Bab 34

324 27 4
                                    

34. CANGGUNG

TAPI kenapa tiba-tiba canggung begini, ya? Lirih Emilia dalam hati.

Sudah lebih dari setengah jam mereka berjalan di mall besar itu, tetapi mereka belum juga memasuki toko, dan Emilia mulai merasa tidak nyaman. Entah karena pertama kali Emilia janjian dan berjalan berduaan di mall dengan seorang cowok—selain Gibran saat masih SMP, atau entah karena getaran hatinya pada cowok di sebelahnya ini saat di perpustakaan tadi pagi. Rasanya sangat mengganjal.

"Kita lihat ke toko itu, yuk." tutur Bara kemudian, mengakhiri rasa nervous Emilia. Bara menunjuk toko yang ada di sebelah kiri dengan tatapannya.

"Ayok." Sahut Emilia, melangkah ke arah yang ditunjuk Bara, namun langkahnya menuju ke toko yang salah.

"Hei! Sebelah sini." tutur Bara, menarik lengan kanan Emilia dan membawanya ke toko yang dia maksud.

"Oh!" Emilia jadi salah tingkah.

Mereka pun masuk ke dalam toko. Di sana mereka menemukan berbagai aneka macam, bentuk, ukuran, dan ragam hadiah untuk cewek dan cowok, tua dan muda, juga anak-anak. Namun Bara mengernyitkan alisnya melihat itu semua, sementara Emilia menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba gatal. Keduanya tampak bingung.

Memiliki uang belanja bulanan yang pas-pasan, membuat Emilia tidak pernah membelikan hadiah untuk siapa pun. Mau itu untuk ibunya, Gibran, atau bahkan untuk Bella dan Mita. Jika Bara meminta saran darinya, Emilia pasti akan bingung.

"Gimana?" tanya Emilia memberanikan diri, karena ini sudah kedua kalinya mereka mengelilingi toko itu. "Udah tahu, mana yang mau dibeli?"

"Loh, bukannya gue minta lo nemenin gue untuk ini?" Bara malah balik bertanya, membuat Emilia mengerutkan dahi. "Pilihin!"

"Hah? "

"Pilihin." Bara mengulangi ucapannya, "Masa gue nyuruh lo ke sini cuman buat nemenin gue? Mending gue ajak Noel kalau cuman untuk nemenin." Jelasnya, berhasil membuat Emilia melongo. "Ayo, buruan.. pilihin. Keburu lapar, nih!"

Emilia merasa lucu

Apa yang dia harapkan? Jelas bahwa Bara memang mengajaknya untuk membantunya memilih hadiah, bukan untuk menemaninya membelikan hadiah. Ya Tuhan... Emilia kembali memperhatikan semua yang terpajang di toko itu dengan wajah melongo. Sungguh dia tidak tahu harus memilih yang mana.

Hadiah yang cocok untuk orang tua? Pikirnya serius. Dan tiba-tiba saja Emilia teringat sesuatu.

"Oh, ini aja!" serunya kemudian dengan wajah sumringah menoleh ke Bara. Emilia teringat Mamanya sering membelikan hadiah untuk Kakek dan Neneknya sewaktu dia SD dulu. Ya, itu saja!

"Apa?" tanya Bara penasaran.

"Sini!" seru Emilia, menarik lengan kemeja yang dikenakan cowok itu, membawanya ke arah perhiasan.

Bros bunga dan Dasi berwarna merah.

"Gimana?" tanya Emilia setelah menunjukkan dua item tersebut.

Bara memperhatikan kedua benda itu, lalu melirik Emilia sejenak. Gadis itu mengangkat alis dan dagunya bersamaan. Perlahan Bara mengangguk.

"Boleh, deh." Ucapnya setuju, Emilia senang mendengarnya.

Kemudian Bara membayar hadiahnya. Sementara Emilia menunggu cowok itu sambil berdiri tak jauh dari kasir. Matanya sibuk memperhatikan aksesoris yang ada di dekatnya. Setelah transaksi, Bara melangkah mendekati Emilia yang sedang menemukan topi fiddler cap berwarna kopi susu yang dipasang di atas patung kepala tak berwajah. Emilia mengambil topi itu dan memasangnya di kepala sambil mendongak menatap Bara.

DELUVIEWhere stories live. Discover now