22| HI-KUN!!!

306 35 2
                                    

Kakak Asahi mengengam erat tangan Asahi, "kamu bisa sembuh."

"Bagaimana mungkin?" Asahi masih kebingungan, tidak mungkin ia akan segera sembuh tanpa sebuah keajaiban.

"Dek, kakak bakal jadi pendonor sumsum tulang belakang buat kamu. Kamu akan sembuh, hiks..." kakak Asahi mulai menitihkan airmatanya.

Asahi menangis.

Kakak beradik itu menangis bahagia bersama.

"Seharusnya kamu bilang lebih awal ke kakak, kamu gak perlu kesakitan terlalu lama seperti ini. Itu gunanya kamu punya kakak, itu gunanya kamu punya keluarga Hi-kun. Saat kamu kesulitan kami pasti bantu, dan nanti kalau yang lain kesulitan pasti kamu juga bakalan bantu kan? Jadi gak usah takut lagi untuk merepotkan satu sama lain, kita keluarga."

"Maaf, aku berfikiran sempit. Aku cuma gak mau bikin repot."

"Gak ada kata repot untuk yang namanya keluarga. Gini buat saat ini kakak gak akan kasih tau kelaurga di Jepang dulu, kakak bakal rawat kamu sampai sembuh setelah itu kakak akan pulang ke Jepang dan pelan - pelan kakak bakal jelasin semuanya ke mama, papa, sama adek."

Asahi mengangguk mengerti. Ia memiliki harapan untuk hidup lebih lama, Asahi dapat meraih mimpinya menjadi seorang idol bersama para hyung SILVER BOYS.

"Arigatō onee-chan."






















"Hyung, gue bakal sembuh!" Dengan nada yang sangat bahagia dia menelfon Jihoon.

"Gue udah tau."

"Kok gitu sih responnya?" Suara Asahi terdengar kecewa.

"SELAMAT ASAHI!!!" Sorakan para hyung terdengar dari hp Asahi. Jihoon tadi hanya berpura - pura untuk memberikan kejutan ini.

"Lo denger kan?" Jihoon kembali mengambil alih hpnya.

"Iya," Asahi berkaca - kaca.

"Gue seneng banget Sahi denger berita ini, sampek gue nangis tau!"

"Hyung gomawo, jeongmal gomawo. Makasih selama ini udah gerawat gue hyung."

"Sama - sama Asahi."

"Hyung, Noa hyung ada disitu? Gue mau ngomong donk?"

"Ada, bentar gue kasihin hpnya."

"Mosi mosi." Noa membuka pembicaraan.

"Hyung, lo gak jenguk gue? Jahat banget sih?!"

"Mian, hee.. iya nanti rencananya gue mau kesitu."

"Bener ya?"

"Iya. Maaf ya,"

"Gak papa, gak perlu minta maaf."

"Yaudah, istirahat gih, jangan kecapean."

"Iya hyung."

Tut...

Hari ini adalah hari paling bahagia untuk Asahi, ia menerima kabar bahwa ia dapat sembuh. Ia bisa segera melanjutkan untuk mengejar mimpinya.

🤖




















"Pulanglah jika kamu lelah, tidak apa-apa. Mama akan selalu memasak untukmu."

"Hi-kun akan pulang Ma."


Setelah mendapat telfon dari Mama-nya, Asahi memutuskan untuk pulang ke Jepang.



























"Dek bangun," Kakak Asahi mengoyak sedikit tubuh Asahi, saat Asahi menangis dalam tidurnya.

Asahi terbangun perlahan, ia semakin menangis saat terbangun.

"Kamu kenapa?"

"Aku mimpi, mama telfon aku, nyuruh aku pulang terus aku bilang ke mama aku akan pulang."

"Tenang ya, itu cuma mimpi. Mimpi hanya bunga tidur."

Kakak Asahi memeluk tubuh Asahi supaya ia menjadi lebih tenang.
"Udah jangan nangis lagi."

"Aku takut, mimpinya seperti benar - banar nyata. Aku jadi kangen mama."

"Gak papa sekarang kangen mama, sebentar lagi kamu bisa sembuh, setelah sembuh kamu bisa pulang beberapa hari ke Jepang sebelum melanjutkan aktifitas trainee mu."

Asahi mengangguk, ia mengerti tapi ketakutan masih menyelimutinya. Entah rasa takut seperti apa, tiba - tiba saja dirinya dipenuhi kegelisahan.

Rasa bahagia beberapa jam yang lalu seperti sirna dalam sekejap.












"Mosi mosi, ada apa Noa?"
Kakak Asahi mendapat telfon dari Noa.

"Kak, aku ada di depan pengen jenguk Hi-kun."

"Oh iya sebentar ya, aku keluar sekarang."

Karena hanya satu orang yang dapat menunggui Asahi jadi jika ada yang menjenguk mereka harus bergantian, tentu dengan prosedur yang sangat ketat karena ruangan Asahi adalah ruangan khusus.

"Kakak keluar dulu ya, Noa dateng pengen ketemu kamu. Udah jangan murung terus."

Asahi mengangguk, dirinya masih belum tenang sama sekali, kegelisahan dan ketakutannya sangat menganggunya.

Saat kakaknya hendak melangkah, Asahi memegangi tangan kakaknya. Sang kakak menoleh sambil tersenyum, mengelus tangan Asahi sebentar kemudian melepaskan gengaman itu, ia akan segera keluar untuk bergantian dengan Noa.

Asahi pasrah.



















"Hai Noa, apa kabar?" Kakak Asahi merangkul tubuh Noa.

"Baik kak, kakak sendiri gimana?"

"Baik."

Semua anggota keluarga member SILVER BOYS memang sudah saling mengenal dan dekat dengan para member.

"Seunghun kan? Apa kabar?" Kakak Asahi bergantian memeluk tubuh Seunghun, kakak Asahi benar - benar ramah.

"Baik kak." Seunghun sesikit - sedikit fahan bahasa Jepang. Kalau hanya hal dasar seperti yang barusan kakak Asahi lontarkan Seunghun masih bisa menjawabnya.

Menjadi trainee YG Ent. mereka juga diajari bahasa Jepang, karena nantinya pasti akan ada promosi atau konser yang akan diselenggarakan di Jepang.

"Syukurlah kalau semua baik."

"Aku denger kabar Asahi, makanya aku kesini. Syukurlah Asahi bisa sembuh. Aku seneng banget dengernya."

"Iya Noa, Asahi bisa segera sembuh. Kakak juga seneng banget, hehe..."

"Yaudah kamu masuk gih, biar Seunghun sama kakak disini, nanti gantian masuknya."

"Hyung gue dulu apa lo dulu yang masuk?"

"Lo dulu aja Noa, lo yang belum pernah jenguk Asahi. Gue nanti aja gak papa."

"Yaudah, gue masuk dulu hyung."

"Iya."




















































Ceklek...

"Hi-kun?!"

"HI-KUN!!!"





____________
_______________________________
Terimakasih sudah baca sejauh ini ♡
Terimakasih juga untu 1 K 👁

ASA HI 'SILVER BOYS' ✓Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu