BAB 19 - Reset

32 7 5
                                    

Vanesh tersenyum lebar. Ia merasa bahwa hari ini ia cukup beruntung. Bertemu orang-orang baru dan mendapatkan dambaan hati baru. Ia dengan percaya dirinya mengedipkan sebelah matanya kepada Hanung yang berdiri di samping Pritha.

Gadis berambut pirang sepunggung yang diikat ponytail tinggi itu langsung mendecih dan mengeluarkan sebelah tangannya untuk memberikan penghalang di depan Hanung. Tak lupa ia memelototkan bola matanya yang memiliki iris berwarna kuning pucat.

"Kau boleh menggoda seluruh wanita, tapi jangan yang satu ini, hak milik Sakha, tahu?" Akasa juga turut melakukan hal serupa dengan Pritha. Jika gadis pirang itu berdiri di sebelah kanan, Akasa mengambil tempat di sebelah kiri. Kedua tangan bereka bersilangan.

Melihat kondisi, Bamasya menarik Darka juga Sakha untuk duduk ke sofa lalu menawarkan semangkok makanan ringan. Ia juga menunjukkan tatapan yang menyiratkan 'ini akan menyenangkan' dengan begitu jelas dan sebuah senyum dikulum.

"Dan ... jangan goda Pritha juga, karena-"

"Karena apa?" Hanung memajukan kepalanya hingga berada di atas persilangan tangan Pritha dan Akasa. Ia langsung melirik ke arah kanan dan kiri lalu menemukan Pritha yang melotot ke arah Akasa yang membuang muka. Melihat bagian telinganya yang memerah, Hanung terkekeh kecil-kemudian ia menyembunyikan tawanya saat melihat wajah Vanesh yang tersenyum padanya. Hanung seketika memundurkan kepalanya, kembali ke tempat semula.

"Karena dia bukan wanita." Akasa kemudian mengambil ancang-ancang untuk lari tapi Hanung dengan refleks menghadangnya. Pritha meraih tangan Akasa yang berusaha lari ke arah Vanesh.

"Dasar sialan, begini-gini aku juga wanita!" Pritha langsung memukul-mukul pekan bahu lebar Akasa sambil menarik rambut biru langit pemuda itu pada bagian atasnya yang lebih panjang ketimbang dari samping kanan dan kirinya yang tipis.

"Aduh, aduh, sakit, Prit!"

"Sandinya?" Kini gadis itu memelintir telinga kanan Akasa. Warnanya menjadi lebih merah dari apa yang tadi Hanung lihat, membuat gadis itu panik dan berusaha melepaskan Pritha. Namun sayang sekali, meski tenaga Hanung seperti kuli, namun emosi Pritha benar-benar membuatnya menjadi lebih kuat dari apapun.

"Maaf, Pritha? Maaf, Prit-sandi? Ah, iya, sandinya! " Setelah merasa pelintiran Pritha melemah, Akasa memutar tubuhnya hingga menghadap ke arah Vanesh dan menemukan pemuda itu langsung tersenyum tipis.

"Ada apa dengan sandi? Ada yang bisa kubantu?"

"Sandi-aku benci untuk meminta kepadamu, tapi temanku, Sakha, memerlukan bantuanmu." Kemudian Akasa mengerling ke arah Sakha dan menemukan laki-laki itu sedang mengunyah cemilan yang menimbulkan bunyi bising. Mendapati Akasa yang melemparkan tatapan datar dan senyum yang terbalik, Sakha langsung berdiri dan membenarkan kacamatanya.

"Aku, memerlukan bantuanmu untuk mereset sandi keamanan untuk ke lantai tiga. Ini penting, aku ingin mengecek keberadaan ayahku." Setelahnya Sakha membungkukkan badannya ke depan. Ia menggigit bibirnya. Sakha meyakinkan dirinya sendiri, akankah memohon dengan membungkuk sopan cukup untuk orang di hadapannya ini?

"Mereset sandi, ini cukup sulit untukku. Maukah kau membayar dengan sesuatu yang bisa membuatku senang? Aku suka kesenangan!" Lalu Vanesh mengerling sekali lagi ke arah Hanung, yang langsung melototkan matanya. Vanesh pun tersenyum geli melihat reaksi Hanung yang menurutnya menggemaskan, tidak menyeramkan ataupun mengancam.

Vanesh maju perlahan lalu meraih bahu Sakha, ia mengangkatnya hingga tubuh lelaki berkacamata itu kembali tegak. Sakha menganga kecil, lalu Vanesh terkekeh.

Pemuda berambut jingga dengan sepasang mata berwarna hazel itu berbalik dan melangkah beberapa langkah lalu kemudian dengan dramatis memutar tubuhnya setengah putaran. Tangannya juga ikut mengiringi seiring ia membalikkan tubuhnya lalu menunjuk ke arah Hanung dengan sebelah mata tertutup. Satu tangannya yang bebas pun ia angkat hingga mencapai dahinya. Dengan perlahan ia menyugar poninya hingga terhuyung ke belakang.

Sakha dan Batu AngkasaWhere stories live. Discover now