chapter 7

589 112 38
                                    

Selama beberapa hari ini, mereka memiliki kesibukan masing-masing. Yedam asyik mendapat pengetahuan baru dari Haruto di perpustakaan, sementara Yoshi sibuk menonton Junghwan latihan memanah.

"Hari ini kita belajar apa?" tanya Yedam.

Haruto menggaruk kepalanya, sejujurnya dia sudah kehabisan ide. "Apa ya?"

"Lu tau soal mereka nggak?"

Haruto menoleh, lalu melihat buku di tangan Yedam yang terdapat tulisan Seri Mamalia.

"Sedikit." jawab Haruto, membuat senyum Yedam mengembang.

"Apa sih yang lu nggak tau?" kata Yedam kagum, lalu segera duduk dan menepuk lantai di sebelahnya. "Sini, duduk."

Walaupun sedikit enggan, tapi Haruto tetap melakukannya. Dia senang memberi pengetahuan baru pada Yedam agar anak itu tidak terlalu kelihatan bodoh.

Haruto mendengus geli dengan pikirannya sendiri. Mengapa dia harus melakukannya?

Bukankah itu justru menyenangkan, melihat orang kaya, tapi bodoh?

"Kenapa? Kok lu ngeliatin gue?"

"Lu pernah mikir nggak, kalau Tuhan itu adil?" tanya Haruto tiba-tiba.

Yedam mengangguk, "Pernah. Buktinya, lu miskin tapi pinter."

"Bener." Haruto menempelkan telunjuknya pada kening Yedam, "Dan lu sebaliknya."

Haruto sendiri jadi berpikir apa yang membuatnya berani melakukan itu, apa mungkin dia merasa sudah terlalu nyaman hingga berani menyentuh Yedam?

"Lu tau? Sebelum ketemu lu, gue pikir semua orang miskin itu nggak berguna." Yedam terkekeh sambil mengelus keningnya yang tadi disentuh Haruto. "Ini semua karena Ibu kandung gue."

Haruto hanya mengangkat alisnya, seolah-olah bertanya saat mendengar perkataan Yedam.

"Gue anak angkat." lanjut Yedam.

Haruto sama sekali tidak tahu tentang hal itu. Jadi selama beberapa saat, dia hanya terdiam karena takut cerita itu akan membuka luka lama Yedam.

"Waktu gue lahir, gue ditinggalin di Rumah Sakit sama dia. Alesannya, dia nggak punya cukup uang buat nebus gue."

"Ibu kandung lu.. miskin?" tanya Haruto, sedikit tidak mengerti.

Yedam kemudian kembali teringat cerita masa lalunya yang perih, "Kata orangtua gue, dia.. PSK."

Haruto berusaha menahan mulutnya untuk tidak terbuka, tapi sepertinya gagal.

"Orangtua gue yang sekarang nyeritain ini semua waktu umur gue 10 tahun. Mereka bilang gue harus tau ini semua dari mereka langsung, bukan orang lain."

Haruto mengangguk pelan, mendengarkan Yedam dengan seksama.

"Gue bahkan nggak tau siapa dan di mana Ayah kandung gue."

Sekarang Haruto tahu apa yang membuat Yedam membencinya di hari pertama mereka bertemu.

Yedam hanya tahu satu jenis orang miskin, dan itu adalah Ibu kandungnya sendiri yang membuangnya di hari kelahirannya.

Yedam menarik napasnya, lalu menghelanya pelan. "Gue nggak lebih dari sekedar anak haram yang dibuang. Kenapa dia nggak berjuang demi gue, kenapa dia ninggalin gue sendirian di Rumah Sakit?"

"Mungkin itu takdir.." sela Haruto, "Lu jadi bisa ketemu sama orangtua angkat lu, dan lu jadi kaya. Tuhan emang adil, kan?"

"Tapi, gue nggak mau jadi kaya." keluh Yedam.

I For You - [harudam]Where stories live. Discover now