CJN! Oneshoot: Paradise Out Of Nowhere

1K 107 23
                                    

TW// Disbanded group , kissing , mention of sex , mention of kissmark , mention of bitemark.

~Hope you guys enjoy this story~

"Kau kenapa Hwang Hyunjin?!"

Chris bangkit dari duduknya dan berlari menghampiri sumber suara, menemukan Hyunjin tengah menangis memeluk Changbin yang mengelus punggungnya erat. Entah apa penyebab tangisan adiknya yang paling cengeng itu tapi Chris sakit hati melihatnya terisak kesakitan seperti sekarang. Niat diri menghampiri yang lebih muda ia urungkan ketika Jisung ikut bergabung-turut memeluk sosok yang tengah bercucuran air mata. Diam-diam Chris keluar dari sana membiarkan Changbin dan Jisung menenangkan Hyunjin.

Sedikitnya Chris berkecil hati-entah perasaannya saja atau memang benar jika semua orang di grupnya sangat dekat dengan Hyunjin. Entah itu Minho, Changbin, atau Jisung, mereka bertiga terang-terangan menggilai pemuda itu. Jeongin? Hyunjin sangat menyayanginya. Felix dan Hyunjin yang selalu memiliki barang-barang couple. Belum lagi Seungmin karena jelas-jelas Hyunjin sangat mengagumi si pemilik suara indah itu.

Lantas bagaimana dengannya? Hyunjin jarang menempel padanya padahal Hyunjin selalu bersandar pada siapapun di sekitarnya. Dan hal itu membuat kepercaya-diriannya menyusut. Pernah beberapa kali ia berniat bertanya pada yang muda, namun selalu saja ada halangan. Entah itu member yang menarik kemudian memonopoli Hyunjin, atau Hyunjin yang jatuh tertidur, atau senyuman Hyunjin yang muncul dan membuatnya khawatir jika ia mengungkapkan pertanyaan di kepalanya akan menghilangkan senyuman pemuda itu.

Awalnya Chris selalu berpikir positif seperti biasanya. Hyunjin yang selalu datang padanya ketika ingin belajar memproduksi sebuah lagu membuatnya senang bukan main dan mengabaikan rasa irinya pada member lain. Tapi beberapa hari ke belakang ia mulai merenungi, mengapa Hyunjin bersikap berbeda padanya? Barangkali dirinya lah penyebab semua kecanggungan diantara mereka.

"Chan hyung?"

Chris menoleh ke arah pintu dimana Hyunjin sudah berdiri disana membawa segelas susu segar dan meneguknya. Nampaknya ia sudah lebih tenang setelah menangis entah kenapa. Matanya masih bengkak membuat Chris tidak tega dan sedikit merasa bersalah-karena tak turut menenangkan hati yang muda.

Disisi lain, Hyunjin menunggu jawaban atas sapaannya padahal Chris justru kebingungan harus menanggapi apa sapaan Hyunjin saat dirinya malah berdebar kencang melihat atensi yang muda. Chris hanya bisa diam dan menatap kosong pada Hyunjin.

"Boleh ku pinjam komputermu?" akhirnya Hyunjin memilih mengakhiri keterdiaman keduanya. Selalu seperti ini, Chris membuatnya sangat canggung.

Chris mengangguk. Kemudian ia menyingkir dari depan komputer membiarkan Hyunjin duduk disana. Chris sendiri hanya duduk dengan canggung di kasurnya membiarkan Hyunjin memainkan dengan bebas komputernya. Oh ya, hanya Hyunjin yang mengetahui password komputernya oleh sebab itu hanya Hyunjin yang bisa memainkan dengan bebas komputernya bahkan saat Chris tidak di rumah.

Hanya ada senyap diantara keduanya. Tidak ada percakapan berarti karena Hyunjin yang sibuk memainkan game meramaikan ruangan Chris yang selalu tenang dan Chris yang sibuk menahan diri untuk tidak merusak senyuman indah Hyunjin dengan bertanya apa yang membebani benaknya selama beberapa hari terakhir. Hingga sebuah panggilan datang...

"Halo?"

"..."

"Ah, baik-baik. Saya akan segera kesana"

"..."

"Ya, baik"

Chris menghela napas dan hampiri Hyunjin lantas menepuk pundaknya.

"Hyunjin! Hyung, Changbin, dan Jisung harus pergi ke perusahaan. Kau boleh memainkan komputerku atau berkunjung ke dorm sebelah. Tidak apa kan?"

Hyunjin mengangguk menjawab Chris dan lanjut memainkan gamenya...

HoursWhere stories live. Discover now