Regananta's 2

210 14 4
                                    

Terkadang, yang beberapa kali Rena lakukan adalah : Diam-diam mengamati Ega saat tidur, hanya demi memastikan kakaknya itu masih bernafas.

______________________________________________

🧒🏻👧🏻

Sebagian lampu kamar Ega masih menyala, memberikan cahaya yang cukup meski nyatanya sang pemilik kamar terlihat sudah terlelap

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Sebagian lampu kamar Ega masih menyala, memberikan cahaya yang cukup meski nyatanya sang pemilik kamar terlihat sudah terlelap. Mata Rena memicing menatap sang kakak yang berbaring di atas ranjang, demi menyimpulkan bahwa lelaki itu memang sedang tidur.

Arum bilang, Ega tidur sejak jam enam tadi. Memutuskan memilih tidur lebih cepat setelah makan malam kilat demi mengonsumsi obatnya.

Dengan gerakan sepelan mungkin Rena mendekati ranjang, menatap tubuh kakaknya baik-baik. Mengamati perut dan dada lelaki yang empat tahun lebih tua darinya itu demi memastikan sang kakak masih bernafas. Beberapa detik berikutnya dia merasa lega ketika dia mendapat kesimpulan bahwa sang kakak masih bernafas seperti biasa. Gadis itu semakin mendekat, mengamati kakaknya yang terlihat tidak begitu nyaman dalam tidurnya. Dia bersimpuh di dekat ranjang, mengecup pelan pipi kanan Ega. Gerakan kecilnya membuat mata Ega menggeletar terbuka, sekilas menatap langit-langit sebelum menoleh reflek ke arah kanan, mendapati Rena di sana.

"Hmm?" gumamnya menuntut berbagai jenis penjelasan atau apapun itu.

"Ikut bobok," jawab Rena singkat seraya menaiki ranjang Ega, membuat yang lebih tua secara otomatis menggeser posisinya.

"Abis diapain lagi sama Abang?"

"Gak sih, aman."

"Alhamdulillah...tumben?"

"Males."

"Lho?"

"Jangan tanya."

"Satu lagi deh, orangnya dimana sekarang?"

"Gak tau. Tadi udah pulang duluan."

"Kamu udah makan?"

"Belum. Kakak gak makan lagi?"

"Udah."

"Males makan pengen jajan."

"Mama masak lho."

"Iya, tiap hari...tapi gak kayak dulu," suara Rena mengecil setelah dia menjeda kalimatnya.

Sementara ingatan Ega sudah meloncat ke masa lalu sebelum dia sempat mengendalikannya. Di masa lalu ketika rumah ini masih memiliki banyak penghuni meja makan seringkali hampir penuh dengan makanan. Kini seolah itu berkurang dua pertiga. Lebih buruknya bahkan ada saat-saat dimana Arum hanya akan menyediakan dua atau tiga macam lauk di sana. Jika dipikir, memang anak-anaknya semakin dewasa dan bisa mencari makan atau memasak sendiri tapi tetap saja ada kalanya itu tetap terasa kurang. Tidak perlu menampiknya, karena faktanya memang ada yang hilang.

BIRUOù les histoires vivent. Découvrez maintenant