── 07. Home

85.8K 6.5K 1K
                                    


⚠️🔞
──

Jeno mengikuti Jaemin sampai depan rumah sewaannya.

Sang pemilik mata rusa melirik pria didepannya takut-takut, bosnya── yang sekarang sudah menjadi pacarnya itu masih terlihat awet mempesona walau hari sudah malam.

"Terimakasih tuan sudah mengantarku" ia membungkuk hormat.

"Ya"

Jaemin mengernyit. Hanya 'ya' ?

Mereka berdua berhadapan, bertatapan cukup lama sampai sang dominan tersenyum miring dengan pandangan mengarah pada bibir si manis.

"Bibirmu merah"

Blush.

Dasar Lee Jeno, kenapa malah diperjelas sih? Sudah tau ini semua karena dirinya. Kan Jaemin jadi teringat kejadian di mobil tadi.

"Tapi tu- mmphh"

Bibir keduanya bertemu dan menempel. Jaemin kaget tentu saja, mata indahnya melebar saat merasakan bibir lain membungkam bibirnya sendiri.

Jeno pun tak melewatkan kesempatan, ia menggerakkan bibir, menekannya semakin dalam dan menyapukan lidahnya pada bibir manis itu.

Melumat belahan bibir Jaemin hingga basah oleh air liurnya sendiri. Tak sampai di situ, Jeno juga menghisap bibir bawah si manis, lalu pindah pada bibir atasnya.

"Mnnh" Jaemin mulai sadar dengan keadaan yang sedang terjadi.

Kedua tangannya ia arahkan untuk meremas kerah Jeno, berniat mendorongnya keras namun terhenti saat mata si manis menatap wajah di hadapannya, wajah tampan Lee Jeno yang tengah terpejam, fokus menikmati bibir Jaemin.

Sial, kenapa tangan Jaemin mendadak lemas?

Dominan tampan itu tersenyum dalam hati karena Jaemin tak menolak lumatannya. Gemas karena si manis hanya diam, Jeno semakin gencar untuk memakan bibir manis itu sampai──

TIIIIIIINNNNN TIINNN



Kurang ajar, BUNDAA BIBIR NANAAAA!!

Jaemin masih tidak bisa percaya, sekarang dirinya benar-benar menjadi kekasih Jeno? Bos mesumnya itu?

Shit, serius??

Ck! dirinya merasa dijebak. Ia seperti tidak punya hak untuk mengatakan ya atau tidak karena Jeno memang sudah punya keputusan sendiri dari awal.

"Tuan-"

"Jangan panggil seperti itu terus, aku milikmu"

ASBDJSJJKAKAKK.

Tolong, ini terlalu tiba tiba bagi Jaemin, ia ingin mengubur diri, menghilang kabur dari situasi macam ini.

"Panggil Jeno saja?" Jaemin menawarkan.

Si tampan bergumam.

"Kurasa akan lebih bagus jika kau memanggilku daddy. Bagaimana, hm?"

Jaemin mendengus, "Daddy?" Ew, kalau seperti itu rasanya Jeno adalah papa gula Jaemin.

"Bagus bukan? Apalagi memanggilku seperti itu saat kau mengangkang di bawahku, merengek pada Daddy agar segera memasukkan penis besarku pada lubang hang-mmph"

"JENO!" Si manis memekik setelah membungkam mulut Jeno menggunakan telapak tangannya.

"Mulutmu kotor sekali!" Pipi Jaemin bersemu, "jika ada yang dengar bagaimana hah?" Ia memelototi pacarnya.

Doctor Na | Nomin [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang