Part 3

129 6 6
                                    

~Justin's POV

"Selena!" Panggilku setelah mengetahui bahwa seseorang yang berada di kelas ini ternyata adalah Selena. Kenapa dia ada disini? Awalnya aku kembali kesekolah untuk mengambil Charger ku yang tertinggal dilaci meja. Saat aku melintas didepan kelas XII S2, secara tak sengaja aku melihat seorang gadis berambut panjang didalam kelas, kukira itu hantu. Tidak lama setelah itu aku baru sadar kalau itu Selena setelah melihat tas yang dipakainya tadi, aku hafal betul. Dia terlihat sangat ketakutan saat aku mendekatinya. "Sel ini gue, Justin" ucapku sambil menyingkirkan tangannya yang menutupi wajahnya.

"L-l-lo??" Ucapnya gemetar setelah melihatku, wajahnya terlihat tenang setelah mengetahui bahwa itu aku.

"Lo ngapain di sini ha? Sendirian lagi. Jadi dari tadi Lo belum pulang?" Tanyaku penasaran.

"Gue blm dijemput" ucapnya datar. Masih saja seperti itu.

"Ayo gue anterin, ngapain sih Lo tadi pake nolak tawaran dari gue segala, aturan Lo udah rebahan dirumah tadi" omelku tak seperti biasanya. Aku memang jarang mengomel apalagi dengan seorang cewek.

Selena hanya mengangguk dan berdiri. Dia hanya menunduk kebawah menatap lantai keramik. "Ikut gue dulu kekelas kita, mau ambil charger soalnya ketinggalan tadi dilaci" ucapku berjalan duluan dan diikuti Selena.

Hujan semakin deras, disertai dengan kilat yang menyambar-nyambar. Suasana sekolah saat malam hari memang mencekam. Tapi aku tidak takut karena aku sudah biasa sendiri, bahkan aku pernah melihat makhluk lain yang bisa dibilang itu hantu.

"Gue takut" ucap Selena tiba-tiba saat kami masih berjalan di koridor sekolah menuju kekelas kami. Aku menoleh cepat ke belakang dan menatap wajahnya. Benar saja ia ketakutan, tapi dia tetap menunjukkan ekspresi wajahnya yang datar.

"Yaudah sini jalannya barengan aja, jangan dibelakang gue" ajakku pada Selena agar dia tidak ketakutan lagi. Selena berjalan sejajar denganku. Saat kami tiba di kelas, aku segera mengambil Chargerku dilaci dan keluar dari kelas. Selena masih terlihat ketakutan tapi dia mencoba untuk menahannya, sangat lucu.

Setelah itu kami menuju ke mobilku yang berada diluar gerbang. "Lo ujan-ujanan ga papa kan? tanyaku saat berjalan menuju ke mobil. Baju kami sudah basah kuyup. Selena tidak menjawab dan hanya mengangguk.

"Beneran? Tar kalo lo sakit gimana?" Ucapku sekali lagi memastikan. Takutnya jika dia mudah sakit saat terkena air hujan.

"Ga kok" ucapnya singkat. Setelah sampai di mobil aku menyuruhnya untuk masuk ke dalam dan aku segera melajukan mobilku.

Selama diperjalan aku hanya diam, selenapun juga diam. Dia memang begitu, sikapnya terlalu dingin. Tapi kenapa sikapnya tak membuatku bosan padanya ketimbang dengan cewek yang suka menggodaku, itu malah membosankan.

"Rumah Lo mana sel?" Tanyaku memecah keheningan diantara kami.

"Boleh pinjem hp lo?" Tanya Selena balik.

"Boleh" jawabku lalu menyodorkan hpku padanya. Aku tidak tau dia meminjam handphone ku untuk apa.

"Lo tau arah ini?" Ucapnya sambil menunjukan google maps. Akupun mengangguk dan menuju ke arah yang ditunjukkan tadi.

----

"Ini rumah Lo?" Tanyaku saat berhenti didepan bangunan besar bercat putih bersih dengan gerbang besi bercat cokelat gelap.

"Ya," ucap Selena singkat dan turun dari mobil.

"Makasih atas semuanya dan maaf udah buat kursi mobil Lo jadi basah" ucapnya lalu ia memasuki gerbang rumahnya. Aku melongo tak percaya saat melihat ia tersenyum padaku.

Coldest Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang