Part 18

46 1 0
                                    

Mobil Ferrari putih itu kembali lagi ke sebuah rumah megah milik kakak angkatnya. Selena secepat mungkin berlari setelah keluar dari mobil lalu masuk kedalam rumah. Karena di luar masih hujan sejak sore tadi.

Dava yang mengetahui kedatangan Selena langsung menghentikan aktivitasnya. "Habis kemana kamu?" Tanyanya tanpa melepaskan pandangannya dari adik angkatnya itu.

"Rumah sakit,  Justin kecelakaan." Ujarnya seraya menghempaskan tubuhnya di sofa dekat Dava.

Dava yang mendengarnya langsung terkejut.  "Kecelakaan?" Ucapnya panik. Lalu dibalas dengan anggukan Selena.

"Apa dia kecelakaan setelah pulang nganterin kamu tadi?

"Iya"  Jawab Selena.

Dava menghela berat. "Terus sekarang keadaanya gimana?" Tanyanya lagi.

Selena melepas sweaternya lalu tersenyum. "Udah mendingan tadi, sekarang masih dirawat. Mungkin besok lusa udah bisa pulang dia" ujar Selena. Ia sembari mengingat senyuman Justin yang mampu melelehkan hati gadis latin itu.

Dava mengangguk. "Syukurlah"

"Yaudah aku ke atas ya, ngantuk mau tidur"  ujar Selena sambil melambaikan tangan kepada Dava.

"Iya sana"

Selena berjalan menaiki anak tangga menuju ke kamarnya. Pikirannya masih tertuju pada pesan dari nomor tak dikenalnya itu dan tulisan tinta merah di kertas  yg ia temui tadi. Sembari merebahkan tubuhnya ke atas kasur, matanya terpejam dan masih memikirkannya. Hingga pada akhirnya ia terlelap dan tidur.

                                                   🥀

Keesokan harinya, Selena bangun dan harus bersiap untuk berangkat ke sekolah. Gadis itu nampak malas dan terlihat masih ngantuk.

Sebuah nada dering ponselnya terdengar menandakan ada pesan masuk. Dalam hatinya mendumal, apakah itu pesan dari Justin?

Selena's Point of View

Ah Justin mana sempat mengirimkan pesan dalam keadaannya yang masih sakit?
Batin Selena mendumal sembari melihat isi pesan tersebut.

"Pagi, semoga hari ini hari terbaikmu sayang."

"Ck, siapa sih ini? Maunya apa coba"

Aku benar-benar muak dengan pesan ini. Aku penasaran dan ingin mencari tahu. Apakah aku ada masalah dengannya atau tidak.

Tidak berlama aku memikirkan pesan tersebut dan mulai mengabaikannya lagi. Aku bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhku.

-----

Hari ini aku memilih naik taxi karena tak ingin merepotkan Dava. Setelah sampai di sekolah aku segera bergegas menuju ke kelas. Sedikit aneh, mengapa sekolah sangat sepi? Aku melirik jam dan.. oh pantas saja, jam masih menunjukkan pukul enam lewat. Ternyata aku berangkat terlalu pagi.

Aku langsung meletakkan tas ku di meja lalu duduk. Mungkin aku akan tidur dulu untuk beberapa menit. mengingat aku masih mengantuk pagi ini.

Blaarrrr!!

Aku terperanjat ketika mendengar suara pintu dibanting. Aku bangun dan mencari sumber suara itu. Tapi aku merasa bahwa suara itu tak berasal dari pintu kelasku.

"Ah mungkin anak kelas sebelah" 
Batinku lalu kembali menenggelamkan kepalaku.

Blarrrrr!!

Aku kembali terlonjak  dari bangkuku karena suara itu benar-benar keras dari sebelumnya. Dan suaranya berasal dari pintu kelas ini.

"Sial, bikin orang kaget aja. Siapa sih ?"

Coldest Girl Where stories live. Discover now