Ch : 4

2K 252 22
                                    

Setelah berbagai situasi rumit yang harus di hadapi oleh Iruma, perkara sebuah cincin berisikan makhluk hitam merepotkan saat itu, kini akhirnya hasil urutan peringkat telah di umumkan.

Iruma melihat ke papa peringkat dan mendapati namanya berada pada urutan terbawah, yaitu peringkat ' Aleph ' , peringkat terendah dari 10 peringkat yang terdapat pada sekolah iblis tersebut.

Semenjak dirinya berada di sekolah iblis, baru kali ini Iruma merasa senang dan lega sekaligus, di karenakan peringkat rendahnya adalah hal yang paling tidak akan membuatnya terlihat mencolok di mata murid-murid lainnya.

Iruma mengakhiri hari bahagianya dengan pulang ke rumah, dan menanti tumpukan makanan yang telah menyambutnya di atas meja makan, dengan senyuman yang tidak juga luntur dari wajah Iruma.













































Namaku adalah Suzuki Iruma, suatu hari kedua orang tua bodohku malah menjualku kepada iblis. Seketika aku tiba-tiba saja harus menghadiri sebuah sekolah khusu untuk para iblis.

Bagaimanapun, manusia adalah makhluk yang cukup langka di dunia ini. Jika entah bagaimana diriku tiba-tiba saja di ketahui sebagai manusia, aku bahkan tidak dapat membayangkan siksaan apa yang akan ku hadapi.

Lebih baik jika aku hidup dengan tenang seperti ini, tidak perduli apapun, aku tidak boleh terlalu mencolok.

" IRUMA-SAMA TELAH TIBA, " Teriak opera tepat di depan para murid yang telah berada pada gerbang sekolah.

Opera terlihat telah membentangkan sebuah karpet merah yang seakan di pakai pada sebuah acara besar yang pernah aku lihat di acara sebuah televisi, di saat masih tinggal bersama orang tuaku.

Setelah itu Opera berdiri tepat di hadapan pintu kereta dan mengulurkan tangannya untuk menyambutku, menggenggam tanganku perlahan, menuntun turun dari atas kereta layaknya bangsawan.

Di dalam hati Iruma, dirinya hanya ingin tidak terlalu mencolok dan di perhatikan oleh murid-murid yang lain, tetap saja dirinya merasa takut jika ada yang tau bahwa dirinya itu manusia.




Namun baru beberapa langkah berjalan setelah menuruni kereta, tiba-tiba saja muncul Asmodeus yang langsung menarik tubuh Iruma hingga genggaman tangannya dengan Opera terlepas seketika.

Tubuh Iruma yang kecil seketika mendarat tepat di pelukan Asmodeus, sedangkan Asmo hanya terlihat melemparkan senyum tipis seakan meremehkan ke arah Opera yang terlihat kalah.

Opera yang di kenal selalu memiliki ekspresi jarang terlihat, saat itu malah menunjukkan sedikit ketidak sukaannya akan tingkah Asmodeus yang berani merebut Iruma dari genggaman tangannya.



Namun dirinya tetap terlihat tenang, karena menurut Opera dirinya dapat memonopoli Iruma untuk dirinya sendiri jika sedang berada di rumah, tanpa ada siapapun yang dapat mengusik.






































Beberapa hari berlalu sejak momen di mana adegan karpet merah terjadi, dan juga sebuah kelas sihir yang menyebabkan kehebohan di mana Iruma tanpa sengaja menciptakan sebuah pohon bunga sakura raksasa di sekolah, di akibatkan oleh sihir dari kakek yang berada pada makhluk hitam di cincin Iruma.



Sejak hari itu, Iruma merasa jika dirinya sedang di awasi terus menerus oleh seseorang, hingga dirinya tersadar bahwa yang mengawasi adalah ketua osis di sekolah iblis tersebut.





Azazel Amelie, nama dari seorang iblis yang menduduki status sebagai seorang ketua osis di sekolah tersebut, gadis iblis itu terus-terusan mengikutiku dan membuatku sedikit ketakutan, hanya saja aku bingung harus berbuat apa.






Iruma-KunWhere stories live. Discover now