Chapter Five

6.4K 793 76
                                    

Hari itu angin berhembus pelan dan terasa menyegarkan, tirai-tirai jendela berterbangan mengikuti irama hembusan angin. Di sana, Taehyung terduduk di tempatnya sembari menyenderkan punggungnya. Menutup mata sejenak, guna menikmati sedikit saja kesejukan di siang itu. Pekerjaannya sebagai Ketua Osis cukup menguras pikiran dan tenaganya, belum lagi ia harus belajar untuk mempersiapkan ujian kenaikan. Tidak ada waktu untuk istirahat, bahkan sekedar menarik nafas saja terasa sulit.

Di rumah ia akan selalu dipantau untuk terus belajar, benar-benar tidak diberi waktu untuk menutup matanya meski sejenak. Makanya saat mendapat waktu luang di sekolah begini, akan ia pakai untuk sekedar mengistirahatkan tubuh dan otaknya, walau hanya 5 menit.

Ia benar-benar kelelahan.

Tuk..tuk..!

Taehyung membuka kedua matanya dan menatap Jimin yang berdiri dihadapannya sembari mengetuk meja pelan.

"Ada apa denganmu? Kau kurang tidur?" tanya Jimin penasaran.

"Begitulah."

Jimin meringis, apalagi saat melihat raut wajah lelah anak itu yang begitu kentara. Jujur saja Jimin selalu kasihan dengan keadaan Taehyung yang tertekan karena ulah orang tuanya. Tapi ia tak bisa melakukan apapun selain memberikan support sebisanya sebagai seorang sahabat.

"Sudah makan?"

Remaja Kim itu berdengung dan kembali menutup kedua matanya,"Belum, aku terlalu lelah untuk bergerak,"

"Sudah kuduga," dengus Jimin lalu meletakkan sebuah kantong berisi makanan di atas meja Osis Taehyung,"Makanlah,"

"Oke, biarkan aku tidur 10 menit saja,"

"Tidurlah. Akan kubangunkan nanti," ucap Jimin yang langsung duduk di sofa sembari mengeluarkan ponselnya seperti biasa dan bermain game. Kali ini ia memakai earphone agar tidak mengganggu istirahat Taehyung.

Tak lama terdengar sedikit keributan dari luar ruangan Taehyung, mau tak mau Jimin mendesis sebal. Ia melirik Taehyung yang tampak masih terlelap lalu berdiri dan berjalan keluar untuk mengecek.

Cklek!

Saat ia keluar, ia mendapati para anggota Osis yang terlihat sedang bersenda gurau dengan suara keras. Bukan hal yang baru sih, tapi terkadang membuat Jimin kesal. Apalagi mengetahui fakta kebanyakan dari mereka tidak bekerja dan menggunakan ruangan Osis untuk kabur dari kelas dan malah bermalas-malasan. Sementara Taehyung yang bekerja keras menyelesaikan semuanya sendirian. Mungkin hanya para adik kelas yang setidaknya bisa sedikit diandalkan.

BRAK!

Jimin menendang salah satu kursi kayu kuat hingga terjatuh dan membuat seluruh perhatian langsung tertuju padanya.

"Hey, kalau kalian tidak bekerja, sebaiknya kembali kekelas saja sana daripada membuat keributan di sini," kata Jimin datar.

Salah satu dari mereka berdehem pelan,"Kami hanya sedang istirahat sebentar kok. Lagipula Ketua Kim tidak keberatan jika kami sedikit bersenda gurau,"

"Sejak datang tadi yang kalian lakukan hanya bermalas-malasan dan membuat keributan. Jadi, berhenti membual dengan seluruh omong kosongmu," ucap Jimin.

Hening.

"Ka-kau sendiri kenapa tidak kekelasmu dan malah berada di sini?"

Sebelah alis Jimin naik,"Lalu kenapa? Kau ada masalah dengan itu?"

Anak itu menggeleng panik,"Aku hanya bertanya," cicitnya.

Pada dasarnya mereka memang tidak berani melawan Jimin meski mereka adalah anggota Osis. Park Jimin dianggap sebagai pemimpin kelompok para anak-anak nakal seangkatannya disekolah mereka, makanya meski ia membuat onar sekalipun, tidak ada yang akan berani menegur kecuali Ketua Osis mereka. Bahkan berandalan senior pun segan dengannya dan memilih tidak terlibat lebih jauh dengannya. Lagipula, siapapun tahu bahwa sang Ketua Osis berteman sangat baik dengan Jimin, jadi tidak heran melihat anak itu sering keluar masuk ruangan Osis terutama ruangan sang Ketua.

The Bastard's (Vkook)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant