16.

547 67 0
                                    

"Kakek!."

"Dara!." Kakek yang masih berlinang air mata itu melihat dara yang berdiri di ambang pintu masuk lalu berjalan memeluk tubuh sang kakek.

"Dara mohon jangan sedih kek, dara gak bisa lihat kakek ataupun nenek sedih karena mengingat kejadian masa lalu di mana mama dan papa kecelakaan, aku mungkin masih terpukul dengan kejadian itu sangat sulit untuk dara melupakan kejadian yang dara lihat pakai mata kepala dara sendiri, tapi dara sudah mengikhlaskan kepergian mereka kek jadi dara mohon jangan sedih."

"Dara." Kakek yang mendengar itu mengelus rambut dara dengan menitikkan air mata nya, sekuat apapun memendam jika itu sangat menyakitkan maka sangat sulit untuk di tahan.

"Dara rindu kalian berdua." Batin dara mengingat kedua orangtuanya."

Dara pun melepaskan pelukannya lalu menatap wajah sang kakek dengan tersenyum.

"Aku yakin kita kuat jadi kita gak boleh sedih terus, mungkin luka itu masih membekas tapi bukan berarti kita harus terus menyalahkan takdir yang sudah terjadi beberapa tahun yang lalu, bukankah kakek dan nenek yang saat itu menyuruhku untuk menjadi gadis kuat seperti apa yang papa dan mama inginkan, dan sekarang liat, aku sudah tumbuh menjadi gadis kuat jadi aku harap kalian juga bisa menjadi lebih kuat dari aku, karena aku menyayangi kakek dan nenek."

Kakek tersenyum bangga dengan dara gadis cantik ini kini bisa menjadi benteng penguat untuk diri nya dan sang nenek, kakek mengelus rambut dara dengan memberikan senyuman manis untuk sang cucu.

"Kami juga sayang sama kamu dara, terimakasih sudah menjadi bagian untuk kakek dan nenek."

"Kakek tidak perlu berterimakasih kepada ku, seharusnya aku yang berterimakasih kepada kakek dan nenek karena kalian sudah merawat aku dari kecil sampai aku dewasa seperti ini."

Kakek mengangguk dengan terus mengelus rambut dara.

"Ya sudah lebih baik kita keluar dari sini, aku mau buatkan sup untuk nenek dan aku mau bikinin kakek juga makanan spesial yang kakek suka, jadi ayo keluar."

"Kakek sudah makan dara lebih baik itu untuk kamu dan nenek, kakek tahu kamu pasti lelah kan seharian ini bekerja dan bersekolah."

"Aku mungkin lelah tapi rasa lelah itu kini sudah hilang setelah aku melihat kakek dan nenek di rumah, sudah ayo kita keluar dara gak mau makan sendirian jadi kakek juga harus ikut makan bersama dengan nenek juga."

"Baiklah." Kakek pun menuruti keinginan dara untuk makan bersama.

Dara bergegas pergi ke dapur untuk membuatkan sup untuk sang nenek di temani oleh kakek di sana, dara begitu lihai dalam hal memasak bahkan masakan dara sangat enak dan gak ada duanya.

Lima belas menit kemudian dara dan kakek sudah berada di kamar nenek masakan dara sudah siap untuk di sajikan, sebelum makan dara memprioritaskan sang nenek untuk makan lebih dulu dengan di suapin oleh nya.

"Bagaimana?! Enak?!." Tanya dara.

"Masakan kamu tidak ada yang tidak enak Dara, nenek sangat suka terimakasih."

"Hehe nenek paling bisa memuji masakan buatan ku, pokoknya harus habis biar nanti cepat sembuh nya."

Nenek hanya mengangguk sambil tersenyum ke arah dara saat itu juga dara mengurus nenek nya dari makan, minum obat bahkan menemani sang nenek sampai tertidur pulas begitupun kakek yang sudah tidur.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam sudah waktu nya dara berisitirahat namun sebelum masuk kamar dara lebih dulu mencuci piring, mematikan lampu dan mengucapkan selamat malam untuk nenek dan kakeknya.

[✓] Kaka Kelas Dingin Mencintaiku • YoshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang