chapter 12

539 102 35
                                    

Namjoon sedang membagikan ulangan Fisika di kelas 12 IPA 2. Beberapa siswa mendapatkan nilai buruk seperti biasa, dan dia tidak pernah heran. Tapi semalam, saat dia memeriksa nilai ulangan Haruto, dia harus melakukannya sebanyak 3 kali, dan hasilnya tetap sama.

"Haruto."

Haruto bangkit saat namanya dipanggil, lalu melangkah ke arah Namjoon yang menatapnya penuh selidik. "Apa yang terjadi?"

Haruto menatap Namjoon bingung, lalu membuka kertas ulangannya. Nilai 64 dari 100. Tidak sekali pun dalam sejarah SMA-nya, Haruto mendapatkan nilai di bawah 80.

Pertanyaan gurunya tadi, sekarang berputar di benaknya.

Apa yang terjadi?

"Silakan menghadap saya di jam istirahat nanti."

Haruto menghela napasnya dan kembali ke bangkunya, diiringi oleh tatapan penasaran dari teman-temannya.

Sebelum duduk, Haruto sempat menatap Yedam yang baru masuk setelah izin selama 3 hari dan tampak lebih pucat dari biasanya, tapi dia tidak punya waktu untuk mengkhawatirkannya.

Haruto sudah berusaha untuk tidak peduli dengan Yedam sejak pertemuan terakhir mereka.

~~~^^~~~

"Jadi begini, Haruto.."

Haruto mendengarkan baik-baik saat Namjoon membuka percakapan.

"Akhir-akhir ini, nilaimu menurun drastis." kata Namjoon sambil menyodorkan secarik kertas pada Haruto. "Fisika, Matematika, Sejarah, sampai Biologi juga. Ada apa?"

Memang, untuk ukuran anak-anak lain, nilai itu masih standar. Tapi, Haruto tidak seperti mereka, dia tidak punya orang tua yang bisa membiayai kuliahnya nanti.

Haruto berdehem. "Nggak ada apa-apa, Pak."

"Apa ini karena Yedam?" Namjoon mencondongkan tubuhnya ke arah Haruto. "Sejak kamu pacaran sama dia, nilaimu jadi seperti ini."

Kalau dipikir-pikir, itu ada benarnya. Nilai-nilainya memang turun sejak dia mengenal Yedam lebih dekat.

"Saya udah nggak pacaran sama dia, Pak." jawab Haruto. "Mulai sekarang, saya akan perbaiki nilai-nilai saya."

"Haruto, ada yang harus Bapak kasih tau sama kamu."

Haruto mengernyit. "Tentang apa, Pak?"

Namjoon menghela napasnya. "Soal tawaran beasiswa donatur. Mereka sudah memutus beasiswa untuk kamu."

Haruto menggeleng tidak percaya. "Kenapa?"

"Sesuai perjanjian awal, beasiswa kamu akan hangus begitu kamu menunjukkan tanda-tanda penurunan. Kamu masih ingat, kan?"

Setahun lalu, Haruto menandatangi perjanjian itu karena dia yakin pada kemampuannya sendiri untuk tidak mendapatkan nilai di bawah 80 dalam setiap mata pelajaran.

Sekarang, saat Haruto mendapat nilai di bawah 80 dalam 4 mata pelajaran sekaligus, dia tahu itu adalah hukuman baginya.

"Tapi, kamu masih bisa coba jalur beasiswa kampus." hibur Namjoon, tidak tega melihat wajah sedih Haruto.

Beasiswa kampus berarti Haruto harus bersaing dengan ribuan atau mungkin ratusan ribu anak lain di luar sana. Cita-citanya yang sudah tinggal sekian senti dari ujung jarinya, terpaksa harus terbang lebih jauh lagi.

~~~^^~~~

Yedam baru mengembalikan buku Nostradamus ke rak perpustakaan saat menyadari ada langkah kaki yang mendekatinya.

Haruto melemparkan gulungan kertas yang ada di tangannya ke arah Yedam. "Liat apa yang udah lu lakuin sama gue."

Walaupun bingung, Yedam tetap menangkap kertas itu dan membacanya. "Ini kan--"

I For You - [harudam]Where stories live. Discover now