4

101 7 0
                                    

Arm menerobos masuk apartemen New, membuat 3 pemuda didalam sana terkejut akan kehadiran Arm.

Arm menghiraukan Tay serta Off, ia langsung menuntut penjelasan dari New.

Setelah melihat acara gossip yang sungguh membuat teman-teman kuliah Arm heboh, bagaimana tidak?

Film baru saja melapor ke polisi jika dirinya tengah diteror, semua barang elektronik miliknya di hack entah oleh siapa.

Banyak yang mengapresiasi tindakan itu, namun ada pula yang mengatakan hal-hal negatif, bukankah itu tidaklah sopan? Mengganggu privasi.

New belum sempat menjawab saat Alice datang, melakukan hal yang sama seperti yang Arm lakukan.

"Gua cuman mau dia kasih dia pelajaran." Sahut New singkat.

Terdengar helaan nafas dari Arm. Mengapa New begitu nekat? Banyak kemungkinan buruk yang bisa saja menimpa New. Meski banyak yang memuji tindakan itu, namun ada juga yang menentang tindakan yang New lakukan.

"Lu harus maen lebih cantik." Ucap Arm dengan seringai yang membuat New mengernyit tak mengerti.

...

Pemuda mungil itu melempar tasnya, berlarian menyusuri rumah memanggil papa serta Pho nya.

Pemuda manis bernama Gun itu yakin jika kedua orangtuanya belum membaca berita, mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka, dan saat ada waktu sudah pasti mereka berikan untuk Gun dan Fiat, mengingat hanya tinggal mereka yang ada di Thailand saat ini.

Gun memberikan hp nya pada sang ayah, membiarkan sang ayah membaca artikel yang kini ada di layar hp nya.

"P'Film di teror, Pho. Papa." Ucap Gun sedikit menjelaskan.

Gun sendiri tidak mengerti mengapa Film kini diteror, bukan kah ia tak salah? Tidak ada yang salah dalam kematian Singto serta Krist. Itu hanya kecelakaan yang tidak disengaja. Gun yakin, Film juga tidak menginginkan hal ini terjadi. Tidak ada yang menginginkan hal buruk terjadi, bukan?

"Kenapa dia diteror?" Tanya Papa Gun.

"Gun juga ga tau Pa. Kenapa P'Film sampe diteror?" Sahut Gun.

Guy memberikan kembali hp nya pada Gun. "Mungkin cuman orang iseng." Ucapnya berusaha untuk berpikir positif. Papa Gun serta Gun mengangguk setuju, mungkin memang hanya orang iseng, berusaha untuk membuat Film merasa takut.

Namun, Gun masih bertanya-tanya. Kesalahan apa yang Film perbuat hingga ia mendapat teror?

...

Beberapa hari setelahnya.

Arm meretas hp Film. Kali ini ia mengambil semua data-data yang ada didalam hp itu, segala pesan, telpon yang masuk dan sebagainya.

Ia akan mengancam Film dengan bukti-bukti yang ia dapat, membuat Film menyerahkan diri ke pihak kepolisian. Jika caranya tidak berhasil, Arm serta yang lain akan menyebarkannya. Tidak peduli jika nanti mereka akan ditanggap atau semacamnya karna menyebar informasi pribadi.

New meletakkan kopi hangat diatas meja itu, berdiri dibelakang Arm melihat betapa lincahnya jari Arm saat berada di atas keyboard itu.

Arm menghentikan jari-jari nya, melihat kini komputer nya tengah loading untuk menyerap data-data yang ada di sana.

"Nah, tinggal tunggu." Gumam Arm meregangkan tubuhnya. Mengambil cangkir kopi hangatnya dan menyeruput dengan santai

Hingga beberapa saat kemudian, semua data itu sudah Arm dapatkan, membuka beberapa data, mencari data yang mereka butuhkan.

Arm serta New membaca beberapa pesan masuk, hanya beberapa pesan tak penting yang sungguh tidak mereka mengerti. Hingga kini mata mereka menemukan pesan janggal, hanya ada dialan nomor yang begitu asing. Pesan yang membuat New serta Arm bertanya-tanya siapa pengirim pesan itu.

Sisa uangnya bakalan dikirim abis kecelakaan.

Buat semuanya mati.

Kalo mereka semua mati kita bakalan dapet uangnya lebih gampang.

Begitulah isi pesannya. Pesan yang tentu membicarakan kematian Singto dan Krist. Semuanya sudah direncakan sejak awal, Film berniat membunuh semua yang ada didalam mobil.

New mengepal tangannya, begitu emosi setelah mengetahui bahwa itu bukanlah kecelakaan biasa. New bersumpah ia akan menjebloskan Film ke penjara, bagaimana pun caranya, New akan pastikan mereka akan mendapat hukuman yang setimpal.

"Gemana menurut lu?" Tanya Arm. Ia pun sama emosinya, ingin sekali rasanya Arm membunuh Film saat itu juga.

New sempat terdiam. Jika ia membeberkan pesan itu, mungkin orang dibalik akan bersembunyi. New harus mencari siapa pelaku sebenarnya sebelum ia memberi hukuman yang setimpal pada Film.

"Gua mau cari tau siapa yang ngirim pesan ini." Sahut New.

Malam itu, New, Arm, Off, Tay dan Alice menyusun rencana mereka.

Mereka akan mengikuti Film, melihat apa saja kegiatan yang ia lakukan didalam rumah maupun diluar rumah, kemana saja gadis cantik itu pergi, siapa saja orang yang ia temui.

Tay, New dan Off akan mengawasi rumah Film selama beberapa hari, sedangkan Arm dan Alice yang akan mengikuti Film kemana gadis itu pergi, dengan siapa gadis itu bertemu, untuk apa Film keluar rumah, apa saja yang Film bicarakan dengan orang yang mungkin saja penyebab kematian kedua kakak New.

...

Pagi hari.

Seperti yang New katakan. Ia akan mengawasi rumah Film, ia hanya bersama Off, Tay saat ini ada kelas sedangkan Off bolos latihan. Mengatakan jika ia akan menjaga New.

Meski pada nyatanya, Off tidak melakukan apapun. Mereka hanya duduk didalam mobil sepanjang hari memperhatikan rumah itu.

Mereka sempat melihat Film yang keluar rumah, entah kemana mobilnya itu membawa Film pergi, New hanya bisa menghubungi Arm, mengatakan kini Film sudah meninggalkan rumahnya.

Sedangkan Arm dan Alice yang ada dipersimpangan jalan segera menyalahkan mesin mobilnya, menginjak gas setelah matanya melihat mobil Film melintas.

Mereka mengikuti Film, Film kini pergi menuju pusat perbelanjaan yang ada di Bangkok, mungkin ia membutuhkan sesuatu untuk dibeli, atau mungkin hanya untuk sekedar menghilangkan stress saja.

Mereka mengikuti Film, begitu banyak barang yang Film beli, yah... Mungkin ia hanya ingin menghabiskan waktu luangnya, mengisi kekosongan waktu.

Film tidak bertemu dengan siapapun, setelah selesai berbelanja, Film kini pulang. Arm hanya mengatakan jika mereka sedang menuju jalan pulang.

Namun, saat ditengah perjalanan, Film mengubah arah mobilnya. Mobil itu melaju menuju cafe pinggir jalan, mungkin memang Film masih ingin bersantai-santai.

Dapat dilihat Film memasuki cafe itu, duduk disalah satu bangku, mengeluarkan hp untuk mengusir rasa bosannya.

Arm dan Alice tak keluar dari mobil mereka, hanya mengamati Film dari kejauhan saja.

Namun itu tidaklah lama, saat ia melihat siapa yang baru saja duduk didepan gadis itu.

Mereka memutuskan untuk segera masuk dan duduk disalah satu meja yang berbeda 3 meja dari meja Film.

Arm dan Alice harus menajamkan pendengaran mereka, percakapan Film dan pria setengah abad itu tidak terdengar jelas dikarenakan musing yang kini menggema di ruangan itu.

"New." Bisik Arm, ia hanya ingin memberi sedikit informasi pada New.

"Lu ga bakalan percaya siapa yang sekarang duduk sama Film." Lanjutnya.

"...itu ayah martua Abang lu."

TBC...

23/12/21
Ni-Gun

TerrorWhere stories live. Discover now