21: peach (part I)

2.3K 195 45
                                    

CW// semi baku, crossdress, harsh words, degrading words, 18+.

read with your own risk.

[jeongin x hyunjin]

jeongin mendengus malas sambil melirik arloji mahal yang melingkar di pergelangan tangan kirinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

jeongin mendengus malas sambil melirik arloji mahal yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. baru jam tujuh lewat dua menit dan dia sudah harus terjebak dengan rutinitas 6 hari dalam seminggu yang membosankan, sekolah.

secara teknis ini hari pertama jeongin menginjakkan kaki di sekolah barunya. beberapa kejadian tak terduga di sekolah lama membuat ayahnya murka dan berujung dengan jeongin yang harus relaㅡuntuk yang kedua kalinyaㅡdipindahkan dengan harapan bahwa remaja berumur 16 yang sebentar lagi akan menginjak 17 tahun itu bisa menjadi pribadi yang lebih baik.

nyatanya jeongin hanyalah seorang remaja dengan kelakuan not so good di umurnya yang notabene siap beranjak dewasa. belajar hanya jadi formalitas, buku pun masih bersih tak tersentuh goresan tinta sama sekali, untung-untungan digunakan untuk bermain kapal terbang kala dirinya sedang bosan mendengarkan penjelasan guru di depan kelas.

sering bolos juga sudah jadi kebiasaan, kadang kalau sedang ingin jeongin akan pergi ke kelas sebelah dan out of nowhere mencari keributan hanya demi menghilangkan rasa bosannya.

tapi orang bilang 'semua hal yang dilakukan seseorang pasti memiliki alasan', begitupun dengan jeongin. semua perilaku bejatnya tak lain digunakan hanya untuk menarik perhatian sang ayah yang notabene seorang penggila kerja. sejak jeongin masih berumur 5 tahun, ayahnya selalu pulang larut malam dan pergi lagi pagi-pagi buta demi mencari pundi-pundi rupiah.

dulu jeongin tak mengerti, dia kerap marah dan bercerita pada sang bibi yang bertugas mengasuhnya bahwa ayahnya tidak pernah sekalipun meluangkan waktu untuk jeongin.

namun seiring dengan berjalannya waktu akhirnya jeongin mulai paham bahwa sang ayah hanya ingin memberikan yang terbaik untuk jeongin dengan cara bekerja keras tiada henti, berharap bahwa dengan begitu segala keperluan sang anak tunggal bisa terpenuhi.

di satu sisi jeongin masih enggan menerima. bukannya tidak bersyukur dia bisa mendapatkan apapun hanya dengan menggesek kartu kredit miliknya yang memiliki isi tak bisa dihitung dengan jari. kekosongan yang tercipta sejak dulu masih ada, kekosongan yang tidak bisa dipenuhi oleh keluarga yang tidak lagi legkap.

yang jeongin hanya butuh kasih sayang sang ayah, terlebih setelah ibunya meninggal ketika jeongin masih belia membuatnya bingung harus mendapatkan afeksi penuh kasih dari siapa. jadilah kini jeongin tumbuh menjadi remaja bebal yang bertindak sesukanya.

"here we go," bisiknya dengan nada setengah hati, kemudian melangkahkan kaki menuju ruang kepala sekolah setelah melihat map yang terpajang di mading dekat pintu masuk.

mau tak mau jeongin harus memasang senyum palsu dan berekting sebagai anak baik-baik selama 30 menit kedepan guna menjawab serangkaian basa basi dari kepala sekolah barunya. setidaknya jeongin harus memiliki kesan bagus kan pada hari pertamanya menginjakkan kaki di sekokah baru?

pyxis | hyunjin softie collectionWhere stories live. Discover now