Chapter Eight

7.3K 877 145
                                    

Jungkook keluar dari mobil saat Hoseok telah membuka pintu mobilnya, ia turun dengan rokok yang terapit di bibirnya. Menatap rumah megah di hadapannya dengan tatapan tak terbaca. Tak lama pintu depan terbuka dan menampakkan sepasang suami istri yang berdiri dengan kaku.

Pria Jeon itu berjalan mendekat dengan angkuh, berdiri di hadapan mereka berdua yang tengah membungkukkan badan dengan sopan padanya.

"Tu-Tuan Jeon, selamat datang di rumah kami. Maaf, jika penyambutan anda begitu tidak berkesan," ucap pria itu.

Jungkook tersenyum tipis,"nah, itu salahku karena datang tiba-tiba. Jadi, sampai kapan aku harus berdiri di sini?"

Seolah kaget, pria itu langsung dengan cepat mengarahkan Jungkook ke ruang tamunya dan mempersilahkan pria itu duduk. Pria itu duduk sembari matanya melihat sekelilingnya. Tidak banyak benda atau pigura yang dapat di lihat. Hanya ada satu pigura besar berisi foto keluarga yang berada di tengah-tengah ruang tamu. Di dalam foto itu nampak Taehyung yang berdiri tanpa ada senyuman sama sekali.

Iya, saat ini Jungkook tengah berada di kediaman keluarga Taehyung yang terhormat.

"Jadi, kalau boleh saya tahu maksud kedatangan anda ke sini apa, Tuan Jeon?" tanya Tuan Kim penasaran. Meski begitu, tak bisa di pungkiri ia sebenarnya merasa ketakutan juga. Sudah ia dengar tentang kekejaman seorang Jeon Jungkook dan bertemu secara langsung begini saja sudah membuktikannya sendiri. Apalagi di tambah, ini merupakan pertemuan pertama mereka, karena biasanya yang datang untuk melakukan bisnis yaitu asisten atau tangan kanannya.

"Ya, sampai anda repot-repot datang sendiri," timpal sang istri.

Jungkook memang terkenal jarang sekali turun tangan langsung untuk melakukan bisnisnya, ia lebih sering mengandalkan Hoseok atau Yoongi.

"Tuan Kim, kita langsung ke intinya saja. Kau tahu aku bukan orang yang sabar dan juga aku sangat tidak suka di bohongi. Aku mendapat laporan bahwa kau melakukan kerjasama dengan perusahaan luar menggunakan dana yang kuberikan. Berani sekali, hm?" suara Jungkook terdengar tenang namun siapapun bisa merasakan aura dingin yang mencekam dan begitu mengancam.

Sontak hal itu membuat Tuan Kim terkejut dengan wajah memucat, ia langsung jatuh berlutut bersama sang istri di hadapan Jungkook.

"Ma-maafkan kami, Tuan Jeon. Tolong beri kami kesempatan lagi, kami takkan mengulang kesalahan yang sama!" ucap Tuan Kim ketakutan.

Jungkook tersenyum tipis, ia menghembuskan asap rokok yang tepat mengenai wajah mereka berdua lalu mematikan ujung rokok di atas meja kaca dengan santai.

"Kalian pasti menganggap remeh aku, ya?"

Pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya panik sekali, bahkan sang istri sudah menangis ketakutan.

"Saya bersumpah tidak pernah berfikir seperti itu tentang anda, Tuan Jeon! Percaya pada saya! Saya mengatakan yang sejujurnya!"

"Begitukah?"

"Ya! Saya bersumpah!"

"Baiklah, aku percaya padamu," jawab Jungkook.

"Te-terimakasih."

"Ngomong-ngomong, kau pasti sadar kedatanganku ke sini bukan hanya karena masalah itu, kan? Aku bisa mengutus salah satu kepercayaanku jika memang hanya itu saja. Tapi, kenapa sampai aku sendiri yang datang? Tidakkah, kau penasaran?"

Tuan Kim dan sang istri saling melirik satu sama lain, hingga tuan Kim yang masih berlutut itu memberanikan diri mendongak dan menatap Jungkook takut-takut.

The Bastard's (Vkook)Where stories live. Discover now