chapter 13

511 100 50
                                    

Setelah seminggu menjalani pemulihan, akhirnya Yedam bisa kembali lagi ke sekolah padahal Taeyang sudah melarangnya.

Ada yang ingin Yedam lakukan sebelum dia benar-benar menyesal.

Saat melewati lapangan basket, Yedam menatap bangku taman tempat dia biasa menghabiskan waktunya bersama Yoshi, sebelum bertemu dengan Haruto.

Bangku itu masih tampak nyaman, terlindung dari sinar matahari oleh pohon akasia yang sedang berbunga indah.

Yedam kemudian sampai di depan koridor kelasnya, lalu mendongak pada papan nama kelas itu. Yedam ingat, saat pertama kali masuk kelas ini, dia membencinya karena mendapat bangku di tengah.

Tapi, Yedam sama sekali tidak pernah menyangka bahwa posisi bangku itu akan mengubah segalanya.

Setelah Yoshi membukakan pintu, Yedam melangkah pelan ke arah bangkunya, dan seperti biasa, Haruto sudah duduk tenang di bangkunya sambil membaca buku.

Yedam bisa merasakan kalau Haruto mengawasinya melalui sudut mata, tapi Yedam memilih untuk tidak menyapanya seperti dulu.

Tidak lama setelah Yedam duduk, Namjoon muncul di kelasnya. "Hari ini kita akan mengadakan observasi di luar kelas."

Dengungan bersemangat mulai terdengar dari anak-anak di kelas, kecuali Yedam, Yoshi, dan Haruto yang tampak tidak bereaksi.

"Sekarang, bawa buku dan pulpen kalian, lalu berkumpul di taman depan perpustakaan."

Yedam menunggu hingga semua orang keluar, lalu dia menyusul di belakang bersama Yoshi.

~~~^^~~~

Setibanya di taman, Namjoon memerintahkan anak-anak agar mengelilingi sebuah ember yang berisi pupuk kompos.

"Ini adalah salah satu contoh bioteknologi. Pupuk kompos berasal dari hasil pelapukan bahan organik--"

Yedam dan Yoshi mencatat penjelasan dari Namjoon dengan serius, sementara Haruto tetap mengawasi mereka dari sudut lain.

Setelah mengisi tabel pada buku, Namjoon mulai menyuruh mereka untuk membersihkan diri dan kembali ke kelas.

"Eh, tunggu." celetuk Yedam tiba-tiba membuat semua anak berhenti melangkah, lalu menatapnya.

Yedam tersenyum canggung sambil mencengkeram erat bukunya. "Boleh.. kita foto dulu?"

"Hah?" jawab Gaeul bingung, dan semua anak mengangguk setuju.

Menurut mereka, permintaan Yedam itu terlalu absurd dan tiba-tiba.

"Buat apa, Dam?" tanya Hyunjung.

"Buat kenang-kenangan aja, kan sebentar lagi kita lulus." jawab Yedam.

Namjoon yang tersadar, langsung maju ke depan anak-anak sebelum mereka bertanya apapun lagi. "Ide bagus, Yedam! Ini bisa untuk dokumentasi!"

Walaupun sedikit enggan, tapi anak-anak itu tetap berkumpul di tengah saat Namjoon mengatur mereka, sementara Yedam mengeluarkan ponselnya, lalu berjalan ke tangga, bermaksud mengambil foto mereka.

"Lah, lu yang ambil fotonya?" tanya Giselle heran. "Lu nggak ikutan?"

"Bapak aja deh yang ambil!" kata Namjoon sambil mendekat dan merebut ponsel Yedam. "Sana, kamu masuk barisan!"

Yedam melangkah ragu, tapi dia segera bergabung dengan Yoshi di tengah teman-temannya. Dan saat Namjoon mulai meneriakkan aba-aba, Yedam berusaha tersenyum, meskipun dadanya terasa sesak.

~~~^^~~~

Yedam mendorong pintu perpustakaan, lalu melangkah masuk sendirian. Seperti hari-hari biasa, perpustakaan itu terlihat sepi dan damai.

I For You - [harudam]Where stories live. Discover now