chapter 11

500 103 42
                                    

Tanpa bersuara, Yedam berjingkat ke arah Haruto, lalu berjinjit dan menutup kedua matanya.

"DOR!" kata Yedam begitu Haruto melepas jemarinya dan menengok ke belakang.

Haruto menatap Yedam yang tampak ceria, lalu terkekeh geli. Tingkah pacarnya yang menggemaskan selalu berhasil membawa mood-nya kembali baik setelah semua yang terjadi.

"Lagi nyari buku apa?" tanya Yedam.

"Buku tentang perbintangan." jawab Haruto, kembali memfokuskan diri pada pencariannya.

"Kalo mau tau soal bintang, tanya sama yang ini aja.." kata Yedam sambil menunjuk dirinya sendiri.

Haruto mendengus, "Lu masih ngerasa kayak bintang? Yang paling terang?"

Yedam mengangguk, "Gue tetep bintang yang paling terang. Walaupun paling cepet mati, gue nggak bakal nyesel."

"Lu bener-bener ya.." Haruto tersenyum menatap Yedam, "One in a million."

Kata-kata dari Haruto membuat Yedam terpaku selama beberapa saat. "Itu.. dalam artian yang bagus? Atau buruk?"

"Emangnya ada bintang yang buruk?" tanya Haruto.

Yedam menggeleng sambil tersenyum tipis, "Adanya bintang yang terlalu terang dan cepet mati."

~~~^^~~~

Yedam mengalihkan pandangannya saat melihat sebuah buku yang tergeletak di rak paling atas. Menyangka itu buku yang sedang dicari Haruto, dia melangkah naik ke tangga kecil, lalu menggapainya.

Yedam baru berhasil menggapai ujung buku itu ketika dia kehilangan keseimbangan. Refleks, tangannya mencari apapun untuk berpegangan dan akhirnya mendarat pada sebuah paku yang menonjol dari rak.

Haruto yang melihatnya segera berlari ke arah Yedam lalu menangkapnya sebelum dia jatuh ke lantai.

"Lu nggak apa-apa?" tanya Haruto, diam-diam menyadari bahwa tubuh Yedam sangat ringan.

Yedam sendiri masih terkejut, baru sadar kalau dia sedang berada dalam pelukan Haruto untuk yang kedua kalinya.

Haruto sendiri berpikir bahwa dia berhasil melindungi Yedam, dan dia akan membuktikan kalau Yoshi telah salah karena meremehkannya.

Perlahan, tangan Haruto terangkat dan mendarat di puncak kepala Yedam untuk mengelusnya pelan.

Yedam baru akan memejamkan matanya karena sentuhan Haruto saat merasakan sesuatu yang lengket pada telapak tangan kanannya.

Yedam mengangkat tangannya, dan ternyata telapak tangannya sekarang sudah berlumuran darah. Dia sama sekali tidak sadar kalau paku yang tadi dia gapai ternyata melukainya.

Saat merasakan tubuh Yedam gemetar, Haruto melepaskan pelukannya dan mendorongnya untuk duduk.

Haruto melotot saat melihat tangan Yedam yang terluka. "Itu tangan lu berdarah?"

Yedam hanya diam dan tampak cemas, sementara Haruto mengeluarkan sapu tangan dari sakunya, bermaksud untuk menyeka darah itu, tapi Yedam segera menarik tangannya.

"Gue.. Yoshi.."

Haruto menarik napas panjang, berusaha untuk tetap tenang saat Yedam menyebut nama itu. "Sini, gue lap dulu darahnya, baru kita ke--"

"Gue butuh Yoshi, sekarang.." kata Yedam sambil buru-buru mengeluarkan ponsel dan menekan tombol satu dengan tangan kirinya yang gemetar. "Yoshi, tolong--"

Haruto menatap Yedam tanpa berkedip hingga matanya terasa panas. Tangannya sudah terkepal, menggenggam sapu tangan yang tidak terpakai.

Seolah penolakan Yedam tadi belum cukup menusuk hatinya, mata Haruto sekarang menangkap sesuatu yang dia harap tidak pernah dilihatnya.

I For You - [harudam]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora