[10]

3.1K 158 1
                                    

______________________________________

HAPPY READING
DON'T FORGET TO VOTE ☆
______________________________________

🌻🌻🌻

Kaluna melambaikan tangannya kepada para anggota acara serta panitia lain yang melambaikan tangan berpamitan padanya begitu juga kepada inti panitia lain yang memang berdiri berjejer di teras auditorium. Deru bising motor dan mobil panitia yang bergerak bersamaan mengiringi kepergian mereka dari kawasan auditorium.

Kaluna mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru pelataran parkir auditorium memerhatikan panitia acara yang perlahan meninggalkan kawasan auditoroum. Namun gerakan mata Kaluna terhenti saat melihat siluet mobil SUV berwarna hitam yang sangat dia kenal.

Kaluna mendesah tertahan saat melihat siluet Aezar yang sedang duduk dibalik kemudi dengan tangan memegang ponsel di telinga. Melihat kesempatan untuk kabur, langsung saja Kaluna berpamitan tanpa suara kepada inti panitia lain yang ada di sebelahnya. Lalu kemudian berjalan perlahan menuju driver ojek online yang sudah menunggunya di pinggir jalan auditorium. Berharap acara kaburnya dari Aezar tidak disadari oleh pria itu.

“mau kemana?”

Kaluna terdiam saat ada sebuah tangan menahan lengannya. Apakah ini artinya dia gagal? Padahal driver ojek online yang menunggunya sedari tadi hanya berjarak dua langkah saja.

“lepas Kak, gue mau pulang” ujar Kaluna seraya mencoba untuk melepaskan cengkraman tangan Aezar.

“diem di sini” titah Aezar tidak ingin dibantah.

Aezar melangkah mendekat pada driver ojek online itu. Kemudian mengambil dompet miliknya dan mengeluarkan dua lembar uang seratus ribuan. Aezar menyerahkan uang itu kepada driver ojek online yang Kaluna pesan seraya mengatakan kalau Kaluna batal menggunakan jasanya.

Selesai dengan ojek online itu, Aezar memutarkan badannya agar bisa menatap Kaluna secara keseluruhan. Aezar tersenyum miring saat melihat wajah kesal yang ditunjukkan Kaluna.

“jangan cemberut gitu. Kamu makin gemesin kalau lagi cemberut” ujar Aezar seraya tangan kanannya terulur untuk mengacak rambut Kaluna.

“Minggir Kak. Gue lagi enggak mau berdebat sama lo. Gue capek banget sumpah” ujar Kaluna pasrah setelah melihat driver online yang dia pesan tadi pergi menjauh dari kawasan auditorium.

“ayo pulang makanya” balas Aezar tanpa rasa bersalah.

Kaluna menghembuskan napasnya pelan. Berusaha untuk mengontrol rasa amarah yang sedikit demi sedikit mulai menyelimuti hatinya. “gue udah pulang daritadi kalau lo enggak ngusir ojek online gue. Mau lo tuh sebenernya apa sih Kak? Enggak capek apa lo gangguin gue mulu? Gue yang lo gangguin aja muak ngelihat semua kelakuan lo”

Tidak mempedulikan keluh kesah Kaluna, Aezar memilih untuk menarik tangan Kaluna. Sementara itu, Kaluna yang tidak siap dengan perlakuan tiba-tiba Aezar menjadi terhuyung ke depan. Kedua kaki mungil Kaluna mau tidak mau mengikuti langkah lebar milik Aezar yang menuntunnya menuju mobil milik pria itu yang terparkir di pelataran parkir auditorium.

Kaluna hanya bisa menghembuskan napas lelah saat lagi dan lagi dirinya terjebak bersama Aezar di dalam mobil milik Aezar. Aezar bahkan tidak mempedulikan teriakannya yang sedari tadi minta diturunkan. Aezar seolah-olah mendadak tuli sebab tidak membiarkan ada satupun dari suara Kaluna yang masuk ke dalam indra pendengarnya.

Karena Kaluna yang terus menerus memberontak selama perjalanan menuju apartemen membuat Aezar akhirnya memilih untuk menggendong Kaluna di pundak dari basement menuju unit apartemen miliknya. Aezar baru menurunkan Kaluna saat mereka berdua sudah berada di dalam kamar Aezar.

Kaluna terdiam selama beberapa saat untuk menetralkan kembali pandangannya yang terasa berkunang-kunang akibat gendongan Aezar padanya tadi. Saat sudah berhasil mengembalikkan pandangannya seperti semula, langsung saja Kaluna menatap sebal Aezar.

“kenapa lo bawa gue ke sini sih Kak? Gue mau pulang ke kosan gue, bukan ke apartemen lo” kesal Kaluna pada Aezar yang berdiri menjulang di hadapannya.

“Mandi dulu, baju kamu udah ada di walk in closet. Aku tunggu kamu di dapur” ujar Aezar tidak ingin dibantah.

Kaluna memandang punggung tegap Aezar yang perlahan menjauh dari dirinya. Dengan perasaan kesal, Kaluna mengepalkan kedua tangannya ke udara sambil mulutnya berkomat-kamit memaki Aezar tanpa suara. Meski dengan berbagai rasa kesal yang bercampur di dalam hatinya, Kaluna tetap mengikuti perkataan pria itu.

Kaluna meletakkan tote bag miliknya di atas sofa yang ada di dalam kamar Aezar. Kedua kaki mungilnya lalu melangkah perlahan menuju walk in closet yang ada di sebelah kiri kamar. Betapa terkejutnya Kaluna saat melihat isi di dalam walk in closet Aezar. Jika tadinya hanya ada barang-barang keperluan Aezar, namun kini sudah terpajang beberapa pakaian wanita di dalam salah satu lemari.

Kaluna mendekatkan diri pada lemari yang memajang pakaian wanita itu. Dia lebih terkejut lagi saat tau semua pakaian itu masih baru. Apa Aezar membelikan semua ini khusus untuk dirinya. Tapi rasanya itu tidak mungkin. Untuk apa juga Aezar membelikan semua baju yang harganya fantastis ini untuk dirinya. Siapa sekali Kaluna hingga diperlakukan begitu istimewa oleh Aezar.

Impossible!

Tangan kanan Kaluna terulur untuk mengambil sebuah sleeveless dress berwarna peach yang ada di dalam lemari. Dia juga mengambil pakaian dalam yang entah sial atau beruntungnya sudah tersedia di dalam laci lemari.

Usai mengambil benda penting miliknya, Kaluna kemudian berjalan keluar dari dalam walk in closet menuju kamar mandi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Usai mengambil benda penting miliknya, Kaluna kemudian berjalan keluar dari dalam walk in closet menuju kamar mandi.

🌻🌻🌻

____________________________________

SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER
DON'T FORGET TO VOTE ☆
____________________________________

SEREINWhere stories live. Discover now