Part 10

93 4 3
                                    

Sejak kejadian di taman tak ada yang mengeluarkan sepatah katapun diantara Justin maupun Selena selama berjalan menyusuri koridor yang ingin menuju ke kelas. Mereka harus kembali ke kelas mengingat waktu istirahat sudah usai.

"Pulang sekolah ntar bareng gue yah" Justin membuka suara setelah beberapa menit mereka saling diam.

Selena menggeleng pelan dan tatapannya lurus kedepan. Banyak anak-anak di sepanjang koridor memerhatikan mereka berdua.

"Gue ga terima penolakan, lo harus mau"
Justin melihat Selena menunduk karena koridor sudah penuh dengan para siswi yang sibuk memerhatikan Selena dengan sinis.

Selena berhenti berjalan membuat Justin ikut berhenti juga.
"Jangan maksa gue." ujar Selena lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Justin.

Namun baru beberapa langkah berjalan. Selena berbalik. " Oh, soal gue meluk lo tadi, lupain aja." ketus Selena setelah itu berlari kecil meninggalkan Justin yang masih berdiri di tempat.

Kemudian Justin berlari menyusul Selena yang hampir sampai ke kelas. "Eh sel sel tunggu dulu." Justin berhasil mencekal lengan Selena hingga gadis itu berhenti.

"Maaf kalo gue tadi maksa lo, yaudah gini aja, ntar kalo pulang sekolah lo ga di jemput, lo bisa kan bareng gue. Gimana?" Justin berharap agar gadis itu mengatakan iya

Selena berfikir sejenak, namun masih dengan raut dinginnya. Kemudian ia mengangguk menyetujui karena jika ia menolaknya sama saja membuat Justin tak akan berhenti mengejarnya terus.

"Ya" Secepat mungkin Selena memasuki kelas dan langsung mendapat tatapan aneh dari teman temannya, sebagian dari mereka ada yang berbisik-bisik. Dengan cepat Selena menuju ke kursi paling belakang, tempat ia duduk.

"Lo sama Justin abis dari mana?" tanya Ari berbisik sepelan mungkin tanpa sepengetahuan mereka.  Helena dan Kiki menyudahi obrolannya dan beralih mematap Ari dan Selena.

"Gue abis dari taman, Justin? Gue gatau dia dari mana" ujar Selena berbohong. Tentu saja. Ia tak ingin Ari tahu bahwa ia memang benar bersama Justin.

"Lo yakin ga mau jujur sama gue," tanya Ari menatap lekat mata Selena.

"Gue udah jujur" ketus Selena, ia sangat malas dengan pertanyaan sampah ini.

"Kok masuknya barengan" Ari mulai memancing Selena. 

"Kebetulan"

"Terus tadi ngomongin apaan di depan pintu"

Kini Selena menatap Ari tajam. "Ngobrol biasa"

"Ah tadi kaya-"

"Sshhh!" Selena menutup mulut Ari rapat-rapat sebelum gadis itu membuka mulutnya lagi. " Udah diem! Mana roti gue,"

Ari mendengus kesal lantas tangannya merogoh tas dan mengambil roti.

"Nih, sisa duitnya buat gue titik" Ari menyodorkan roti pada Selena.

"Ambil aja, ga butuh" Selena langsung membuka rotinya. Ia segera melahap dan menghabiskan dalam waktu singkat.

Sedangkan Justin memandangi Selena dari kursinya. Ia tersenyum tipis saat gadis itu sedang makan. 

David menyikut pelan lengan Justin. "Jadi ini alasan lo ga mau ikut ke kantin" ujar David beserta tatapan jahilnya.  Dengan cepat Justin berbalik menghadap ke depan.

Bryan tertawa dan menjitak pelan kepala Justin.
"Bilang aja sih kalo mau deketin Sele, ga usah pake alasan sok-sokan belajar lah, inilah, itulah, apalah, em.... Gatau deh apa lagi"

Leon terkekeh pelan lantas ikut mencibir Justin. "Mana hasil ngrangkum lo? Ini baru nulis satu kalimat. Ketauan boongnya wkekekekek" Leon mengangkat buku Justin keatas.

Coldest Girl Where stories live. Discover now