── 03. Time

71.4K 7.1K 1.6K
                                    


⚠️
──

Tuan Lee

datang ke mansion sore ini

baik tuan

──

Sore hari, Jaemin menepati janjinya untuk datang ke mansion Lee, seorang diri.

Setelah di persilahkan bibi Nam masuk ke dalam, dokter manis itu duduk manis di ruang tamu dengan tas kerja di pangkuannya.

Sepi sekali, padahal bangunan ini sangat besar.

"Dokter, ini kopinya" bibi Nam datang lalu menaruh segelas kopi untuk Jaemin di meja.

"Terimakasih bibi" Jaemin tersenyum sambil sekilas menundukkan badannya sopan, "em, apa tuan Lee belum pulang?"

Bibi Nam yang tadinya ingin beranjak pergi akhirnya mengurungkan niat, "belum dokter, mungkin sebentar lagi"

"Ahh begitu, terimakasih bibi"

Bibi Nam terkekeh, dokter muda ini sungguh manis pikirnya. Pantas saja hati tuannya berhasil di ambil.

Kemudian Jaemin kembali duduk diam seteleh bibi Nam pergi.

Jujur, walau Jaemin sudah berkali-kali datang kemari, ia masih saja merasa canggung.

Apa lagi setelah kejadian kemarin.

Oh, tolong jangan ingatkan Jaemin tentang kejadian itu atau mukanya akan menjadi semerah kepiting rebus nanti.

Dan semoga saja ketika bertemu dengan tuannya ia bisa mengontrol rasa malunya.

Jaemin terus merutuki kebodohannya dalam hati.

"Astaga aku tidak tau harus memasang wajah seperti apa ketika di depan tuan Lee" ujar Jaemin pelan, "bodoh sekali"

"DOKTER NAA"

Demi apapun, Jaemin hampir saja terlonjak.

"Jisung astaga kau mengagetkan dokter" si manis mendesah lega tatkala melihat Jisung yang berlari ke arahnya.

Hap!

Jisung memeluk Jaemin yang tengah duduk di sofa.

"Hei awas, kapalamu bisa terkantuk nanti" Jaemin menangkap badan mungil Jisung ke dalam pelukannya sambil terkekeh.

Jisung mendongak, "dokter Na aku kangen sekali" bibirnya mengerucut lucu membuat si manis memekik gemas dalam hati.

Tuan Lee izinkan aku menculik Jisung!

"Kita baru tidak bertemu beberapa jam padahal" ucap Jaemin sambil mengusap surai Jisung.

"Tapi lama sekalii" dengan manja, anak itu mendusalkan wajahnya di sekitar perut Jaemin, "dokter kemarin ayah galak sekali tau" adu Jisung seolah-olah ia adalah korban kejahatan.

Jaemin yang masih setia mengusap surai anak itu pun penasaran, "kenapa galak? Jisung nakal ya?"

Merasa di tuduh, Jisung mendongak cepat, "tidak kok! Masa kem-"

"Dia tidak mau makan sayur"

Suara itu memotong kalimat Jisung yang bahkan belum selesai diucapkan.

Jaemin dan Jisung serentak menoleh ke asal suara.

"Ah, selamat sore tuan Lee" Jaemin berdiri lalu menundukkan badannya hormat, lupa akan Jisung yang kini memeluk kakinya sambil menyembunyikan wajah dari ayahnya.

Doctor Na | Nomin [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang