D U A P U L U H S A T U||• 21

8.4K 1.5K 112
                                    

Hello!!!

Minal aidzin walfaizin maafkeun author yang jarang update 🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Bagaimana kabar kalian??? Semoga baik-baik ajaa yaa, klo gak yaa

Selamat membaca!!!!

•••

Mata zamrud itu perlahan terbuka, meniti setiap ukiran khas di langit-langit kamarnya sedangkan pikirannya melayang, semuanya terasa kacau. Ia memang tak percaya apa yang Ale katakan, Namun hati kecilnya tergugah, berharap kata-kata itu nyata.

"Omong kosong..." Desis gadis itu sinis, menghalau segala pikirannya, lalu beranjak dari kasurnya, menatapi kamarnya, kosong, tak ada seorang pun kecuali dirinya. Ruangan ini tetap sama, tak ada yang berubah dari ruangan ini, kecuali di sebuah sudut terdapat meja yang berantakan penuh kertas, beberapa tabung berisi cairan dan beberapa tumpukan hadiah, entah berupa bunga atau obat-obatan serta ucapan "semoga lekas sembuh" yang Emmalya tebak dari beberapa mitra kerja sang Duke membuat senyum sinisnya mengembang, ia tau tak ada ketulusan didalamnya, hanya sebuah formalitas belaka.

Langkahnya menepaki lantai tanpa alas, membiarkan dingin menjalari telapak kakinya, lalu Emmalya berhenti tepat disebuah cermin yang menunjukkan sosoknya seolah tanpa cela, namun Emmalya melihat didalam mata zamrud itu terlukis kekosongan yang membuat sang empunya tersenyum kecut. Inilah dirinya yang sesungguhnya, sebuah cangkang kosong penuh rasa dendam dan amarah.

Jujur, Emmalya sudah lelah untuk membenci, namun hatinya tak kuasa untuk berhenti menahan amarah yang menggelora, apalagi ketika ia mengingat sosok adik kecilnya yang telah tiada, Asterion.

Suara derikan pintu disusul suara histeris seorang pelayan membuat Emmalya menoleh dan disambut dengan pelukan, pelakunya tak lain adalah si pelayan menciptakan kerutan di kening Emmalya. Rasanya de javu, tapi Emmalya tak pernah ingat kapan dan bagaimana tepatnya peristiwa itu terjadi.

"Nona akhirnya anda sadar, sudah dua hari Anda tak sadarkan diri..." Cerocos pelayan itu sembari berurai air mata, meskipun begitu tangannya sangat lihai menyeka tubuh Emmalya menggunakan air hangat, lalu dengan telaten pelayan itu mengganti gaunnya. Entah mengapa hatinya bergetar, ia bisa merasakan ketulusan di nada pelayan itu, tak ada rasa iba, hanya ketulusan murni.

Netra zamrud itu meniti sosok didepannya. Rambutnya dipotong hingga pundak menaungi mata coklat madu senada dengan surainya yang bergelombang, kulitnya putih pucat memperjelas bercak matahari diantara pipi dan hidungnya. Sedangkan garis wajah nya yang agak cekung hingga menonjolkan tulang pipinya.

Anne memang tidak cantik, tapi Emmalya akui gadis itu sangat manis.

"Nona harus beristirahat dan makan yang banyak agar tubuh anda cepat pulih, kami sangat khawatir, apalagi tuan besar-"

Tubuh Emmalya membeku, "ayah? Khawatir? Padaku?" Potongnya dengan nada penuh ketidakpercayaan.

"Tentu saja, nona, tuan besar terus menunggu di samping anda hingga lupa segalanya, untung saja tuan Brill datang dan membujuk tuan untuk makan, TAPI!" Mata Anne berkobar penuh semangat "setelah mendengar anda siuman tuan besar malah kembali berkerja, haaahh! Rasanya saya ingin protes atas sikap beliau."

Emmalya tersenyum, ia sudah menduga, tapi tetap saja ia berharap ayahnya berada disampingnya saat siuman dan melihat ekspresi cemas sang Duke. Emmalya ingin merasakan kasih sayang yang sesungguhnya, bukan sekedar 'katanya... Katanya....' jika begini, rasanya 'kasih sayang' itu hanya citra belaka.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 06, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Evil Sister In Novel BL(REVISI)Where stories live. Discover now