MNJN! Songfic : Snowy Wish

417 31 3
                                    

TW // Mention of homophobic, kissing, mention of major character death.

SLIGHT CHANJIN

~_____~

Aku tak tau sudah berapa lama sejak kau telah mengambil alih hatiku
Hati kecilku yang selalu dingin sekarang mulai menghangat karenamu

Lantunan lagu milik idol grup kesukaannya mengalun pelan memenuhi kamar. Hyunjin, si pemilik kamar berbaring telungkup menenggelamkan wajahnya di bantal yang penuh pulau air mata. Isakan pelan mengiringi lagu yang ceria karena Hyunjin tengah bersedih. Lagunya menggambarkan isi hatinya dengan sempurna jadi ia terharu.

Beberapa hari yang lalu ia merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya sendiri. Mungkin perasaan itu sudah ada sejak lama namun untuk yang pertama kalinya ia sadar bahwa ada yang tidak beres dengan hatinya.

Bertepatan ketika Minho, tetangganya, sahabatnya sejak kecil, dia yang selalu Hyunjin anggap kakak yang menyebalkan tiba-tiba terlihat begitu menawan. Hyunjin saat itu membeku saat Minho mendudukannya di ayunan taman dan berdiri di depannya. Dengan senyum tampan yang sangat jarang Hyunjin dapatkan Minho berpamitan untuk pergi selama satu tahun demi keberlangsungan bisnis keluarganya.

"Hyunjin-ah~ jaga dirimu baik-baik. Aku janji, ketika aku pulang nanti aku akan mengajakmu melihat salju bersama. Hanya kita berdua." katanya dengan suara paling lembut yang pernah Hyunjin dengar.

"Sialan! Kenapa satu tahun lama sekali? Ini baru hari ke enam, masih ada 359 hari tersisa..." gumam Hyunjin.

Yang menjadi masalah adalah hatinya... Bahkan hanya dengan mengingat nama Minho hatinya mulai menghangat. Kesepian setelah beberapa tahun lalu saat ia putus dari Chris kekasih pertamanya saat masa SMA terobati hanya dengan mengingat namanya. Padahal, masih Hyunjin ingat jelas sakitnya putus dari Chris karena mereka ketahuan berpacaran oleh orang tua Chris yang homophobic.

Hyunjin selalu mencari sosok Chris dari orang-orang yang mendekatinya. Yang mampu berikan hangat saat tubuhnya menggigil, yang mampu beri senyum disetiap tangisan, yang mampu legakan dahaga setiap Hyunjin ingin perhatian. Chris mampu, tapi tidak pernah Hyunjin sadari bahwa ada seseorang lagi yang mampu berikan itu semua.

Mungkin kita berdua terlalu lama menghabiskan waktu mencari satu sama lain
Aku tak tau kau tepat di sebelahku, aku selalu merasa kesepian sendiri

"Benar, kenapa aku terus-terusan mencari jika Minho hyung ada..."

Dan seolah dapat merasakan rindunya Hyunjin Minho dari seberang sana meneleponnya. Buru-buru Hyunjin angkat panggilan dari pria yang tengah hantui dirinya.

"Halo?"

"Hai, Hyunjin. Sudah makan?"

"Hmm, sudah."

"Syukurlah... Aku memanggilmu untuk mengingatkanmu makan, takutnya kau lupa. Biasanya kita sedang keluar dan makan bersama iya kan?"

"Aku rindu..." bisik Hyunjin sambil terisak-isak mulai menangis.

Minho disana sambil membolak-balik kertas dan mengapit ponsel diantara pundak dan kepalanya tersenyum gemas. Ia membayangkan bagaimana bengkaknya wajah Hyunjin sekarang. Sebenarnya mama Hwang memberitahunya bahawa Hyunjin murung, jadi itu sebabnya ia menelepon untuk mendengarkan tangisan favoritnya.

"Aku juga, Hyunjin. Hyung juga..."

"Hyung... Bagaimana ini? Hyung..."

Minho tetap tersenyum dengan sabar tetap mendengarkan apa yang Hyunjin katakan selanjutnya.

HoursWhere stories live. Discover now