── 20. So Bad

34.3K 3.4K 261
                                    


⚠️
──


Winwin mondar mandir diruang tamu, di sana juga ada seorang Taeyong yang tengah duduk di sofa dengan perasaan tak tenang, "Bagaimana Tae? Apa ada kabar dari polisi?" ucapnya dengan nada khawatir yang sangat kentara.

Taeyong yang sedari tadi memperhatikan ponsel akhirnya menoleh saat sahabat sekaligus calon besannya itu bertanya, lelaki cantik itu menghela napas.

"Winnie, duduklah kemari, jangan panik aku yakin Nana baik-baik saja"

Mendengar ucapan Taeyong, akhirnya Winwin berkenan untuk duduk.

"Astaga Tae, bagaimana aku tidak khawatir? Dia tadi pamit ingin jalan jalan, tapi hingga hampir sore begini dia belum pulang??"

Jujur saja, Taeyong juga bingung kemana calon menantunya itu pergi. Bahkan ia sudah melaporkan hal ini ke polisi. Namun sepertinya laporan yang ia ajukan tidak akan ditindak lanjuti karena waktu menghilangnya Jaemin belum sampai 1 × 24 jam.

"Kita tunggu kabar dari Jae dan Yuta dulu, aku yakin Nana pasti akan ketemu" ucap Taeyong sambil mengusap bahu Winwin.

Mereka berdua akhirnya termenung, sibuk dengan pikiran kalut mereka masing masing sampai kemudian Taeyong menjentikkan jarinya, "oh iya! Aku akan coba menghubungi Jeno"

──

Di tengah kecemasan dua pihak orang tua, tak ada yang tahu bahwa dua pemuda yang tengah dicari keberadaannya malah sedang berbagi kenikmatan dengan beradu lidah di kamar yang berada di dalam kantor sang dominan.

"Mmphh..nhh" alis milik pemuda yang lebih kecil menukik tatkala lidahnya terasa disesap oleh sang lawan main.

Telapak tangannya yang ada di dada sang dominan kian berubah menjadi remasan tiap waktu bertambah semakin lama, menadakan bahwa si manis mulai kehabisan napas dalam ciuman panas itu.

Jeno, dengan mata terpejam sibuk menikmati belahan bibir yang sangat ia rindukan itu. Kepalanya bergerak berlawanan dari si manis, ia melumat pelan lidah Jaemin, menyedotnya pelan kemudian kembali memagutnya dengan tak sabaran.

Benar benar candu.

"Hmpp.. unghh.. jennpp" Satu tangan yang ada dibelakang leher Jeno ia naikkan guna meremas rambut sang dominan, menyalurkan rasa yang bercampur aduk itu kepadanya. Kemudian dengan pelan Jaemin memukul dada Jeno, berniat memberitahu Jeno bahwa napasnya akan benar benar habis jika ciuman tersebut diteruskan.

Mengerti akan isyarat sang kekasih, Jeno menjauhkan wajahnya setelah bibirnya ia kecupkan ke bibir si manis. Diperhatikannya wajah indah milik pemuda yang kini terlentang dibawahnya dengan tatapan memuja, pipinya sedikit merona karena udara dingin yang berasal dari AC, bibir merahnya bengkak, basah dan sedikit terbuka karena digunakan untuk memasok udara, lalu sedikit peluh di dahi sehingga memperindah wajahnya yang memang dari awal sudah Jeno akui sempurna.

Jeno mengusap pelipis Jaemin pelan.

"Kau juga merindukanku?"

Jaemin yang tiba tiba dihadapkan oleh pertanyaan seperti itu langsung mengerjapkan mata, "tidak juga, tuh" jawabnya denial, ia merotasikan matanya ke arah lain.

Jeno terkekeh pelan, dengan kedua lengan yang menjadi tumpuan badan, ia menunduk kemudian menjatuhkan wajahnya tepat di perpotongan leher Jaemin.

Menjilat, kemudian mengendus pelan hingga membuat si manis menggeliat geli, "lalu untuk apa kau di sini?"

Jaemin meremas jas Jeno pelan.

Napas Jeno sangat terasa jelas menerpa kulit lehernya! Jaemin ingin memberontak, tapi ia takut jika nanti malah menimbulkan kejadian yang tak diinginkan.

Doctor Na | Nomin [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang