Chapter Fifteen

8.4K 772 188
                                    

Jungkook mulai sadar tapi ia belum membuka kedua matanya akibat nyeri di bagian kepala yang langsung menyerang. Ia meringis beberapa kali sebelum pelan-pelan membuka mata dan menyesuaikan cahaya diruangan ia berada. Sempat kebingungan sebelum sadar ia berada di sebuah ruang kamar. Jungkook bangkit terduduk dan sekali lagi meringis sakit di sekujur tubuhnya terutama di bagian perut. Merasa sedikit aneh dengan bagian kepalanya, tangannya naik dan merasakan ada perban yang terlilit. Ia kembali melihat tubuhnya yang ternyata sudah memakai piyama berwarna cokelat.

Huh?

Apa yang terjadi?

Dia di mana dan tempat siapa ini?

Bukankah terakhir kali ia ketahuan oleh musuhnya?

Wait! Kalau begitu, apakah ini tempat Hyowon? Tidak mungkin. Hyowon membencinya, pria itu tak mungkin akan merawatnya begini terlebih dialah penyebab utama keadaan Jungkook sekarang.

Jungkook menyingkap selimut dan turun dari ranjang hati-hati. Selain rasa sakit dan nyeri di seluruh tubuh, ia tak merasakan sakit lainnya yang berarti tidak ada tulang yang patah. Maka ia berdiri pelan-pelan dan berjalan menuju pintu balkon kamar tersebut. Membukanya dengan cara menggeser hingga angin di hari itu langsung menyapu wajahnya lembut.

Di depan matanya, hamparan rerumputan hijau dengan berbagai macam jenis bunga juga pohon yang ditata sedemikian rupa menghiasi halaman yang terlihat luas itu. Tidak terdengar suara bising kendaraan atau ramainya kota, membuat Jungkook yakin mereka tidak berada di perkotaan saat ini.

Lalu dimana?

Jika di perhatikan ruangan yang ia tempati terbilang mewah, kemungkinan ia berada di sebuah Villa pinggiran kota atau mungkin daerah pedesaan.

Apapun itu, udara segar yang menyejukkan seketika membuat Jungkook merasa tenang.

Cklek!

"Jungkook hyung," sebuah suara yang familiar memanggilnya tiba-tiba.

Jungkook sampai mematung dengan raut wajah syok, ia sempat berfikir bahwa dirinya berhalusinasi. Tapi suara itu terlampau nyata, tanpa sadar Jungkook meremat pinggiran besi pembatas kuat. Ia menarik napas perlahan lalu membalikkan tubuhnya dan mendapati sosok yang takkan pernah bisa ia lupakan berapa pun lamanya berdiri di sana sembari menatapnya.

"Taehyung," lirihnya pelan.

Taehyung meletakkan nampan berisi makanan di atas meja dan langsung mendekati Jungkook dengan cepat. Ia menarik tubuh yang lebih tua ke dalam pelukannya dan memeluknya erat sekali.

"Aku merindukanmu," ucap Taehyung yang teredam akibat pelukannya.

Sementara Jungkook hanya mengerjap, tubuhnya sedikit terangkat dengan kepalanya yang mendongak. Membuat Jungkook sadar bahwa Taehyung telah tumbuh menjadi pria dewasa yang bahkan lebih tinggi darinya. Entah ini hanya perasaannya saja, tetapi Jungkook merasa tubuhnya mengecil di dekapan Taehyung. Sudah begitu tubuh Taehyung terasa lebih keras dari yang ia ingat.

Ini benar-benar Taehyung? Kenapa terasa seperti orang lain?

Tidak. Lebih utama, bagaimana bisa Taehyung menemukannya? Padahal ia meninggalkan anak itu demi keselamatannya. Jungkook takkan memaafkan dirinya sendiri jika terjadi sesuatu pada Taehyung.

Ia hanya tak ingin kejadian yang menimpa Taesuk terulang lagi pada Taehyung.

Taehyung melepas pelukannya dan menatap Jungkook sejenak, kemudian ia menangkup wajah Jungkook dan menempelkan bibir mereka. Kali ini Taehyung yang bergerak dan memimpin cumbuan mereka. Tangan kirinya melingkar di pinggang ramping Jungkook dan menarik tubuh yang lebih tua agar lebih menempel padanya.

The Bastard's (Vkook)Where stories live. Discover now