6

86 5 0
                                    

Disinilah mereka. Tiga pemuda itu duduk beberapa meja dari gadis yang kini tengah berbincang santai dengan pria tua setengah abad itu.

Sebelumnya, Off sudah memasukan alat penyadap suara ke kantung jaket Film.

Bagaimana caranya?

Mudah saja. New meminta bantuan pada salah satu karyawan cafe untuk meletakan penyadap suara dibawah meja Co dan Film tempati, New hanya ingin tau apa yang mereka bicarakan.

Tay mengeluarkan hpnya, mengutak-atik benda pipih itu, New tidak terlalu mengambil pusing, karena dirinya sendiri tengah sibuk mendengarkan percakapan Film dan Co yang berada beberapa meja darinya.

"Tenang aja, nanti paman yang bakalan bantu, paman pastiin yang neror kamu bakalan masuk penjara."

New sedikit berdecak tak suka. Memangnya dia pikir dirinya itu siapa? Tak memiliki pekerjaan ingin membantu? Cih! Haruskah New memberinya cermin agar ia dapat berkaca? Sungguh menggelikan.

"Makasih paman Co." Sahut Film berterima kasih.

New sedikit penasaran hubungan macam apa yang mereka jalin? Mereka tampak begitu akrab. Apa mereka merahasiakan hubungan mereka? Sungguh memalukan.

"Soal kecelakaan, sisa uangnya nanti Paman transfer, paman pergi dulu, kalo ada apa-apa kasih tau aja." New bisa lihat Co kini bangkit, pergi meninggalkan Film.

"Soal kecelakaan?" Gumam New.

Co ada kaitannya tentang kecelakaan? Atau memang ia dalang dibalik kecelakaan kedua kakaknya.

Kejam!

Bagaimana bisa ia tega membunuh anaknya sendiri? Kesalahan apa yang Singto buat hingga Co tega membunuh anaknya? Tidak sadarkah ia selama ini ia dibiayai hidup oleh Singto, inikah balasan yang Singto dapat?

Betapa sial nasib Singto karna memiliki ayah semengerikan Co. Pria gila harta yang bahkan sampai Singto tiadapun masih meributkan harta Singto, menginginkan semua yang Singto miliki jatuh padanya.

Semua itu hanya akan terjadi dalam mimpinya. Bahkan jika bisa, New akan menghancurkan mimpi itu hingga Co tak dapat bermimpi lagi.

...

Terbangun.

Film terbangun dari tidur nya, terbangun  dari mimpinya.

Ia melihat jam yang kini menunjukan pukul 7 pagi. Hah~ apa yang harus ia lakukan? Film sebenarnya terlalu malas hari ini, jika bisa ia ingin bermalas-malasan sepanjang hari.

Suara notifikasi hp Film yang terus saja berbunyi mengusik ketenangan gadis cantik itu, dengan sedikit kesal ia melihat layar hpnya yang menampilkan beberapa pesan dari teman-teman nya.

Melihat satu persatu isi pesan itu, pesan yang sebenarnya tidak Film mengerti.

Film? Itu beneran lu yang lakuin?

Kenapa lu tega banget?

Bukannya lu temen deketnya P'Singto sama P'Krist?

Kenapa lu lakuin hal kaya gitu?

Itu beneran?

Tidak hanya melalui pesan saja, namun beberapa komentar kini sudah memenuhi beberapa postingan yang Film unggah beberapa hari lalu.

Wajah ga ngejamin perilaku

Ga tau terima kasih sih kalo kata gua

Kalo gua sih malu

Curiga juga sih, dari 4 penumpang kenapa cuman Film doang yang ga kenapa-kenapa. Fiat aja harus lakuin oprasi, terus Film lecet aja engga deh kayanya.

Kayanya emang udah di rencanain sama Film.

Apa yang sebenarnya terjadi? Kesalahan apa yang Film lakukan hingga kini ia mendapat komentar jahat?

Film mengutak-atik hpnya. Sempat terkejut saat ia tau bukti jika kecelakaan mobil SingtoKrist beredar di media sosial.

Bagaimana bisa bukti berupa chat dan panggilan suara itu beredar di media sosial? Siapa yang menyebarkannya?

Kembali teringat akan beberapa saat lalu. Saat Ciize adiknya Singto menanyakan apa Film yakin akan keputusan, kini ia mengerti, apa yang sudah ia lakukan adalah sebuah kesalahan. Tidak. Ia sudah melakukan sebuah kejahatan hanya demi harta.

Hanya karna Co memberinya uang, ia rela membunuh Singto dan Krist, membuat anak kecil tak bersalah seperti Fiat harus merasakan kehilangan. Membuat Fiat tak mendapat kasih sayang kedua orangtuanya hingga dewasa nanti.

Mengapa Film baru menyadarinya?

Rasa bersalah itu menghampiri Film, ia bersalah karna telah membunuh Singto dan Krist. Film terlalu bodoh hingga menukar nyawa dua pria itu dengan uang. Film terlalu bodoh.

Setelah hari itu Film di tangkap dan Film mengakui kesalahannya, mengakui jika ia sudah merencanakan semuanya.

Film tak melakukan pembelaan, tak mengajukan banding untuk membebaskan dirinya, bahkan ia tak meminta kedua orangtuanya untuk membantu agar ia terbebas dari jeratan hukum. Ini kesalahannya, ia tak ingin menyeret kedua orangtuanya yang tak bersalah kedalam masalah yang ia buat sendiri. Film memang pantas mendapat hukuman itu, bukan?

...

Suara kemenangan menggema di apartemen New. Mereka merayakan kemenangan mereka, kemenangan pertama mereka.

Mereka tampak begitu bahagia hanya karena mendengar kabar Film mengakui semua kesalahannya.

Untuk sejenak mereka melupakan masalah mereka, khusus untuk malam ini mereka bersenang-senang.

Mata sipit New melihat indahnya langit malam melalui balkon apartemennya. Begitu bersih dan indah dengan taburan bintang serta cahaya rembulan yang menghiasi angkasa. Bahkan langit tampak bergembira untuk kemenangan New.

New rasakan tangan seseorang yang merangkul bahunya, ia lihat Arm yang kini datang, berdiri disampingnya. "Udah lega?" Tanya Arm. Arm sendiri tak dapat berbohong jika ia bersyukur karena Film sudah mendapat hukuman yang setimpal.

"Belom. Masih ada orang yang harus nyerahin diri juga." Sahut New. Yah... Kini New sudah menyiapkan rencana agar Co bisa mendapatkan hukuman yang seharusnya ia dapatkan sejak dulu.

New menginginkan pria serakah itu untuk menyerahkan diri, begitu banyak kejahatan yang telah ia perbuat selama ini.

Singto sempat menceritakan betapa kejam dan tak berperasaan nya Co. Mungkin untuk di panggil 'Ayah' saja Co tidak pantas, atau mungkin untuk di akui sebagai 'manusia' saja Co tak layak. Ia hanya iblis yang terperangkap ditubuh manusia.

New berjanji, ia akan membongkar semua rahasia Co, kejahatan apa saja yang pria itu lakukan. New akan mencari semua bukti-bukti itu, membuat Co bungkam dan tak dapat mengelak lagi, membuat Co sadar akan kesalahan yang telah ia perbuat selama ini, membuat pria tua itu sadar jika ia memilih lawan yang salah.

Co sudah salah karena memilih New sebagai lawannya.

TBC...

04/01/22
Ni-Gun.

TerrorHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin