Part 13

67 8 4
                                    

Selena berjalan di tengah derasnya hujan. Ia tak memperdulikan apakah nanti ia akan sakit atau tidaknya. Ia bahkan tak memperdulikan gelapnya malam hari. Arah tujuannya tak jelas, kakinya terus asal melangkah mengikuti jalan yang ada di depannya. Bahkan ia sempat berfikir jika ada mobil lewat menabrak ia hari ini juga pun tak apa. Hatinya benar-benar hancur mengingat perkataan Vico dan tak ada yang membelanya sama sekali.

"Dan gue harap, gue mikir kali ini baikan sama lo adalah hal yang mustahil bagi gue!"

Dan ucapan Vico terus saja teringat di otak gadis itu. Dia mengumpat dalam batin bahwa ia juga tak sudi meminta maaf dengan kakaknya itu. Kali ini ia tak menangis. Mungkin ia mulai terbiasa dengan semuanya.

Sebuah lampu mobil menyoroti Selena dari jauh sana. Seseorang  turun dari dalamnya setelah mobil berhenti tepat di depan gadis itu dan menghampirinya tanpa memakai perlindungan apapun.  Pria itu langsung menarik Selena dan tak ada penolakan dari gadis itu hingga pria itu membawanya masuk ke dalam mobil.

Selena melirik Justin yang sudah duduk di kursi kemudi. "Lo ngapain bawa gue ke mobil lo." tanya Selena setengah sadar. Ia tahu ia sudah tak bertenaga. Namun pertanyaan itu baginya penting untuk ditanyakan.

"Gue yang seharusnya nanya, Lo ngapain ujan-ujanan di tengah jalan? Pake nglamun segala lagi" Omel Justin dan mulai melajukan mobilnya perlahan.

Selena terdiam. Ia malas menjawabnya kali ini.

"Gue tau lo ada masalah. Tapi gak kaya gini caranya Sel" Justin menatap gadis di sampingnya sendu.

"Terus lo mau bawa gue kemana?" Tanya Selena mengalihkan pembicaraan sambil merangkul tubuhnya sendiri karena kedinginan.

Justin menyadari jika gadis di sampingnya ini menggigil. Ia mengambil Hoodie nya di jok belakang dan memberikannya pada Selena. "Nih, pake jaket gue" ujar Justin menyodorkan Hoodie hitamnya.

Selena langsung meraih jaket Justin tanpa basa-basi karena ia memang sangat kedinginan.

"Lo mau bawa gue kemana!" Tanya Selena kali ini dengan tegas.

"Lo punya rumah kan? Ya pulang lah." Ujar Justin santai.

"Gue gak mau pulang."

Justin menoleh cepat kearah Selena. "Maksud lo?"

"Ya gue gak mau pulang" bantah gadis itu membuang muka.

Justin menggeleng cepat. "Gak,  Lo harus pulang, serumit apapun masalah lo, harus diselesaiin baik-baik dan jangan menghindar kaya gini" omel Justin di tengah perjalanan.

Selena mendengus kesal, Justin sama sekali tak tahu masalahnya. Menyelesaikan masalah dengan keluarganya sama saja kembali berperang dengan Vico.

"Gue gak menghindar, dan nyelesaiin masalah gak semudah yang lo bayangin"
Ujar Selena sepelan mungkin. Namun Justin masih sempat mendengarnya.

"Terus lo mau kemana kalo ga pulang?" Tanya Justin dan memperlambat kecepatan mobilnya.

Selena menghela berat. "Turunin gue di sini" ujar Selena. Tentu saja membuat Justin menolaknya mentah-mentah.

Justin tak berhenti, ia semakin menambah kecepatan mobil. Sedangkan Selena menarik kerah Justin agar pria itu menghentikan mobilnya. "Berhenti gak!"

"Gak akan" Justin melepas tangan Selena dari kerah bajunya.

"Terus lo mau bawa gue kemana! Gue kan udah bilang jangan kerumah gu-"  "Kerumah gue" potong Justin cepat.

Selena menatap Justin tajam. "Emang lo pikir gue cewek apaan ha!" Teriak Selena tepat di telinga Justin membuat pria ini terpaksa membekap mulut Selena dengan tangan kirinya.

Coldest Girl Donde viven las historias. Descúbrelo ahora