D U A P U L U H||•20

7.3K 1.1K 78
                                    

Haii!

Akhirnya setelah sekian purnama aku bisa up, maaf buat kalian nunggu lama banget dan terimakasih tetap setia ❤️❤️❤️

Dan maaf kemungkinan gaya bahasaku bakal berubah... :")

Selamat membaca!!!

•••

Getir...

Gadis itu tertawa dengan indahnya, namun tak ada lagi kehangatan yang singgah dihati Ale, yang tersisa kini hanya ada rasa pahit yang menyumbat kerongkongannya.

Sosok Emmalya dihadapannya memang tak berubah. Wajah, garis mata dan bibir yang halus mencerminkan kecantikan lembut, serta Rambut steel pink yang khas Emmalya, tapi sepasang mata zamrud yang kini terasa asing bagi Ale, membuat pemuda bersurai perak itu tertegun saat rasa yang tak asing lagi menerpa panca inderanya. Ale mulai was-was saat langkah gadis itu yang mendekatinya.

"Kau tak pernah berubah ya, Aleandro," Emmalya tersenyum tipis, "tetap menjijikkan seperti dulu."

"kau juga tetap sama kak," jawab Ale berusaha setenang mungkin, samar senyum kecut tercipta dibibirnya.

Raga, senyum dan suara yang sama persis, tapi Ale tau gadis itu orang yang berbeda.

Tiba-tiba sebuah kilatan cahaya menyambar kearah Ale, namun dengan waktu seperkian detik tubuhnya berkelit, menghindari serangan tak terduga yang Emmalya berikan. Meskipun begitu, sebuah luka tipis terlukis dipipinya.

Netra pudar itu berubah menjadi kemerahan, butiran cahaya mulai berterbangan disekelilingnya, perlahan namun pasti luka gores dipipinya menghilang tanpa bekas. Tatapan Ale beralih ke sebuah lubang yang tercipta tak jauh darinya, bersyukur dalam hati serangan gadis itu tak mengenainya.

"Wow kau semakin hebat saja, Aleandro," puji Emmalya dengan tawa mengejek, "menyenangkan," ekspresi Emmalya mulai mendingin, "tapi sayangnya semua ini harus berakhir."

Boom!

Sebuah ledakan membuat Ale terpental jauh dan menabrak sebuah pohon hingga tumbang, kini seluruh tubuhnya terasa dicabuti, bahkan, Ale rasa dua tulang rusuknya patah.

Pemuda itu berdecih saat rasa hangat cairan pengar seperti logam memenuhi rongga mulutnya, kesadarannya mulai menurun, namun Ale berusaha untuk bangkit. Matanya menatap tajam kearah pelaku pelaku penyerangan, bukan Emmalya, tapi pemuda bersurai pirang khas yang menaungi sepasang netra sebiru lautan, Rafellio Del Cano.

"Apa kau menyukainya, Ely ku sayang?" Tanya Rafellio, tersenyum seperti anak anjing yang meminta pujian dari majikannya sembari menghirup surai halus milik Emmalya.

"Ya," jawaban singkat gadis itu membuat senyum Rafellio melebar, seperti orang gila dengan tatapan penuh obsesi, netra biru itu beralih menatap Ale yang kini terlihat mengenaskan.

Satu jentikan dan suara ledakan kembali terdengar, beruntung kali ini Ale bisa menghindar, namun tidak dengan selanjutnya, tubuh mungil itu lagi-lagi terlempar, jauh.

"Penghianat," desis Ale, lalu terbatuk, luka ditubuhnya kian parah membuat kesadarannya siap meninggalkannya, perlahan Ale mulai meluruh dan kegelapan menenggelamkan penglihatannya.

Evil Sister In Novel BL(REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang