Chapter Four

6.3K 833 166
                                    

"Ketua Osis, kupikir kau salah mengetik alamat di sini," ucap salah satu anggota Osis yang ditugaskan oleh Taehyung untuk mengantarkan proposal yang ia buat kepada salah satu guru pengurus.

Taehyung yang sedang sibuk mengetik di komputer itu menoleh, memperhatikan nama alamat yang tertera di sana. Sontak ia langsung melotot karena malah menulis alamat tempat tinggal Jungkook. Jadi, ia dengan cepat mengambil proposal itu dan berdehem.

"Baiklah, akan aku perbaiki. Terimakasih sudah mengingatkan," kata Taehyung pelan.

"Oke," jawab anak itu lalu melangkah keluar dari ruangan Osis.

Setelah ia keluar, Taehyung langsung menghela nafas pelan dan mengurut kepalanya. Bisa-bisanya ia kehilangan fokus dan malah melakukan kesalahan begini. Ini bukan pertama kalinya dan rasanya memalukan. Apalagi alasan ia kehilangan fokus adalah karena pria bernama Jungkook.

Bagaimana bisa pria itu terlihat tampan dan seksi namun juga cantik disaat bersamaan?

Apakah itu masuk akal?

Tuh kan, ia malah berfikir tentang Jungkook lagi.

Tanpa sadar Taehyung memegang bibirnya sendiri dan kembali mengingat bagaimana bibir Jungkook bermain dan menghisap lidahnya. Demi apapun, Jungkook terlalu seksi untuk ia abaikan. Padahal Jungkook itu pria tapi kenapa pesonanya lebih kuat dibandingkan para gadis yang datang dan menyatakan perasaan padanya ya?

Apa itu berarti ia adalah gay?

Eh, tapi ini pertama kalinya Taehyung merasa tertarik pada seseorang. Selama ia hidup, belum ada satu halpun atau satu orang pun yang dapat membuatnya teralihkan begini hingga gagal fokus beberapa kali.

Cklek!

Pintu ruangannya terbuka tanpa diketuk lebih dulu dan membuat Taehyung mendesis sebal. Ia sudah tahu siapa pelaku yang tidak punya sopan santun tersebut.

Siapa lagi kalau bukan Park Jimin?

Anak itu masuk dengan santai dan langsung terduduk disofa tanpa permisi.

"Kenapa wajahmu begitu?" tanya Jimin cuek. Ia malah mengeluarkan ponselnya dan bermain game.

"Mau apa kemari?"

"Ngadem.." Jimin menjawab santai.

"Ini ruangan Osis, Jimin-ssi." tekan Taehyung dengan kening mengerut.

"Yang bilang bukan, siapa?"

Sahabatnya itu memang paling senang seenaknya begini, tapi dimarahpun percuma. Jimin itu kan anak paling bebal yang pernah ia kenal.

Jadi, Taehyung hanya berdecak saja lalu kembali fokus pada pekerjaannya. Namun jemarinya berhenti gerak saat ia mengingat sesuatu. Melirik Jimin yang masih fokus pada ponselnya.

"Jim.."

"Hm?" Jimin hanya bergumam sebagai jawaban.

"Kau pernah berhubungan dengan lelaki kan?"

Jimin mengangguk,"Tapi berhubungan apa dulu nih? Pacaran atau seks?"

Taehyung tersedak ludahnya mendengar ucapan Jimin yang terlampau frontal. Bukan hanya tak ada sopan santun tapi juga tak punya filter mulutnya.

"Keduanya."

Jawaban Taehyung membuat Jimin menghentikan aktivitasnya dan langsung menatap sahabatnya serius.

"Kenapa bertanya? Kau menjalin hubungan dengan seorang pria?"

"Well.." Taehyung mengalihkan tatapannya canggung,"kami tak ada hubungan spesial apapun sih tapi kami sudah berciuman bahkan dia dua kali menghisap milikku. Bahkan—"

The Bastard's (Vkook)Where stories live. Discover now