[2]

4.5K 264 4
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻

Aezar memerhatikan lagi bibir mungil yang terus bergerak milik wanita itu. Bibir mungil yang terasa penuh itu seolah-olah menarik sesuatu di dalam diri Aezar. Aezar merasa seperti ada magnet yang menariknya untuk terus memerhatikan semua gerak gerik wanita itu.

Sial.

Aezar sudah terpikat dengan wanita muda itu.

Aezar terkekeh saat melihat wajah terkejut sekaligus panik yang terlukis jelas di wajah wanita itu saat mendengar suara yang keluar dari handie-talkie di genggaman tangannya. Aezar bisa menebak kalau ada sesuatu hal buruk yang terjadi dengan acara yang dia handle. Lihat saja wajah panik milik wanita itu yang sialnya terlihat begitu menggemaskan di kedua mata Aezar.

Kedua langkah kaki Aezar refleks bergerak seirama dengan langkah kaki wanita itu yang perlahan menjauh. Aezar lagi-lagi terkekeh gemas saat melihat langkah kaki kelewat semangat milik wanita itu. Sepertinya bukan semangat, lebih terasa terburu-buru. Entah kemana kedua kaki mungil itu akan melangkah dengan gerakan tergesa seperti itu.

Kedua langkah kaki mungil itu memelan saat mendekati tempat Viola berdiri. Hal itu tentu membuat Aezar tersenyum misterius. Aezar menghentikan langkah kakinya tepat di depan sebuah ID Card yang tergeletak begitu saja di lantai. Tangan kanan Aezar terulur untuk mengambil ID Card itu.

Alodia Kaluna
Bazaar Team
Event Coordinator

Sebuah senyum kecil terlukis jelas di wajah tampan Aezar saat membaca keterangan di ID Card yang ada di genggaman tangannya. Alodia Kaluna. Nama yang sangat cantik untuk wanita cantik seperti wanita itu.

Aezar memerhatikan wanita itu yang berhenti sempurna di sebelah Viola. Segera saja Aezar melangkahkan kaki untuk mendekati Raffa yang berdiri tegap di depan Viola.

"Heh, kenapa lo? Napas dulu, napas dulu" tanya Viola heran pada Kaluna yang datang dengan napas memburu.

Kaluna berdecak sebal mendengar perkataan Viola. "gue begini juga gara-gara lo nih. Anak humas siapa yang nge-handle juri hari ini?"

"gue, kenapa emang?"

"lo udah nge-follow up juri kan? Anak acara bilang juri belum ada yang dateng" balas Kaluna.

Viola terkekeh sembari merangkul pundak Kaluna santai. "chill, Lun. Udah gue follow up kok. Lagi di jalan mereka bertiga. Tenang aja, gue pastiin sepuluh menit lagi mereka bakalan nongol di depan mata lo"

Kaluna menggeser tangan Viola sebal. "chill chall chill. Panik nih gue. Kirain lo belum nge-follow up juri. Anak-anak acara ngadunya drama banget gila, bikin gue jantungan aja"

Viola refleks tertawa mendengar sarkasme dari bibir Kaluna. Begitu juga dengan Raffa yang tersenyum lebar melihat kelakuan menggemaskan Kaluna. Suara tawa asing yang masuk ke pendengaran ketiga anak muda itu membuat mereka kompak menoleh ke sumber suara. Raffa menatap heran Aezar yang tiba-tiba sudah berada di belakangnya, begitu juga dengan Viola.

Aezar mendekat ke arah Kaluna yang menatapnya dengan raut kebingungan. Kedua kaki Aezar berhenti tepat di hadapan Kaluna yang tingginya hanya mencapai pundaknya saja. Kedua tangan Aezar terulur untuk memasangkan ID Card milik Kaluna yang tadi dia temukan di koridor bazaar di blazer yang dikenakan Kaluna.

Aezar tersenyum kecil saat tidak merasakan pergerakan apapun dari gadis mungilnya ini. Sudah jelas bagi Aezar kalau Kaluna tengah terkejut dengan perlakuan tiba-tiba yang diberikan olehnya.

Aezar memegang ID Card Kaluna yang sudah terpasang di blazer gadis itu. "Alodia Kaluna. Such a beautiful name, like the owner "

Aezar menatap kedua mata Kaluna yang memandangnya tanpa kedip. Gemas dengan Kaluna, refleks Aezar mencubit pelan hidung Kaluna. Hal itu tentu memicu ringisan kesakitan keluar dari bibir mungil Kaluna.


Kaluna menatap tajam Aezar.

"apa-apaan lo main cubit-cubit hidung gue. Gila lo, hah"

Tidak peduli dengan makian Kaluna, Aezar memilih untuk mengacak puncak kepala Kaluna gemas. Tentu saja kekesalan Kaluna menjadi berkali lipat akibat ulah seenak jidat yang dilakukan Aezar. Apa Aezar tidak tau kalau Kaluna harus bangun pagi-pagi demi menata rambut panjangnya ini. Lalu sekarang, Aezar dengan seenaknya merusak tatanan rambut miliknya.

What the fuck!

Dengan kesal Kaluna menghempaskan tangan kanan Aezar dari atas kepalanya. "ih lo tuh beneran gila ya"

Malas meladeni kelakuan seenak jidat Aezar, Kaluna memilih untuk segera pergi dari radius pria itu. Kaluna menatap Viola dan Raffa bergantian yang sedari tadi asyik menonton adegan mesra antara dirinya dan Aezar.

"Gue ke depan dulu" ujarnya pada Viola. Lalu tatapannya bergulir pada Raffa. "gue ke depan dulu, Kak"

Aezar menahan tangan kiri Kaluna saat gadis itu ingin beranjak pergi. Dengan santai Aezar mendekatkan wajahnya pada wajah Kaluna membuat Kaluna refleks memundurkan kepalanya menghindar dari Aezar. Aezar menahan pinggang Kaluna demi bisa menghabiskan jarak diantara mereka berdua.

"catch you later, Little Moon " bisik Aezar sensual tepat di telinga kiri Kaluna.

Kaluna sontak mendorong paksa badan kekar Aezar saat tersadar dari keterdiamannya akibat terlalu terkejut dengan perlakuan intim yang dilakukan oleh Aezar. Merasa lepas dari kungkungan Aezar, dengan cepat Kaluna berlalu pergi meninggalkan Aezar yang terkekeh melihat reaksi paniknya.

Welcome to Aezar's Universe, Little Moon.

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET TO VOTE ☆
____________________________________

SEREINWhere stories live. Discover now