1

282 14 0
                                    

Tanpa terasa satu Minggu berlalu semenjak pemakaman Singto-Krist. New melihat pemakaman mereka melalui berita televisi, New tak bisa menahan tangisnya, ia menangis didalam dekapan teman-teman nya. Beruntung ia memiliki banyak teman yang memberinya semangat, menghibur New saat ia kembali mengingat Singto-Krist.

New hanya dapat melihat dari berita-berita tentang keluarganya melalui sosial media miliknya, beberapa kali ia melihat Gun, adiknya yang di undang ke acara talk show. Melihat Gun yang baru saja lulus SMA harus mengasuh Fiat yang saat ini masih dirawat dirumah sakit. Seharusnya kini Gun melanjutkan pendidikannya, namun harus ia tunda. Yah... Fiat membutuhkan seseorang yang bisa merawatnya.

Memang kedua orangtua mereka ada, namun mereka tidak bisa selama 24 jam disamping Fiat, mereka memiliki pekerjaan yang harus mereka kerjakan.

New mendudukkan dirinya, menyeruput kopi hangat. Kini jarinya menari dengan indah diatas keyboard komputer didepannya.

Seperti hari biasanya New akan mengerjakan tugas kuliahnya, ia akan berada didepan komputer seharian penuh, terkadang ia tak tidur hanya demi menyelesaikan tugas kuliah yang terus saja dosen berikan setiap harinya.

Hampir 2 jam New berada didepan komputernya tanpa mengalihkan matanya sedetikpun. Jika saja notifikasi hpnya tidak berdering, mungkin New akan terus menatap layar komputer yang menampilkan tugas-tugas.

Ia lihat Gun mengiriminya foto serta Video Fiat yang kini sudah boleh pulang, dapat ia lihat luka ditangan serta wajah anak manis itu. Fiat masih terlalu kecil bukan untuk menanggung semuanya seorang diri? Yah... Beruntung kini Gun menemaninya.

New mengetik balasan untuk Gun.

Setelah membalas pesan itu, New menyandarkan tubuhnya, sejenak ia melihat-lihat sosial media nya. Beberapa berita tentang kematian sang kakak memenuhi berandanya.

Namun, satu berita yang menarik perhatian New.

"...saya mengajukan hak Asuh, karena saya merasa saya kakek nya dan saya memiliki hak atas Fiat..."

Hak atas Fiat?

New menertawakan segala ucapan pria setengah abad itu. Sepertinya ia lupa posisinya sendiri karena usianya sudah terlalu tua.

New tidak terlalu menanggapinya, ia yakin jika hak asuh Fiat akan jatuh pada keluarganya.

New kembali mengutak-atik hpnya, hingga tanpa sengaja matanya melihat artikel tentang hak asuh dan ahli waris Fiat.

Sedikit penasaran, New membuka artikel itu. Membaca setiap kata yang tertulis dalam artikel itu.

"...karena Singto itu 'kan anak saya dan Ciize itu adik kandung nya Singto. Ciize tetap memiliki hak atas apa yang Singto miliki."

New mengernyit. Oh sungguh! Pria tua gila harta! Ingin sekali New memukul wajah menyebalkan itu. Apa dulu ia tidak sekolah? Sejak kapan semua barang milik Singto milik mereka juga? Dimana otaknya?! Oh sungguh! Jika bisa New ingin membantainya saat ini juga! Mengapa Krist begitu sial hingga memiliki martua yang begitu bodoh? Dimana ia meletakkan otak nya? Oh! Atau ia tidak pernah menggunakan otak dan akal sehatnya? Pantas saja Singto tidak pernah akur dengan ayahnya.

"...saya ingkn mencairkan asuransi milik Singto untuk Fiat, untuk pendidikan Fiat nantinya..."

Oh! New tidak yakin! Jika memang untuk pendidikan Fiat nantinya mengapa harus ia yang mengambilnya? Kenapa tidak ia simpan saja sampai saat nanti Fiat sudah cukup umur untuk bersekolah.

Oh! Benar-benar! Sepertinya New harus kembali ke Thailand hanya untuk membantai manusia gila harta yang bodoh seperti pria tua satu ini! New akan pastikan ia akan menendang wajah menyebalkan itu, dan New akan pastikan bahwa ia tidak akan pernah mendapat sepeserpun harta warisan! New menjamin nya!!!

TerrorWhere stories live. Discover now