CNJNHO! Drabble : Dear, love... (5)

832 111 33
                                    

Lanjut nih? End disini aja gk sih?

~Happy reading~


Hyunjin dan Lino kembali sekolah setelah dua hari berturut-turut bolos. Karena mereka termasuk anak yang rajin sekolah gurupun tidak mempermasalahkan kemana mereka bolos dua hari ini. Dua hari itu mereka pakai untuk mengantar Chris dan satu hari lagi mereka gunakan untuk melepas rindu satu sama lain.

Lino menjauhi teman-temannya karena tahu mereka sangat tidak menyukai Hyunjin. Bahkan terang-terangan Lino menunjukan ketidaksukaan dirinya pada teman-temannya yang masih tidak menerima keberadaan Hyunjin.

Seperti pagi ini Hyunjin duduk kembali di tempatnya dan mendapati mejanya yang lagi-lagi penuh coretan tak senonoh disana. Sedih, tapi ia sudah terlampau terbiasa. Hyunjin merogoh kolong bangkunya kemudian, dan menemukan secarik kertas bertuliskan makian dari Anne yang ditujukan padanya karena merebut Lino darinya.

Anjing lo! Bisu! Pelakor! Hahaha, emang ya hidup lo cuma ngusahin orang aja. Gak guna! Kenapa lo gak mati aja?! Musnah lo. Lo gak berhak hidup! Gara-gara lo gue menderita! Lo rebut Lino dari gue, dasar jalang! Lo gak puas sama Chris doang dan ngegodain Lino juga? Gak enak cuma disodok satu kontol hah?! Mati aja lo anjing! MATI! MATI! MATI! Udah dipake berapa orang lo? Kenapa gak ngelacur aja? Cocok. Lo gak bisa cukup sama satu cowok kenapa gak cari cowok lain aja biar tubuh gatel lo dijamah sana sini?! Mau?! Kalau mau gue kasih tau bodyguard-bodyguard gue biar ngewein lo. Enak kan tuh? Lobang gatel lo disodok, digilir. Dijamin puas deh, abis itu mati deh lo!

Hyunjin tersenyum kecil dan melipat kertas itu dan ia masukan ke kantungnya. Terlihat baik-baik saja dengan kata-kata biadab dari Anne. Seumur hidupnya baru pertama kali ada yang melecehkan dirinya sejauh Anne. Biasanya orang hanya akan menghina kekurangannya dan mencelanya dari banyak hal. Tapi Anne menyerangnya dengan kata-kata seolah ia adalah pelacur gila yang haus belaian.

Di tempatnya Anne duduk dengan tenang merasa puas melihat Hyunjin telah membawa catatan darinya, berharap setelahnya Hyunjin akan bunuh diri dan memuaskan kebenciannya terhadap Hyunjin. Lino yang baru saja keluar membeli sarapan untuk dirinya dan Hyunjin pun datang namun menyadari ada yang tidak beres dengan wajah Hyunjin.

"Hey, kenapa?"

Hyunjin menggeleng lemah sambil tersenyum.

Namun, senyuman apa yang bisa menyebabkan orang yang tersenyum itu mengalirkan air mata? Bibirnya tersungging dengan cantik, melengkung indah bak pelangi, namun matanya merah dengan air deras yang mengalir dari mata. Apa itu bisa disebut senyuman? Tidak, itu hanya kepedihan yang luar biasa.

Dengan dongkol Lino menendang meja kosong yang ditempati oleh dirinya dan teman sebangkunya yang kebetulan sedang izin.

"Lino, lo kenapa sih?!"

"KALIAN APAIN HYUNJIN?!"

Kaget? Ya, Hyunjin kaget. Lino mengamuk dan matanya memancarkan kebencian besar.

"Diapain sih? Kita gak apa-apain dia kali. EH, LO SENGAJA YA MAU CARI MUKA DI DEPAN LINO?! BIAR DIA JAUH DARI KITA?! TUKANG FITNAH LO!" serang Rani.

"JAGA MULUT LO ANJING!" bentak Lino sambil menunjuk-nunjuk wajah Rani.

"Lo kenapa sih, No? Lo suka sama si bisu?"

"Gue udah bilang kemarin bukan? Gue. Suka. Hyunjin. Apa itu gak cukup? Tuli lo semua?!"

Hyunjin menunduk tidak berani menatap pertengkaran di hadapannya. Meremas-remas jarinya sendiri. Jika Lino membelanya mati-matian dari perdebatan biasanya berbeda dengan Chris yang menyelamatkan dirinya dengan cara yang berbeda. Daripada menutup mulut orang-orang tersebut Chris memilih menutup telinga Hyunjin.

HoursWhere stories live. Discover now