chapter 10

496 100 37
                                    

Hari ini, awan kelabu menutupi langit, seolah mengerti perasaannya. Yoshi melangkahkan kakinya dengan kesal ke arah tribun bangku di pinggir lapangan, tempat dia biasa menonton Junghwan latihan memanah.

Yedam tidak bisa masuk sekolah, dan kebanyakan teman-teman di kelasnya menganggap Yedam sangat berlebihan hanya karena tersenggol sedikit saat bermain basket.

Padahal mereka semua tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan tempat ini tidak bisa menerima Yedam tanpa membuatnya menjadi orang aneh.

Sekarang Yoshi sadar, Yedam tidak membutuhkan siapa pun selain dirinya.

Yoshi akhirnya duduk sambil menatap kosong lapangan itu, kejadian kemarin membuatnya banyak berpikir.

Apa yang harus dia jelaskan pada Haruto dan Junghwan?

Pertemuannya dengan Yedam, dan kesamaan yang mereka miliki adalah pertanda.

Yoshi tahu itu sejak lama, dan karena itulah dia menyambut baik tanggung jawab yang diberikan padanya.

Yoshi juga paham, kalau menerima tanggung jawab itu membuatnya tidak akan bisa memiliki kehidupan pribadi.

"Kak?"

Yoshi mengangkat kepalanya dan mendapati Junghwan sudah berdiri di hadapannya.

"Hei.." sapa Yoshi berusaha tersenyum, "Nggak latihan?"

Junghwan menggeleng, "Mau ujan. Kakak sendiri ngapain di sini?"

Sambil memandang Yoshi khawatir, Junghwan duduk di sampingnya. Walaupun Haruto tidak mengatakan apa-apa, tapi dia tahu tentang kejadian kemarin karena teman-temannya menganggap bahwa Yoshi menjadikannya pacar simpanan.

Tapi, Junghwan tidak percaya karena dia belum mendengarnya langsung dari Yoshi.

"Lu udah denger soal kemaren?" tanya Yoshi, "Lu.. marah?"

Junghwan mengangkat bahunya, "Gue harus denger alesannya langsung dari Kakak sendiri."

Yoshi menunggu rintik air hujan yang sekarang menetes untuk turun lebih deras, berharap suara hujan dapat menenggelamkan kalimat yang akan dia ucapkan.

"Nggak ada alesan lain, gue emang harus ngejagain Yedam."

"Tapi.. kenapa? Kan udah ada Kak Haruto?" tanya Junghwan.

"Kakak lu nggak akan mau ngejagain dia." jawab Yoshi sambil menatap rumput yang mulai basah. "Kalo pun dia mau, dia nggak akan bisa."

Mulut Junghwan sudah terbuka untuk menjawab, tapi tidak ada kata-kata yang keluar.

"Cuma gue yang bisa bener-bener ngejagain Yedam." lanjut Yoshi.

"Tapi.. itu nggak--"

"Masuk akal? Emang." tandas Yoshi.

Junghwan menggeleng, tetap tidak paham. "Kenapa Kakak harus ngejagain Kak Yedam berlebihan kayak gini?"

Yoshi tidak langsung menjawab, dia tidak bisa semudah itu memberi tahu alasannya karena dia sudah terikat oleh janji seumur hidup dengan Ayahnya Yedam.

"Karena Yedam spesial. Itu aja yang harus lu tau."

Mendengar jawaban itu keluar langsung dari mulut Yoshi, mendadak Junghwan menyesal sudah bertanya.

"Kalo Kak Yedam spesial, terus.. gue apa?"

~~~^^~~~

"Yoshi, udah pulang?" tanya Yedam sambil tersenyum lebar saat melihat Yoshi masuk ke kamarnya.

Yoshi mengangguk, dia memperhatikan Yedam yang masih berbaring di tempat tidurnya dengan pipi yang masih tampak sedikit bengkak.

Sambil menghela napas, Yoshi meletakkan ranselnya di lantai dan berbaring di samping Yedam.

I For You - [harudam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang