Ch: 12

807 116 5
                                    

Namaku Suzuki Iruma, berumur 14 tahun, aku adalah seorang manusia. Selama liburan lama yang ku dapatkan setelah menyelesaikan ujian ku kemarin cukup berhasil menguras tenaga.


Terlalu banyak kejadian tidak terduga ya diriku dan teman-teman alami, jika harus di ceritakan secara singkat contohnya kejadian penyerangan monster yang terjadi di Walter Park, sesaat kami sedang berkunjung kesana.


Cukup banyak insiden dan pertarungan yang tentunya harus terjadi, untuk menghindari korban jiwa yang berjatuhan di tempat yang cukup padat dengan pendatang itu.



Meskipun kami semua berhasil menghalau kekacauan yang terjadi, namun itu menjadi sebuah pemicu kekacauan kecil pada keseharian ku, salah satunya adalah jadi banyak perhatian yang harus aku dapatkan karena menjadi berita di manapun sebagai penyelaman di Walter Park.








































Semester baru akan segera di mulai, dan di pagi hari tersebut telah ramai para murid dari kelas lain yang terlihat sedang mengerumuni Iruma, di karenakan mendengar berita tentang aksi pahlawan Iruma di taman bermain.




Setelah berhasil melewati kerumunan, seperti biasa Iruma akan melihat tingkah teman-temannya yang sangat bersemangat sebelum memasuki kelas untuk memulai pelajaran yang akan di berikan oleh guru terbaik kelas khusus.












Callego sensei dengan ekspresi datarnya mulai menjelaskan tentang akan di adakan nya festival yang tentunya akan menjadi salah satu penentu, apakah kelas spesial akan tetap berada di 'Royal One' ataukah mereka harus kembali ke kelas yang seakan tempat terbengkalai sebelumnya.




" Festival panen dan festival music akan mengambil alih untuk semester depan, yang artinya akan banyak acara dan kesempatan untuk kalian dapat meningkatkan rank. "







Callego terlihat berjalan mengelilingi kelas, seraya menjelaskan tentang hal-hal yang akan datang menjelang semester baru, juga memberikan pengumuman paling penting selain festival yang akan terjadi.





" Ada satu pengumuman penting bagi seluruh murid kelas khusus, untuk segera meraih rank 4, daleth sebelum naik ke kelas 2. "




Dirinya kembali ke posisi semula dan berdiri tepat di samping meja, di mana dirinya biasa mengajar, sebelum kembali melanjutkan ucapannya yang sempat terhenti sesaat lalu mulai memasangkan alat speaker untuk mendengarkan pengumuman dari kepala sekolah.


" Jika salah satu dari kalian ada yang gagal, murid tersebut harus segera meninggalkan 'Royal One' saat itu juga. "






Yang mana pengumuman tersebut jelas membuat heboh seisi kelas, karena menurut mereka itu adalah sesuatu yang mustahil, mengingat sebenarnya rank 4 adalah syarat untuk kelulusan.



Di haruskan mencapai ke rank 4 pada tahun pertama berada di sekolah iblis, tentu jelas mustahil di bandingkan dengan lulusan sebelum-sebelumnya, hal ini menjadi syarat pertama dan tentunya menyulitkan untuk di terima.







































" Para guru telah menentukan setelah melihat peristiwa di walter park, kalian di harapkan mampu memperoleh rank 4 di tahun pertama kalian. "







Callego menatap lurus ke arah para murid, dengan suara yang agak berat dirinya kembali melanjutkan kalimatnya,



" Ini akan menjadi pencapaian yang sangat bagus, jika kalian berhasil. "







Apa yang tetlihat di kelas hanyalah para murid yang heboh karena seakan mereka sedang mendapatkan tekanan yang luar biasa atas pengumuman itu, Callego hanya melirik ke arah Iruma yang juga terlihat panik seperti yang lainnya, namun juga terlihat menggemaskan.








Iruma memegang kepalanya sendiri seakan kepalanya mungkin saja akan segera terlepas ataupun meledak karena kenyataan yang dirinya terima, mencapai ranking 4 itu adalah hal yang gila, mengingat rank nya saat ini itu bagaikan sebuah kebetulan semata.








Karena terlalu sibuk dengan pemikirannya sendiri, Iruma tidak sadar jika telah ada beberapa guru dan juga orang penting di kelas tersebut, sebagai perwakilan yang akan menjadi tutor spesial untuk melatih para murid.







Mendapati teman-temannya yang lain telah di bagi bersama dengan tutor mereka, Iruma sempat mengira jika tutornya adalah Callego, dan telah memberikan tatapan tajam, namun ternyata itu salah.

















































































Latihan-latihan kecil telah di mulai sebagai awal dari hari pertama, Iruma yang menjalani latihannya masih dapat tersenyum manis, karena tutornya saat ini terlihat baik dan sangat lembut.








Tidak bertahan lama, itu semua hanyalah hal manis yang tercipta di awal pemikiran saja, karena seseorang yang saat ini akan melatih Iruma secara pribadi ternyata bukanlah guru baru dengan sosok hijau tersebut.








Selama masa latihan Iruma terus mendapatkan tekanan dari sang tutor, juga berulang kali harus mencoba fokus untuk membuat sebuah panah yang cocok, iya panah.




Panah yang akan menjadi senjata utama Iruma untuk dapat lulus dari ujian kali ini dan agar dapat meningkatkan ranking nya menjadi dalet, seluruh tenaga dan fokus Iruma tuangkan ke dalam latihannya.






























































Berminggu-minggu pelatihan yang serasa seperti neraka harus di rasakan oleh seluruh murid kelas spesial, hingga hari yang di tunggu-tunggu pun akhirnya telah tiba, yaitu festival panen.










Terdengar sangat simple bukan.? Festival panen di telinga orang awam pasti akan berfikir, mungkin mereka semua berkebun dan memanen tanaman, namun jangan lupakan bahwa saat ini Iruma hidup di dunia iblis.






Meski sebenarnya tema berburu mereka setelah ini tetaplah memanen sebuah tanaman, namun tanaman yang berada di hutan monster yang sangat berbahaya dan juga cukup mematikan jika dirimu tidak waspada terhadap sekitar.









Banyak kejadian yang merepotkan juga menegangkan terjadi di festival tersebut, hingga akhirnya kelas spesial mendapatkan hasil yang membuat mereka semua merasa senang, kemenangan yang sejak awal telah mereka kejar meski sejujurnya tidak semua murid dari kelas tersebut yang mendapatkan akhir bahagia, namun mereka cukup menikmati festival tersebut.










Festival berakhir dengan terjadinya perjamuan besar dan banyaknya makanan yang tersedia, sedangkan Iruma hanya beristirahat dan duduk santai di singgana miliknya, singgasana bagi raja kecil, julukan untuk pemenang dari festival tersebut.







Banyaknya waktu yang di habiskan untuk festival juga waktu lainnya ketika menghadiri perjamuan, membuat tubuh Iruma mulai terasa di titik lemahnya, dirinya terlihat berpamitan kepada Asmodeus dan juga Clara.









Hingga perlahan sebulan lengan telah melingkar apik di pinggang ramping si manis, dan bisikan lembut menggoda pendengarannya,



" Selamat datang di rumah, Iruma-sama. "




Ucap Opera yang masih memeluk tubuh mungil tersebut, sebelum mengajaknya untuk menuju ke kamar milik Iruma. Iruma hanya mengikuti dan tersenyum, karena keadaan di mana Opera mulai terlalu menempel seperti ini cukup membuat dirinya mulai terbiasa dan tidak protes seperti di awal.










Iruma-KunDonde viven las historias. Descúbrelo ahora