Chapter Twelve

5.4K 781 92
                                    

Mobil yang Jungkook naiki berhenti didepan sebuah restoran china yang nampak begitu tua. Ia turun diikuti para bawahannya yang juga keluar dari beberapa mobil berbeda. Disebelahnya berdiri Hoseok, Yoongi serta Namjoon dengan setelan serba hitam mereka. Jungkook sendiri menatap papan nama restoran tersebut dengan rokok yang masih terapit dibibirnya, menghisapnya hingga baranya semakin memendek lalu menghembuskan asapnya diudara. Kemudian batang rokok yang memendek itu ia jatuhkan dan menginjak dengan ujung sepatunya.

"Namjoon hyung, Hoseok hyung.."

Tanpa mengatakan perintah selanjutnya dua orang kepercayaannya itu mengangguk lalu berjalan memasuki restoran yang tergantung tulisan "tutup" di pintunya.

Hanya membutuhkan sekitar 15 menit, pintu restoran sudah terbuka lebar dengan menampakkan wajah Hoseok. Jungkook berjalan memasuki tempat itu diikuti Yoongi juga seluruh bawahannya kecuali dua orang untuk berjaga didepan.

"Tu-tuan Jeon," seorang pria tua bersujud di hadapannya dengan luka disudut bibirnya. Tubuhnya bergetar ketakutan dengan kepala yang langsung menunduk saat matanya bertemu dengan mata Jungkook.

Jungkook melirik Namjoon dan membuat pria itu berdehem pelan, "Tadi dia menyerangku dengan pisau daging, bos."

Ah, pantas pria Kim itu memukulnya.

"Kau tahu maksud kedatanganku, kan?" suara Jungkook terdengar santai. Pria itu mengeluarkan rokoknya lagi dan mengapit dibibir, mengambil pemantik dari Yoongi dan membakar ujungnya.

Si pria tua mengangguk, ia berdiri dengan cepat dan berjalan masuk semakin dalam direstoran miliknya. Jungkook mengikuti dari belakang, ia melirik ke sebelah kiri dan mendapati dua orang gadis muda berbeda usia saling memeluk satu sama lain dengan ketakutan. Mungkin cucu si pria tua itu.

Mereka berhenti tepat didepan sebuah pintu besi berkarat.

"Disini?"

"Ya," jawab pria tua itu lagi.

"Jika kau sayang nyawamu juga kedua cucumu, sebaiknya kau menutup mata dan mulutmu. Kau paham?"

"Sa-saya mengerti, Tuan Jeon!"

"Pergilah, kau tahu aku bisa menemukanmu dengan mudah jika kau tak menepatinya."

Itu ancaman. Artinya ia harus merahasiakan hal ini seumur hidupnya jika tak ingin Jungkook datang mencarinya dan membunuhnya bersama kedua cucunya.

"Ba-baik," jawabnya gemetar lalu berbalik dengan cepat dan pergi.

"Buka pintunya," titah Jungkook kemudian melangkah mundur membiarkan Namjoon membuka pintu itu yang dikunci dari dalam.

Pria berdimple itu memakai kacamata khusus miliknya lalu mengarahkan senjata api yang memang dikhususkan untuk baja ke arah pintu. Lalu-

BANG!

BANG!

Hanya dua kali tembakan dan pintu itu langsung terbuka, senyuman Namjoon mengembang dan membuka pintunya. Mempersilahkan Jungkook masuk lebih dulu diikuti oleh lainnya.

Saat didalam semua orang yang tengah menikmati pesta drugs itu kaget dan menatap ke arahnya. Bahkan musik yang mungkin saja tadi sedang dimainkan sontak berhenti.

"Apa aku mengganggu pestanya?" tanya Jungkook santai. Ia mendekati salah satu pelayan dan mengambil segelas minuman lalu meminumnya sedikit. Keningnya mengernyit saat merasakan minuman yang rasanya buruk untuknya. Ia menjatuhkan gelas minuman itu di lantai lalu menginjaknya.

"Rasanya menjijikan. Dimana membeli minuman ini?"

"O-Oppa!"

Jungkook mendongak dan mendapati Han Yujin-gadis yang sempat bermain dengannya itu berjalan mendekati dengan dress ketat membungkus tubuhnya.

The Bastard's (Vkook)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora