CNJNHO! Drabble : Dear, love... (3)

566 111 13
                                    

Cerita ini juga masuk ke salah satu cerita yg bakal difavorit-in sama gue sih. Wkwkwk. Dari dulu pengen buat yg jalan ceritanya kyk gini baru kesampean skrg.

~Happy reading~

Kejadian kemarin ternyata tidak merubah banyak kehidupan Hyunjin sehari-hari di kelasnya. Hyunjin justru semakin dibenci oleh anak-anak di kelasnya. Rio, David, Reno, Zidan, dan Milo juga Chris terkena skors karena berita perkelahian mereka sampai ke telinga kepala sekolah. Belum lagi Minho sakit dan izin tidak masuk beberapa hari.

Hyunjin duduk menyendiri dengan perasaan tidak tenang. Seluruh anak kelas berkumpul di depan kelas membicarakan sesuatu yang entah apa. Mungkin merencanakan sesuatu untuk menyelakai Hyunjin? Saking buruknya perlakuan mereka Hyunjin sampai tidak bisa berpikiran bahwa mereka akan melakukan hal baik.

Tak lama guru masuk dan mulai mengajar. Hyunjin bisa bernafas lega sementara waktu hingga sang guru keluar nanti. Dan dirinya yang kemudian masuk kembali ke dalam bui buatan teman-teman sekelasnya.

Dan benar saja... Ketika guru keluar, mereka semua mulai kembali menyakiti Hyunjin. Hyunjin memang benar-benar tidak bisa membentak marah membela diri dan agaknya itu lah yang membuat dirinya tidak henti-hentinya menjadi sasaran teman-temannya. Because no one can hear him.


.

.


Seminggu berlalu dengan sangat lambat bagi Hyunjin. Hari ini Lino sudah masuk seperti biasa dan bergabung dengan Rio, David, Reno, Zidan, dan Milo seolah tidak ada yang terjadi beberapa hari lalu. Lino dan Anne tetap putus hingga atmosfer di ruang kelas mereka sedikit panas karena Anne terang-terangan memusuhi Lino.

Kembali pada Hyunjin, ia nampak tidak sehat hari ini. Wajahnya pucat dan tubuhnya sedikit panas. Seharusnya semua anak pun yang melihatnya akan tahu bahwa Hyunjin sakit dengan sekali lihat saja. Tapi apa ada yang peduli? Tidak.

Mereka masih benar-benar membenci Hyunjin. Selama 3 hari ke belakang perundungan yang dilakukan teman-temannya semakin parah. Hyunjin bahkan dikuncikan di toilet, beruntung saat itu penjaga sekolah datang mengecek sehingga Hyunjin bisa pulang.

Hyunjin tatap mejanya yang penuh coretan tidak senonoh yang ia tutupi dengan buku-bukunya. Tiga hari ke belakang merupakan yang terburuk. Tas Hyunjin dipenuhi dengan sampah, bekalnya dibuang, mejanya yang bersih di coret-coret dengan tipe-x. Bahkan hari ini masih berlanjut. Mereka menyembunyikan bekal Hyunjin hingga Hyunjin lagi-lagi tidak makan siang.

Ketika jam pelajaran berakhir Hyunjin merapikan peralatan belajarnya dengan lesu. Murid-murid lain telah bersemangat pergi dan kini lagi-lagi yang tersisa di kelas hanya dirinya dan Lino. Hyunjin tidak berniat menyapa laki-laki itu jadi ia hanya fokus pada kegiatannya dan setelah selesai ia segera melangkah pergi. Tapi ia tidak bisa pergi begitu saja karena Lino tiba-tiba menghalangi jalannya.

Hyunjin menatap Lino datar. Bukan-- bukan berarti dia berani bersikap kurang ajar hanya pada Lino tetapi memang semenjak ia masuk ke kelas ini ia selalu menatap teman sekelasnya yang lain dengan tatapan datar dan dingin karena Hyunjin benci. Bagi Hyunjin semua yang ada di kelas itu sama saja. Walau Lino tidak pernah membullynya tapi Lino selalu diam saat ia dibully padahal jelas-jelas Lino menyaksikannya.

"Tunggu dulu"

Hyunjin melangkah mundur, berusaha menjaga jarak dengan mantan kekasih Anne itu. Hyunjin tidak bebal hingga tidak tahu Anne semakin menyiksanya akhir-akhir ini karena Lino.

"Hari ini jadwal gue piket, gue minta bantuan lo" kata Lino.

Hyunjin mengangguk dan kembali menyimpan tasnya di bangku terdekat. Ia mulai mengambil sapu dan tanpa banyak bicara memulai piketnya. Dilain sisi Lino tersenyum kemudian dengan cepat mengambil ember dan lap pel lantas segera pergi ke toilet.

HoursWhere stories live. Discover now