43

334 22 6
                                    

Terkadang, satu hal terjadi hanya beberapa saat setelah hal lain terjadi. Entah itu hal baik atau buruk, ada kalanya datang berurutan. Membuat seseorang merasa sedih, kecewa, marah dan tidak nyaman ketika keduanya sama-sama buruk. Membuat seseorang merasa bahagia bertubi-tubi jika keduanya sama-sama baik. Juga membuat seseorang menyesal ketika satu yang datang terakhir ternyata terasa lebih baik sementara dia sudah menentukan pilihan pada yang pertama.

Sudah beberapa menit Rena terpaku menatap langit-langit kamarnya. Gadis itu tengah berada di rumah malam ini. Akhir pekan minggu kedua bulan ini, jadwal yang ditetapkan Edgar sebagai hari rutin mereka pulang ke rumah utama, sekedar menemui Arum dan berkumpul dengan keluarga inti.

Yang menjadi beban pikiran Rena saat ini, beberapa waktu lalu setelah makan malam, Edgar menemuinya di kamar. Mengatakan bahwa dia merasa membutuhkan bantuan Rena lagi, membujuk si bungsu itu untuk kembali membantu di toko furniture mereka dan melepas pekerjaannya saat ini. Suasana hati Edgar sepertinya sedang baik -- atau begitulah yang Rena rasakan sejak kakak sulungnya itu menikah -- jadi saat keduanya berbincang tadi, tidak ada satupun dari mereka yang terbawa emosi. Karena, jika Edgar tidak emosi disebabkan suasana hatinya yang baik, Rena juga tidak akan terpancing dan ikut emosi. Gadis itu hanya cukup terkejut dengan ajakan tiba-tiba sang kakak.

Mungkin, jika dia belum menerima tawaran bekerja di Magic Shop ada kemungkinan Rena akan menyetujui hal itu. Mengingat sikap Edgar yang sekarang terlihat lebih baik dibanding dulu, juga karena ada masa-masa tertentu dimana Rena mulai merasa tidak cocok dengan orang-orang dan tuntutan pekerjaan di tempat kerjanya yang sekarang. Belum lagi, jika dipikir-pikir ada beberapa keuntungan jika dia kembali bekerja di toko. Dan jelas gaji dari Edgar sedikit lebih banyak dibanding dengan tempat kerjanya yang sekarang, meskipun jelas itu juga karena total jam kerjanya lebih lama satu jam dibanding di distributor kertas.

Namun bekerja di Magic Shop dan toko furniture keluarganya benar-benar tidak bisa dijadikan satu kesatuan. Kakak sulungnya itu pasti banyak bertanya jika nanti dia sering keluar di hari-hari dan waktu tertentu. Akan sulit mencari alasan untuk itu. Mungkin dia masih bisa mengelabui Edgar jika saja dia tidak tinggal di rumah utama. Sayangnya, salah satu keuntungan yang akan dia dapat nantinya jika kembali ke toko adalah : Edgar yang akan bersedia mengantar jemputnya dari rumah utama. Itu terlalu berharga untuk dilewatkan, apalagi jika tinggal di rumah utama secara otomatis Rena tidak akan mengeluarkan berbagai biaya seperti saat ini saat dia tinggal di tempat kost. Terlebih tempat kostnya juga lebih dekat dengan distributor kertas, sedikit jauh dari rumah. Jika dia memaksa tinggal dia akan merugi. Jika mencari tempat kost baru yang dekat rumah -- hanya supaya dia bisa bekerja di Magic Shop dan toko secara bersamaan -- rasanya juga kepalang tanggung.

Hhh sudahlah, Rena putus asa. Sepertinya dia memang harus menolak tawaran Edgar. Tapi apa alasan yang kuat? Intinya Magic Shop tidak boleh disebut sama sekali, meski itu adalah alasan terkuat yang membuat Rena menolak tawaran Edgar. Ya mau bagaimana lagi, rasanya tidak enak jika Rena mendadak membatalkan keputusan sebelumnya untuk bekerja di sana padahal dia sudah mengiyakan setelah dibujuk beberapa kali. Jadi dia harus tetap bekerja di Magic Shop. Dan untuk pekerjaan utama, dia harus tetap memilih distributor kertas. Karena dengan tetap di sana, lebih memungkinkan dia beraktifitas di Magic Shop.

Tapi tunggu, dulu apa Ega benar-benar lepas dari Magic Shop sejak dia kembali tinggal di rumah karena sakit? Lalu di masa-masa awal ketahuan sakit, selama Ega masih bisa membantu di toko apa dia memang sudah tidak aktif menjadi healer di Magic Shop? Dan klien juga, mengingat Ega juga seorang klien di sana. Jika masih aktif, alasan apa yang Ega berikan pada Edgar setiap kali dia memiliki urusan di sana dulu? Kali saja Rena bisa menirunya.

Lalu sedetik kemudian Rena kembali putus asa. Memang pada siapa dia bisa bertanya? Bagaimana cara dia mencari tahu alasan yang Ega gunakan? Kakaknya itu kan sudah meninggal, tidak bisa ditanyai lagi.

BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang