Part 17

68 5 5
                                    

Lima belas menit berlalu, akhirnya Justin sadar, ia membuka matanya perlahan dan langsung melihat Selena yang sedang duduk di sebelahnya. David terkejut dan langsung membuang ponselnya lalu menghampiri Justin. Justin mengerang kesakitan saat ia hendak berbicara karena bibirnya luka parah.  Selena mengisyaratkan pada si pria kanadian agar tak bicara dulu.

"Mau apa? Minum?" Tanya Selena kali ini tanpa raut dinginnya.

Justin menggeleng. "Kenapa badan gue sakit semua? Bibir gue perih" ujarnya meringis menahan rasa sakit di bibinya.

"Lo ga inget?" Tanya David.

"Ngga.. aww!" Ujarnya ketika sedikit membuka mulutnya.

"Udeh lu jan ngomong dulu dah. Ntar gue jelasin. Lu mending makan dulu." Jawab David cepat. Sebelum Selena berbicara.

Justin menggeleng lagi. "Ngomong aja susah apalagi makan." Keluhnya.

"Coba aja dulu, harus minum obat juga kan?" Tambah Selena dan langsung mengambil mangkuk berisi bubur di sebelahnya. Gadis itu menyodorkan satu sendok ke mulut Justin.

Awalnya Justin menolak. Namun desakan Selena membuatnya luluh dan akhirnya ia
Mau makan meskipun itu sulit.

David berdeham keras. "Giliran di suapin ama Sele aja langsung mau tuh" ejeknya sembari terkikik.

Justin melotot menatap David. "Tuh mulut minta di apain ya?" Ujar Justin sakartis.

David membalas ucapan Justin dengan juluran lidah. " Oh iye.. ntar nyokap ama bokap lo pulang dari luar kota langsung kemari. Jadi tunggu aje" ujar David namun Justin tak memperdulikannya.

Si pria kanadian terus menatap Selena yang hanya diam saja. Selena menyuapi Justin dengan hati-hati dan Justin memaksakan dirinya untuk membuka mulutnya. Mau tidak mau ia harus mengisi perut karena dia harus meminum obat. Raut wajah Selena terlihat biasa saja dan tenang saat menyuapi Justin. Namun otaknya masih memikirkan si pesan misterius tadi.

Tak lama pintu ruangan terbuka menampakkan seorang wanita yang datang bersama suaminya. "Justin!" Teriaknya menghampiri Justin.

Selena berdiri dari duduknya dan mempersilahkan wanita itu untuk menggantikan posisinya di sebelah Justin. Selena berfikir bahwa itu mamanya Justin, terlihat dari wajahnya yang sangat mirip dengan Justin.

"Kamu kecelakaan dimana? Kok bisa kecelakaan gimana ceritanya? Apanya yang sakit nak?" Tanya Pattie, mama Justin dengan beruntun.

Justin menggeleng lemah. "Ga tau ma, aku ga inget sama sekali." Ujarnya dan Pattie mengerutkan dahinya.

David yang sejak tadi menyimak, ia langsung angkat bicara. "Ehem.. jadi gini tante, aku yang nemuin mobil Justin di jalan waktu aku habis dari Club. Dan aku samperin tuh.. eh ternyata emang bener mobil Justin. Terus keadaan Justin udah tergeletak gitu aja di dalam mobil sama luka lebam di wajahnya. Terus saya nemuin pecahan botol di samping Justin. Kepala Justin juga udah banyak darah  nya. Ini bukan kecelakaan Tante, tapi ada orang yang udah nyakitin Justin" jelas David.
Tentu saja Pattie terkejut.

"Sekarang di mana mobil Justin?" Sahut Jeremy, papa Justin. Wajahnya terlihat serius.

"Ada di rumah Bryan om, semua aman gak ada satupun barang Justin yang ilang ataupun lecet,  semalem Bryan juga bantu Justin bawa ke rumah sakit" balas David dan mengambil ponselnya lalu mencari kontak WhatsApp Bryan.

"Coba hubungi Bryan" perintah Jeremy pada David yang sedang mengotak-atik ponselnya.

"Iya om"

"Ma, aku ke kantor polisi dulu" ujar Jeremy lalu pergi meninggalkan ruangan.

Coldest Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang