Extra Part

413 66 10
                                    

Extra Part



Naya terlihat begitu bersemangat membantu kedua orangtuanya untuk memasukkan perlengkapan ke dalam bagasi mobil. Hari ini ayah dan bundanya akan pergi berlibur. Hanya berdua saja. Tanpa membawa Zayyan apalagi dirinya.

"Pokoknya ayah percaya aja sama Naya," kata Naya sekali lagi ketika ayahnya menanyakan apakah putrinya itu bisa menjaga Zayyan.

Sambil menggendong adiknya yang kini telah berusia 18 bulan, Naya melambaikan tangannya kepada mobil yang kini mulai menjauh.

Gadis itu tersenyum puas lalu menatap adiknya yang tertawa lucu. Naya membawanya masuk ke dalam rumah.

Ia menelpon pacarnya untuk segera datang. Demi mengisi waktu kosong, ia berinisiatif mengubah penampilan adiknya.

Setengah jam sudah berlalu. Naya menepuk tangannya dan mengukir senyum bangga atas hasil karya yang luar biasa. Ia mengambil ponselnya lalu memotret adiknya yang kini semakin menggemaskan.

"Astaga!" teriak Rudy kencang ketika baru sampai dan dihadapkan dengan penampilan Zayyan.

Cowok itu segera berlari menghampiri Naya dan Zayyan. "Lo gila, ya?" Rudy benar-benar tak habis pikir dengan hasil perbuatan Naya pada adiknya yang kini masih saja tersenyum meski sudah dikerjai.

"Bentar lagi Halloween, adek gue cosplay jadi tuyul cocok kan?"

Naya mengangkat kedua alisnya dengan rasa bangga memenuhi hatinya. Ini percobaannya pertama yang ia lakukan dan hasilnya sungguh luar biasa.

Naya bangga, pada dirinya, juga pada adiknya.

Sementara itu Rudy semakin menggeleng kuat. "Udah gak waras emang lo, Nay!" Cowok itu langsung menggendong Zayyan ke kamar mandi.

"Ian, ingat Abang ya. Kakak kamu nakal sama kamu, abang yang tolongin kamu." Rudy berbicara terus dengan bayi itu. Tangannya melepaskan popok putih dan mendudukkan Zayyan ke dalam bak mandi.

Zayyan berceloteh ria. Tangan mungilnya terus mengibas-ibaskan air hingga membuat basah sedikit kaos yang dipakai Rudy.

"Udah syukur dikasih adek selucu ini, eh malah di make over kayak tuyul. Sinting emang."

Mendengar omelan kekasihnya yang tiada henti, Naya hanya melukis senyumnya. Ia berdiri di belakang cowok itu sambil melipat tangannya di depan dada. Hal yang sekarang dilakukannya adalah memperhatikan bagaimana Rudy menghapus semua warna putih di wajah dan seluruh tubuh adiknya.

"Rudy," panggil Naya pelan.

Cowok itu menyahut tanpa menoleh ke belakang. Ia masih sibuk memandikan Zayyan.

Menunggu balasan Naya yang tak kunjung terdengar, Rudy membalik tubuhnya. Matanya membola melihat gadis itu sedang menahan tangis.

"Hei, kenapa? Aku kelewatan tadi, ya? Maaf, ya...." Rudy menyentuh pipi Naya dengan lembut.

"Pokoknya kamu punya aku!" tegas Naya lalu tanpa izin langsung mendaratkan sebuah ciuman kilat di pipi laki-laki itu. Naya mengukir senyumnya lagi lalu pergi.

Efek dari sebuah ciuman kilat yang kini berhasil membuat tubuhnya membeku dan tertahan di tempatnya berdiri. Rudy meraba tempat itu dan kemudian bibirnya melengkung.

Ia kembali membersihkan tubuh Zayyan lalu membawanya keluar dari sana.

ʕ·ᴥ·ʔ

Naya mendelik ke arah para gadis yang terus saja memperhatikannya. Tidak, tidak, mereka jelas memperhatikan Rudy dan Zayyan yang tengah di gendong.

"Keliatan banget jomblo."

His Favorite GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang