CNJNHO! Drabble : Dear, love... (2)

624 114 16
                                    

Mumpung ide masih mengalir dan wb belum menyerang jadi gue lanjutin ini dulu aja deh ya.

~Happy reading~

"Ran, pacar lo tuh kasihan sendirian"

Rani menengok dan menemukan Hyunjin yang memang selalu duduk sendirian di bangku paling belakang tengah tertidur, menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangannya.

"Amit-amit, asu lo!"

"Hahaha... Jadi inget dulu lo pas liat dia pertama kali langsung nemplok wkwkwk. Lo bilang gak usah sok cool ke dia ehhh ternyata"

"Anjing jangan diingetin. Gue waktu itu belum tahu ya dia bisu. Amit-amit dah, cakep sih tapi kalau cacat ya buat apa?"

"Hahaha... sekarang masih kelihatan cakep gak?"

"Dih, amit-amit gue nyebut dia cakep sekarang"

Hyunjin tetap diam. Dia memang tidur tapi bukan berarti ia tidak terganggu ketika orang membicarakannya tepat di depan bangkunya. Apalagi sepertinya gadis-gadis itu sengaja karena suara mereka benar-benar keras seolah berteriak di kepala Hyunjin.

Hyunjin menghela napasnya pelan. Inilah alasan mengapa ia sangat membenci free class. Guru mereka berhalangan dan tidak memberikan tugas, lantas apa yang harus ia ekspektasikan? Tentu perundungan yang terus berlanjut kan?

Sejak tadi Hyunjin tetap menyembunyikan wajahnya, walau orang berteriak tepat di telinganya, walau murid laki-laki lain bermain bola di kelas dan dengan sengaja menendangnya hingga selalu menyakiti tubuhnya, walau ia tidak memiliki alasan untuk tetap berada di kelas.

Di sudut lain kelas, Lino melirik Hyunjin yang nampak seperti benar-benar tertidur. Tapi Lino dan anak-anak lain tentu tahu bahwa Hyunjin adalah rajanya untuk berpura-pura, ia tidak benar-benar tidur. Ia perhatikan sosok yang sama sekali tidak bergetar meski hampir setengah tahun ini menjadi bulan-bulanan teman-teman sekelasnya. Disaat lamunannya semakin dalam, Anne kekasih Lino menyenggol lengannya mencoba menyadarkannya dari lamunan.

"Ngapain sih ngeliatin si bisu?" tegurnya.

"Kenapa emangnya?"

"Ya aneh aja. Kamu satu-satunya yang gak suka ikut-ikutan kalau lagi have fun sama si bisu"

Lino terkekeh.

"Having fun atau bullying?" tanya Minho menohok kekasihnya.

"Kamu kenapa sih? kok sarkas banget?"

"Gue gak suka" jawab Lino.

"Jadi kamu di pihak dia?" kata Anne sebal.

"Enggak. Gue gak mau ikut-ikutan sama urusan kalian. Gue gak peduli apa kalian bully atau bahkan sampai bunuh dia--

tapi yang jelas bagi gue kalian rendahan" kata Lino sebelum akhirnya memilih beranjak keluar meninggalkan Anne yang tergagu- tidak percaya atas apa yang kekasihnya baru saja katakan.

.

.




Kemalangan kembali menimpa Hyunjin dimana ia lupa membawa bekal sedangkan siang nanti pelajaran olahraga. Daripada membuatnya semakin bermasalah dan menyusahkan orang lain Hyunjin harus makan, kan? Tapi Hyunjin ragu. Seumur-umur ia tidak pernah pergi ke kantin karena murid yang seringkali membully nya selalu berada disana. Jujur, Hyunjin selalu takut. Kemanapun ia melangkah ia tidak mendapatkan ketenangan.

Kaki rampingnya ia bawa pelan menuju kantin sekolah. Karena Hyunjin tidak pernah keluar dari kelasnya maka hanya beberapa anak seangkatan Hyunjin yang memang pernah sekelas dengannya yang mengenali laki-laki tunawicara itu. Beberapa dari mereka acuh, beberapa orang lainnya menyapa Hyunjin dengan senyum.

HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang