksa menuju kamar kemudian menjatuhkan badannya ke kasur Asahi, merangkul boneka hiu kesayangan Asahi.

Hyunsuk mengikuti Jihoon dari belakang membawa jaket dan tas yang Jihoon tinggalkan di sofa, kemudian ia taruh di kursi kamar Jihoon.

"Gue matiin ya lampunya, suguhaesseo Park Jihoon."

























"Saya ingin berbicara dengan dokter besok, saya ingin tau bagaimana kondisi Hi-kun." Kakak Asahi menemui Hyunji yang menunggu di luar ruang seteril yang ditempati Asahi.

"Baiklah, besok saya temani bertemu dengan dokter yang merawat Asahi."


































"Onee-chan?" Asahi terkejut saat ia terbangun pada pagi hari sang kakak sudah berada disampingnya, ia mengedipkan matanya beberapa kali untuk memastikan bahwa apa yang ia lihat sekarang adalah benar - benar sang kakak.

"Hi-kun,"

"Onee-chan," Asahi mulai meneteskan air matanya, ia sadar bahwa yang ia pandangi sekarang adalah benar - benar sang kakak.

Onee-chan menghapus air mata Asahi dengan lembut, "kenapa nangis?"

"Aku seperti sedang bermimpi, onee-chan ada disini."

"Kamu gak lagi mimpi, onee-chan benar - benar disini di hadapan kamu."

Asahi tersenyum bahagia, ia bahagia bawasannya kakak yang bebrapa tahun tidak ia temui sekarang berada di hadpanya, dan ini nyata, bukan mimpi.

"Kamu sudah merasa baikan Hi-kun?"

Asahi mengangguk,

"Kenapa gak menghubungi onee-chan saat kamu lagi kayak gini? Aku kaget saat kemarin Hyunji bawa aku kesini."

"Aku gak mau nyusahin keluarga di Jepang, aku masih bisa ngatasin ini sendiri."

"Hei, kamu gak boleh gitu, aku ini keluarga kamu Hi-kun, aku berhak tau saat kamu seperti ini, papa, mama, bahkan adek juga berhak tau kondisi kamu seperti ini."

Asahi mulai meraih tangan sang kakak, "please, aku gak pengen keluarga di Jepang tau kondisi aku, cukup onee-chan aja yang tau."

"Kenapa?"

"Aku gak mau semuanya nadi ikut repot ngurusin aku."

"Hi-kun, kita itu keluarga, gak ada yang namanya repot kalau sudah menyankut salah satu dari kita."

"Please onee-chan, kabulin satu permintaan aku ini untuk ngak kasih tau mereka." Asahi mengenggam erat tangan kakaknya, memasang eksperesi memohon.

"Baiklah," dengan terpaksan onee-chan mengiyakan permintaan adiknya yang terus memohon itu.

"Arigatō," Asahi tersenyum lega.

"Kamu ya, dasar, dari dulu emang gak pernah berubah, gak pernah mau nyusahin keluaga." Onee-chan mengacak rambut Asahi lembut.

"Oh iya, kenapa onee-chan bisa ada di Korea tiba - tiba?"

"Aku ada perjalanan bisnis, tadinya cuma mau ketemu kamu sebentar, tapi liat keadaan kamu kayak gini onee-chan memutuskan untuk ambil cuti, onee-chan pengen ngerawat kamu dulu disini."

"Onee-chan aku baik - baik aja, kamu bisa selesein pekerjaanmu dan kembali ke Jepang, kalau kamu terlalu lama disini orang rumah bakalan curiga."

"Tenang, orang rumah gak bakalan tau, aku udah pindah dan tinggal sendiri setelah memiliki cukup uang, dan mereka semua juga gak tau kalau aku sedang ada kunjungan ke Korea. Hi-kun, kamu gak perlu khawatir soal itu."

"Terus pekerjaanmu gimana? Kamu gak perlu sampai ambil cuti, aku baik - baik saja."

"Udah ah, kamu jangan cerewet terus, onee-chan pokoknya mau ngerawat kamu dulu."

"Onee-chan, arigato."

"Emm." Sang kakak mengangguk sambil tersenyum hangat.

"Onee-chan keluar dulu ya, ada janji sama dokter kamu. Sekarang kamu istirahat, itu udah keliatan capek."

Asahi mengangguk, sambil tersenyum kemudian mulai memejamkan matanya. Sang kakak membenahi selimut yang membungkus adiknya supaya Asahi tak kedinginan.



































"Pagi dok," Hyunji masuk bersama kakak Asahi kedalam ruangan dokter yang biasa merawat Asahi.

"Perkenalkan ini kakak Asahi, kemarin baru datang dari Jepang, dia ingin penjelasan tentang kondisi Asahi saat ini seperti apa."

"Konnichiwa, Hamada-desu"

(Pada umumnya, di Jepang seseorang akan dipanggil dengan nama keluarganya (marga) bagi yang baru mengenal atau tidak begitu dekat. Nama asli (nama belakamg) hanya dipakai untukseseorang yang sudah dekat, seperti keluarga, sahabat, atau teman dekat saja.)
(Terus jujur emang belum ada yang tau nama kakak Asahi itu siapa, termasuk aku ^^)

Untung saja sang dokter mengerti dan bisa berbahasa Jepang, jadi tidak ada kesulitan apapun untuk mereka berkomunikasi.

"Begini Hamada-san, kondisi pasien sedang benar - benar drop, dan berhubung sudah ada pihak keluarga disini saya bisa menyarankan untuk melakukan Transplantasi Sumsum Tulang, keuntungan dari transplantasi ini bahwa sel punca donor dapat membuat sel kekebalan yang dapat membantu menghancurkan sel-sel kanker di pasien sehingga meningatkan tingkat kesembuhan. Sumsum tulang sehat yang ditransplantasikan dapat mengembalikan kemampuan memproduksi sel-sel darah yang pasien perlukan. Apabila berhasil dilakukan transplantasi sumsum tulang, kemungkinan pasien sembuh sebesar 70-80 persen, namun masih ada kemungkinan untuk kambuh lagi. Kalau tidak dilakukan transplantasi sumsum tulang, angka kesembuhan diperkirakan hanya 40-50 persen.

Kakak Asahi dan Hyunji membuang nafas lega, karena ada jalan keluar untuk kesembuhan Asahi.
Sebelumnya Hyunji juga sudah diberitahu tentang hal ini tapi apa daya kemauan Asahi untuk tidak memberi tahu keluarganya di Jepang menghalanginya.

Terlihat kakak Asahi berkaca - kaca mendengar kabar baik ini.

ASA HI 'SILVER BOYS' ✓Where stories live. Discover now