Part 12

71 8 1
                                    

Terlihat para murid sedang berdesakan di pintu gerbang agar segera keluar dari sekolah. Untung saja Justin dan Selena keluar terlebih dahulu, jadi tak berdesakan. Di sinilah mereka berada, di sebuah cafe yang terletak di depan sekolah. Selena ingin menebus rasa bersalahnya terhadap Justin. Inilah alasan mengapa Selena tak menolak ajakan pria kanadian ini.

Berusaha baik pada seseorang apa salahnya?
Gue rasa, Justin orang yang pantes gue baikin.  Selena membatin.

"Mba, pesen Mochachino ya"

Suara Justin berbicara pada pelayan Cafe membuyarkan lamunan Selena. Ia segera  sadar dan mulai memesan.

"Hot Caramel"  ujar Selena. Pelayan cafe tersebut mengangguk dan segera pergi.

"Jadi, apa yang buat lo mau gue ajak ke tempat ini"  Justin, dengan senyuman manisnya menatap Selena sembari menopang dagu dengan kedua tangan.

Merasa ditatap, Selena memberanikan diri menatap balik iris mata hazelnut milik Justin.

"Indah!" Alam bawah sadarnya berseru.

Sebuah tangan dikibaskan tepat di wajah Selena, ia langsung gugup karena menahan rasa malu. "Lo mulai suka sama gue?" Justin mencoba menatap Selena Jahil.

"Ga,"

"Terus, tumben amat ngliatin gue Ampe segitunya."

"Heran" Elak Selena.

"What?"

"Heran aja, kok ada manusia kek lo"

"Buktinya ada," balas Justin cepat. Selena tak membalas ucapan Justin. Ia mengetukkan jari lentiknya ke meja berkali-kali.

"Jadi? Jawabannya apa nih?"

"Jawaban apa"

"Ck, alasan lo mau gue ajak ke sini karena apa."

"Pertama, gue lagi pengen ke Cafe sekalian nunggu jemputan. Kedua, gue kasian sama lo"

"What? Kasihan?" Protes Justin mendelik ke arah Selena.

"Ya, kalo gue nolak ajakan lo, pasti lo sedih kan?" Tanya Selena memicingkan matanya.

Justin terdiam sejenak, ia menatap Selena lekat, baginya, manik mata gadis itu sama sekali tak membuat bosan untuk ditatap., Begitu juga dengan Selena, ia membalas tatapan Justin yang tidak terlihat seperti biasanya.

"Gue lebih sedih kalo ngliat lo nangis" ujar Justin tanpa melepaskan pandangan dari Selena. Saat itu pesanan mereka datang, dua gelas berisi minuman  diletakkan di meja oleh sang pelayan. 

"Makasih mbak!" Seru Justin dan dibalas anggukan oleh sang pelayan. Setelahnya Justin kembali fokus dengan Selena.

"Gue heran aja, lo bisa ya bersikap biasa aja dan cuek meskipun lo banyak masalah." Masih dalam keadaan yang sama, Selena masih diam mendengarkan ucapan Justin.

Ia menyeruput kopi caramelnya lantas menghirup nafas dalam-dalam. "Sok tau lo kalo gue banyak masalah" jawab Selena berusaha tak bersikap cuek lagi terhadap Justin.

"Yaelah, udah keliatan kali. Gue bisa baca pikiran lo"

"Oh ya?" Selena melipatkan tangannya di depan dada.

"Lo harus percaya Sel"

Selena mengangkat sebelah alisnya.
"Kalo gue gak percaya?" 

"Ya lo harus percaya" bantah Justin.

"Sayang, gue gak akan percaya" Selena menjulurkan lidahnya seraya tertawa kecil. Saat itu Justin nyaris terkejut dan tak percaya.

"Lo bisa ketawa Sel?" Tanya Justin dengan mata tak berkedip sama sekali.

Coldest Girl Where stories live. Discover now