Chapter Thirteen

5.2K 783 106
                                    

5 tahun kemudian, Kyoto, Jepang.

Jungkook menghisap rokoknya santai, menatap seorang pria yang mungkin lebih muda darinya. Ia terduduk di hadapan si pria yang nampak terlihat mencurigakan sejak tadi. Di atas meja depan mereka tergeletak dua tas besar berisi senjata juga berisi uang lembaran pecahan 50 won.

"Baiklah, terima kasih sudah bertransaksi," ucap Jungkook dengan senyuman tipis lalu ia berdiri sembari mengambil tas berisi uang. Namun, belum sempat ia berjalan keluar bersama Hoseok dan Yoongi, pintu ruangan tempat mereka bertransaksi tiba-tiba saja di dobrak.

BRAK!

"Jangan bergerak!" teriak seseorang dengan senjata yang ditodongkan tepat ke arah Jungkook. Beberapa orang dengan pakaian khusus polisi daerah Kyoto itu juga masuk dan menodongkan senjata mereka.

"Hirota-san, apa-apaan ini?" suara Hoseok terdengar marah, melirik si pria yang tadi bertransaksi dengan mereka. Sementara si pria yang dipanggil Hirota itu hanya terkekeh.

"Maaf ya, Jungkook-san. Aku hanya ingin hukumanku diringankan~"

Yoongi menggeram, "Sialan! Berani sekali mengkhianati kami!"

Hirota berdiri dari tempatnya dengan rokok dimulut. Ia mendekati Jungkook dan mengabaikan tatapan marah Hoseok juga Yoongi. Tangan kanannya naik dan meremat pundak Jungkook pelan, kepalanya mendekat hingga berada di telinga pria itu.

"Kau partner bisnis yang menyenangkan, Jungkook-san. Aku senang berbisnis denganmu selama dua tahun belakangan. Tapi maafkan aku hubungan kita harus berakhir seperti ini. Seperti katamu, jangan menyia-nyiakan kesempatan apapun," bisiknya lalu sedikit menjauhkan wajahnya hanya untuk melihat reaksi Jungkook. Namun, pria Jeon itu hanya meliriknya datar tanpa ekspresi apapun dan membuat Hirota merasa kesal.

Hirota berdecih dan berjalan mundur hingga berada disebelah seorang polisi yang kemungkinan adalah pemimpinnya.

"Silahkan lakukan tugasmu Tuan Polisi dan uang itu milik kalian," kata Hirota pada si polisi.

Polisi yang tidak diketahui namanya itu tersenyum lebar, melihat tas yang dipegang oleh Jungkook tanpa rasa malu.

"Jatuhkan tas itu dan ikut dengan kami!" bentaknya.

Bukannya takut atau gentar, Jungkook malah terkekeh. Ia menghisap habis rokoknya lalu menjatuhkan dilantai dan menginjaknya santai.

"Yare-yare~ Hirota-san zenbu koko de owattatte itteta? Totemo naibu (Astaga, Hirota-san siapa yang bilang semua berakhir di sini? Naif sekali~)" Jungkook terkekeh geli sendiri dan menatap orang-orang di hadapannya remeh.

Hirota menegang, menatap raut wajah Jungkook yang memang terlihat seperti menikmati suasana seperti ini padahal senjata-senjata itu ditodongkan ke arahnya.

"Berhenti berpura-pura! Bisa apa kau melawan banyaknya polisi di sini?" desis Hirota.

"I can do things that even your little brain can't imagine, my friend. Try me~"

"Hah! Teruslah berbicara sombong! Kenyataannya, kau takkan bisa keluar dari tempat ini hidup-hidup!"

"Mau bertaruh?"

"Apa?"

Jungkook menekan sedikit alat komunikasi kecil yang terpasang ditelinganya.

"Namjoon hyung, jangan biarkan siapapun keluar dari gedung ini. Bunuh siapapun yang berani melangkah keluar,"

"Yes bos!"

Mendengar hal itu membuat Hirota semakin geram, tetapi tetap ada perasaan tidak tenang yang ia rasakan.

The Bastard's (Vkook)Where stories live. Discover now