── 16. Taeyong

51.4K 4.8K 799
                                    


⚠️🔞
──

Sudah seminggu sejak Jaemin pergi ke bar tanpa pengetahuan Jeno dan berakhir pada malam panas mereka di kamar si manis sampai dini hari.

Jaemin kini tengah asik berkutat dengan peralatan dapur di rumah sang kekasih. Berniat membuatkan Jisung makan siang.

Seminggu ini keseharian Jaemin berjalan cukup lancar, namun ia merasa sedikit ada yang kurang karena Jeno masih belum bisa pulang ke rumah. Dia masih sibuk di luar kota guna mengurus kepentingan perusahaan.

Padahal sebelum berangkat dia bilang hanya beberapa hari bukan? Tapi ini sudah satu Minggu dan dia belum pulang.

Jaemin mendengus.

Ia rindu.

"MAMA NAA BELNYA BERBUNYII" Jisung berteriak dari ruang tengah.

Jaemin berdecak karena ia sedang menggoreng telur sekarang ini. Jika di tinggal untuk membukakan pintu maka akan gosong karena sebentar lagi sudah matang.

Siapa sih yang datang?

"Mama Na boleh aku bukakan pintunya?" Suara Jisung terdengar dekat.

Si manis menoleh dan mendapati Jisung ada di pintu dapur.

Peka sekali.

Jaemin mengangkat alis dan segera tersenyum, "iya tolong ya Jie. Kalau kau tidak mengenalnya jangan hiraukan apa yang ia minta oke?" Ucap Jaemin agar Jisung lebih was was terhadap orang asing.

"Oke mama" Jisung tersenyum lebar.

Kemudian anak itu segera berlari dengan kaki kecilnya menuju pintu utama. Membuka kunci pintu tersebut lalu menariknya agar terbuka.

"Eh" kedua alis Jisung terangkat, "ayah sudah pulanggg" lalu ia segera menghambur pada ayahnya.

Jeno terkekeh dan segera membalas pelukan Jisung. Ia menggendong anak semata wayangnya itu lalu berjalan masuk ke dalam mansion setelah tak lupa menutup pintu.

"Apa Jie merindukan ayah?" Tanya Jeno.

"Yaaa, Jie rindu bertengkar dengan ayah, rindu meminta uang pada ayah, rindu membuat ayah kesal"

Jeno mencibir, ia menurunkan bocah itu ke sofa.

"Ngomong-ngomong kenapa pintunya di kunci? Apa bibi Nam sedang keluar?"

Jisung menggeleng, "tidak tidak, bibi Nam tidak datang beberapa hari ini. Katanya ada yang sakit" anak itu mengambil pensil warna dan mulai melanjutkan kegiatannya, "Mama Na yang menyuruhku untuk mengunci pintu, kata mama nanti ada orang jahat yang masuk jika tidak di kunci"

Mendengar hal tersebut Jeno segera tersenyum, "apa dokter Na ada di sini?"

Jisung melirik ayahnya, "memang kenapa?" Ia menaikkan satu alis.

"Ayah bertanya Jie"

"Memang ayah siapanya?"

Oh astaga, belum ada satu jam ia menginjakkan kakinya di mansion, dan Jisung sudah membuatnya kesal begini.

Percuma bertanya pada anak itu. Jeno menaruh tas kerja dan jasnya di sofa, lalu segera berjalan menuju dapur, asal dari bau harum masakan yang ia cium saat ini.

Dan benar saja, Jeno langsung dapat menemukan Jaemin yang tengah sibuk memasak di sana.

Jeno tersenyum melihat tubuh ramping itu dari belakang. Ia sangat merindukannya. Rindu memeluk pinggang itu di malam hari dan dalam satu ranjang yang sama.

Ah, satu Minggu terasa panjang sekali.

"Ehm" saat sudah sampai tepat di belakang si manis, Jeno berdehem seraya meremas bongkahan pantat milik kekasihnya hingga membuat sang empu tersentak.

Doctor Na | Nomin [READY PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang