CNJNHO! Drabble : Dear, love...

1K 111 16
                                    

First time bikin threesome story huhuhu... Penjelasan dikit ya, Hyunjin disini tunawicara ya. Dia gk bisa berkomunikasi dengan normal sama orang lain. Dia kemana-mana bawa note kecil dan pulpen hitam merek yang sama dengan pulpen pemberian seseorang dari masa kecilnya. Dia duduk di bangku paling belakang dan dibully sama temen-temen sekelasnya kecuali satu orang.

Trus selanjutnya Chris. Dia ini brandal sekolah yang bener-bener ditakutin sama semua orang. Gak ada yang mau deket-deket dia. Dia dijauhin semua orang karena citra jeleknya itu. Dia ini sifatnya dingin banget.

Terakhir Lino. Dia kapten tim basket sekolah. Dia sekelas sama Hyunjin dan jadi satu-satunya orang yang gak pernah bully Hyunjin. Dia juga gak bela. Tapi diem-diem suka merhatiin Hyunjin dan bantu Hyunjin juga tanpa Hyunjin ketahui. Tapi dia dingin banget gitu sama kayak Chris.

Ceritanya mereka bertiga seangkatan ya~

~Happy reading~

Hidup dengan hinaan sudah menjadi makanan sehari-harinya. Entah salah apa dirinya pada para perundungnya, tapi bagi mereka hidupnya seperti mainan mereka selama di sekolah. Bukan dirinya yang meminta terlahir bisu, bukan dirinya yang memilih takdirnya seperti apa, bukan dirinya yang meminta hadir di kehidupan teman-temannya. Lantas, mengapa semua orang membencinya?

Hyunjin tidak pernah meminta agar diterima menjadi bagian dari mereka. Hyunjin tidak pernah mengharapkan sikap sok baik teman-temannya di hadapan guru mereka. Hyunjin tidak pernah meminta apapun. Lantas mengapa semua orang keberatan akan keberadaannya?

Hyunjin memang selalu berada di keramaian kelas setiap harinya, tapi ia sendiri. Ia selalu menjadi objek kesenangan bagi teman-temannya. Apa tidak ada seorang pun yang peduli padanya? Hyunjin tidak berharap banyak, satu-satunya yang ia harapkan setidaknya ia ingin memiliki tempat untuk bersandar, walau hanya satu orang saja.

"Gila, Sil. Nilai lo kenapa 7 dah?"

"Seriusan lo?"

"Serius"

Sisil menggeram marah dan meremas kertas ulangan hariannya. Matanya melirik tajam pada Hyunjin yang sedang menulis sesuatu di buku diarynya. Tanpa menunggu waktu yang lama gadis itu segera pergi setengah berlari menghampiri Hyunjin yang tanpa tahu apa kesalahannya tiba-tiba mendapati dirinya sendiri dijambak dengan kuat.

"Kenapa?! Sakit?!" bentaknya.

Hyunjin ingin memaki berteriak pada dunia, ia juga ingin mengumpati orang-orang yang berlaku semena-mena terhadapnya, namun apa daya sekeras apapun mereka menyiksa tubuh Hyunjin tidak sedikitpun teriakan Hyunjin terdengar. Hanya ada desisan dan perlawanan kecil dari Hyunjin yang tentunya tidak berarti apapun bagi mereka yang kuat. Karena Hyunjin lemah, tidak ada yang menopangnya.

"Lo bisa ngerjain tugas gue gak sih?! TOLOL. Kalau sampai ranking gue turun gara-gara lo-- gue pastiin lo gak akan pernah hidup tenang"

Hyunjin mengangguk sambil memegangi tangan gadis yang masih menjambaknya kuat. Ia ingin mengaduh kesakitan tapi semuanya berhenti ditenggorokannya. Sakit, sakit, sakit. Ia ingin mengeluh juga, tanpa harus melalui buku note atau diary-nya. Hyunjin juga manusia sama seperti yang lainnya. Apa karena ia terlahir bisu? Apa karena kecacatannya ia jadi dipandang lebih rendah daripada binatang?

"MANA KERTAS ULANGAN LO?!"

Hyunjin menyerahkannya segera karena Sisil mengeratkan jambakkannya. Kepalanya sudah pusing, belum lagi pukulan-pukulan kecil yang diterimanya dari teman-teman Sisil entah itu di perutnya, di kakinya, atau di wajahnya.

"LO SENGAJA?! NILAI LO SEMPURNA DAN LO BIKIN NILAI GUE KECIL LO SENGAJA?! HAH?! LO MAU REBUT POSISI GUE?!"

Hyunjin menggeleng ribut. Demi tuhan, ia tidak memiliki maksud apapun. Ia bersumpah bahwa ia mengerjakan tugas Sisil dengan benar dan menyalahkan beberapa hasil tugasnya. Tapi kenapa malah seperti ini?

HoursWhere stories live. Discover now