Part 20

30 2 0
                                    

Malam tiba, Selena masih berkutat dengan pikirannya mengenai hal-hal aneh yang sedang ia alami akhir-akhir ini. Ia merasa keseharian dirinya sedang di awasi oleh sesorang. Rasa penasarannya semakin bertambah mengenai pesan misterius yang selalu ia terima setiap saat. Dirinya di penuhi rasa bingung dan penasaran. Pasalnya ia tak pernah berbuat sesuatu yang merugikan orang lain. Tapi kenapa seseorang seperti sedang mengincarnya dan lebih tepatnya ingin balas dendam. Ya, tentu saja balas dendam.

Saat ini ia masih berada di mobilnya. Selena berhenti di bawah lampu penerang jalan. Ia bingung harus pulang kerumah orang tuanya atau Dave.

Akhirnya ia memutuskan untuk pulang. Dia ingin menggunakan apartemen milik kakak angkatnya. Ya, Dave. Selena sudah di fasilitasi oleh kakak angkatnya. Apartemen, mobil, card, dia bisa menggunakannya kapan saja.

Dengan cepat ia melajukan mobilnya. Takut ada yang mengikutinya lagi, ia sesekali mengecek dari kaca spion sambil menyetir.

"Aman"  Batinnya senang.

Sesampainya di bangunan itu, ia segera turun dari mobil lalu menguncinya. Perlahan ia berjalan mendekat ke arah pintu dan tak sengaja menemukan secarik kertas. Apa lagi?

Ia langsung mengambil dan membacanya.

"Shit! "  Batinnya mengumpat.

Matanya membulat sempurna seraya menyobek kertas itu. Ya, tulisan bertinta itu kembali lagi padanya. Padahal ia masih ingat bagaimana ia merobek dan membuangnya ke tempat sampah. Kertasnya juga masih lusuh sama seperti terakhir kali ia melihat.

Seketika ia merinding dan memberanikan diri untuk melihat sekelilingnya. Masih sama, tak ada siapapun. Ia langsung bergegas membuka pintu dengan kunci yang diberikan Dave waktu itu.

Selena masuk dan menghidupkan semua lampu. Jantungnya berdebar. Padahal tak ada yang tahu tentang apartemen ini, bahkan hanya dia dan Dave yang tahu. Lalu ia mengintip lewat jendela untuk memastikan ada orang lagi atau tidak. Tak ada.

Selena semakin bingung dan ketakutan. Bagaimana kertas itu bisa kembali kepadanya lagi. Jika ada yang mengikutinya, mungkin harusnya sudah ketahuan sejak ia di jalan tadi.

Selena bergidik ngeri dan langsung berlari menuju ke kamarnya. Ia memutuskan untuk membersihkan tubuhnya dulu dan beristirahat.

---

Keesokan harinya Selena terbangun saat matahari pagi sudah muncul dan menyilaukan matanya. Ia menggeliat lalu melihat jam yang ada di samping ranjang tidurnya.

Ia terkejut lalu menyibak selimutnya dengan kasar. Jam menunjukkan pukul tujuh lewat tiga menit. Ia menepuk kasar dahinya. Setelah itu ia mandi dan bersiap-siap. Untungnya seragam sekolah yang ia cuci semalam sudah mengering. Ia langsung mengenakannya dengan cepat.

Selena hanya menyisir rambutnya. Wajah cantiknya yang natural membuat dirinya tak perlu memolesnya lagi.
Ia langsung bergegas pergi ke sekolah tanpa memperdulikan apapun, kejadian semalam, bahkan surat dengan tulisan bertinta merah itu.

-

Sesampainya di sekolah Selena sempat bertemu dengan kesabarannya. Helena. Kedua insan tersebut sempat melakukan Eyecontac hanya beberapa detik lalu Selena membuang tatapannya langsung ketika melihat Vico menatapnya tajam.

"Sel, gue ada berita penting! " Ujar Ari berteriak kencang membuat seisi kelas menatapnya sinis. Selena yang baru saja duduk di bangkunya langsung diseret keluar oleh Ari.

"Apa sih apa" Balas Selena dengan malas.

Ari sengaja membawa Selena menjauh dari kelas mereka agar tak ada yang mendengarnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 27, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Coldest Girl Where stories live. Discover now