E N A M||• 6

15.9K 2.5K 88
                                    


Nafasku tersengal, sesekali menoleh kebelakang, melihat kegigihan Anne dan para pengawal yang mengejar ku.

"NONA EMMALYA BERHENTI !", Teriak Anne dengan tatapan tajamnya, siap menerkam ku.

Aku mempercepat langkah dengan sisa tenaga yang aku miliki, tak peduli beberapa kali tubuh ku menabrak orang, aku tak mau waktu menyenangkan ini berakhir dan pantang bagi Emmalya de Lacrux untuk menyerah.

Gabriel sialan!! Umpat ku dalam hati, entah sudah berapa nama binatang yang aku sematkan pada jelmaan naga itu, menyalahkan nya karena ulah si makhluk menyebalkan itu membuat ku harus mengalami ini semua.

Seandainya aku tak terkena sihir pelumpuh, mungkin saja aku bisa bertelportasi atau mengubah penampilan ku lagi. Tapi, karena si sialan Gabriel membuatku tak bisa menggunakan sihir untuk beberapa waktu.

BRUK !

Aku terjerembab, saat tak sengaja menabrak, ugh... Semoga hidungku tak patah.

"Anda tidak apa apa?"

Sebuah tangan mengulur, kepala ku mendongak, sesaat aku terpesona saat menatap mata biru langit yang menempel diantara wajah yang di pahatan indah, sedangkan rambut hitam hitamnya tersembul diantara jubah yang melingkupi kepalanya.

Ku sambut uluran tangan itu, "yah... Aku-"

"NONA!!"

Seruan Anne membuat ku tanpa ba-bi-bu melanjutkan pelarian ku, hingga disebuah belokan, aku bersembunyi diantara celah dua rumah yang gelap.

Suara derap kaki para pengawal mulai mendekat, membuat nafasku tercekat bersamaan keringat dingin membasahi pipi ku. Tak berselang lama, langkah itu menjauh.

"Huh... Untung saja tidak ketahuan," desah ku lega.

Sebuah suara deham khas pria membuat ku sadar, mendongak dan mendapati tangan ku yang membekap bibir pria yang tadi aku tabrak setelah tanpa sadar menyeretnya saat dikejar pengawal.

Ugh... Aku terlihat seperti penculik.

Cepat-cepat ku lepaskan tanganku dari bibirnya yang lembut sebelum pikiran kotor menguasai kepala ku.

"Itu... Maaf, ini sebuah kecelakaan," ucapku tanpa menatap matanya, rasanya masih malu hingga ingin menghilang di dalam perut bumi, "tolong lupakan kejadian hari ini dan saya pamit undur diri."

Sebelum jurus kaki seribu aku keluarkan, tubuhku tertahan diantara kurungan lengan pria itu, sedangkan matanya menatapku tajam.

Jangan bayangkan ini adegan romantis !

Ini mengerikan! sepertinya aku melukai harga diri pria itu, membuat ku merasa seperti seorang wanita yang mengatakan 'lupakan-kejadian-ini' setelah melakukan malam yang panas.

"Melupakan? Sepertinya tak semudah itu, nona," bisiknya penuh tekanan.

Kutelan Saliva kasar, mati aku! Dilihat dari penampilannya dan sebuah pedang yang terselip di pinggangnya, hanya ada dua kemungkinan, pria ini adalah tentara bayaran atau...

Pembunuh bayaran.

"Aku benar-benar minta maaf. Sungguh tadi itu sebuah kecelakaan, tanpa sadar-"

"Aku tak butuh penjelasan atau maaf mu."

"Lalu? Apa kau butuh uang? Atau sesuatu? Akan kuberikan apapun dan biarkan aku pergi."

"Benarkah?" Tanyanya dengan senyum miring yang entah mengapa membuat perasaanku jadi tak enak.

"Berikan aku..." Darahku berdesir saat merasakan ujung hidung pemuda ini menyentuh leherku, dapat kurasakan nafasnya yang hangat menderu di kulitku, lalu berdesis, "aromamu."

Evil Sister In Novel BL(REVISI)Where stories live. Discover now