S E M B I L A N||•9

14K 2.4K 100
                                    

  
   Matahari terus merangkak naik diatas langit, menciptakan panas diteriknya hari. Mataku mulai terbuka, panas yang menjerat membuatku merasa sangat haus. Kukedipkan Beberapa kali, penglihatan ku mulai jelas dan mataku langsung disuguhi pemandangan spektakuler, seorang pria tampan dengan rambut hitam yang terlihat begitu halus tertidur pulas disampingku.

Ouh ..Nikmat mana lagi yang kau dustakan?

   Diantara remangnya kamar ku, dapat kulihat wajah tegas itu terlihat begitu damai, ia tertidur dengan posisinya telungkup sehingga pundaknya  yang tak tertutup kain menampilkan beberapa bekas luka yang membuat ku berpikir sesulit apa kehidupan yang sudah pemuda ini jalani. Tapi jujur saja luka-luka itu tak membuat pemuda ini tampak mengerikan, melainkan sexy dan hot, seketika aku melupakan rasa hausku.

"Sudah puas melihatnya?" Tanyanya dengan mata tajam yang masih memincing.

"Sudah puas melihatnya?" Tanyanya dengan mata tajam yang masih memincing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tubuhku tersentak, pipiku memanas, menahan malu, "euh..." Kutampilkan cengiran bodohku, "selamat pagi."

"Bodoh, ini terlalu terik untuk dikatakan pagi," ucapnya menusuk tepat dihatiku.

"Wajah doang cakep, mulut nya kagak," gerutuku pelan, turun dari kasur lalu menghampiri jendela dan membuka gordeng, membiarkan cahaya matahari merambat masuk kedalam kamarku.

"Aku masih bisa mendengar nya nona."

  Tak peduli lagi apa yang pemuda itu katakan, kuambil sebuah dres putih selutut dan melangkah ke kamar mandi, membersihkan tubuhku yang terasa lengket.

"Tetaplah berbaring dan jangan berisik atau melakukan hal yang menarik perhatian," pesan ku sebelum keluar dari kamar.

Mata biru itu melirikku penuh rasa tidak suka, " kau pikir aku ini apa? Aku bukan anak kecil lagi."

"Aku tau, aku hanya tak ingin ada salah paham."

"Salah paham?"

"Ya, apa yang kau pikirkan tentang wanita dan pria yang menghabiskan malam bersama?"

Mendengar itu, matanya menatapku jijik, sepertinya ia mulai mengerti maksudku.

"Jadi dengarkan dan menurut lah, ok?"

Setelah itu aku keluar menuju dapur untuk mengambil sarapan sembari membalas sapaan para pelayan yang berpas-pasan di jalan.

"Anda sudah pulang nona? Kenapa kami tak mengetahui nya?" tanya Brilliance, butler di kediaman Duke Lacrux.

"Yah seperti yang kau lihat, aku pulang lebih awal dan baru saja tadi malam, jadi tak ada yang tau," jawab ku Jujur, "ah ya, Brill, tolong beritahu pelayan lain agar tak ke kamarku, kecuali aku panggil, aku ingin waktu istirahat ku tak terganggu."

"Baik, nona," ucap pria setengah baya itu, lalu membungkuk hormat dan pergi.

Aku lanjutan langkah ku kearah dapur, mengambil sarapan, diam-diam aku selipkan cemilan dibawah nampan, lalu dengan terburu kembali ke kamar.

Evil Sister In Novel BL(REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang